Postingan

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

Gambar
PERLU GAK HARI AYAH? Jujur, saya gak inget kalo 12 November adalah Hari Ayah. Apalagi saya sering nulis, yang utama dan yang pantas dipropagandakan itu adalah Hari Ibu. Salahsatu alasan utamanya adalah, "Telah aku suburkan rahim wanita" dan kalimat sejenis. Artinya, manusia itu lahir dan dilahirkan. Artinya apa? Setiap anak manusia itu harus saling mencintai antar pria-wanita, sampai akhirnya mereka menikah dan beranak cucu, hingga berstatus ayah dan ibu. Sentrumnya adalah, IBU. Kalimatnya adalah, IBU. Kodenya adalah, IBU. Yang tidak saling mencintai antara pria dan wanita, serta tidak berhasrat, dan tidak mendukung pernikahan, ia dipertanyakan oleh SENTRUM IBU, CINTA IBU, RUMAH IBU, RAHIM IBU. Lalu di mana posisi ayah? Ayahlah yang pertama mengatakan ini dan yang mengakhirinya dengan kalimat, AMIN.  Pertanyaannya, jika engkau yakin hanya sanggup hidup di dalam rahim ibu, bagaimana engkau melestarikan rahim wanita, rahim ibu?  Sayangnya, sudah lama saya merasa, pada suatu ket

Pernah Sedih (Cerpen Move On AFF) cerpen Gilang Teguh Pambudi

Gambar
PERNAH SEDIH Cerpen: Gilang Teguh Pambudi Bayangkan. Pohon mana yang tidak lekas mati, dalam derita hatinya ia menghentikan kerja daun dan akar? Meminta Allah untuk memaklumi. Setiap hari mencacimaki batang dan ranting sendiri. Memohon malaikat mencatat proses hidup yang tragis. Menyalahkan pemilik kebun, bahkan pejalan kaki yang telah berdosa menghianatinya. Memanggil nama-nama orang suci sebagai deretan para saksi yang harus mendakwahkan hati tersakiti oleh orang-orang salah. Besi mana tidaak lekas keropos kalau cat anti karatnya ia kelupasi sebagai tanda kecewa yang mendalam kepada penghuni perumahan, bahkan kepada Negara? Ia seperti meneriakkan kebenaran yang tidak juga didengar, sambil mempercepat karat dan keroposnya. Untunng Allah berkalimat, itu dosa. Itu siksa. Sehingga pohon-pohon terus tumbuh memenuhi takdir panggilannya. Besi-besi menulis hukum yang kuat di buku-buku. Tentu, barang siapa gagal memahami ini, ia tidak ngaji pohon dan besi. Tidak ngaji ruh dan badan. Dia perna

JANTAN GEMULAI (penerbit kertasentuh) cerpen Gilang Teguh Pambudi

Gambar
JANTAN GEMULAI Cerpen : Gilang Teguh Pambudi  Laki-laki itu menatap unggun perapian di belakang rumah. Pagi yang cerah. Dia sudah mengumpulkan sampah daun dan plastik di sekeliljng rumah, lalu membakarnya. Sampai akhirnya seorang anak muda yang sudah sangat dia kenal memghampirinya. "Jangan bakar diri, Pak" sapa pemuda itu bercanda. Lalu membantu memasukkan beberapa ranting kering ke dalam perapian. "Gak kuliah kamu?" Tanya laki-laki tua itu. "Libur, Pak. Eh saya sudah lama gak dengar cerita dari bapak. Karena itu saya milih liburan di sini. Kira-kira ada cerita seru apa yang wajib saya dengar? Yang penting jangan cerita Si Kancil, soalnya Si Kancil dari dulu sudah ditangkap Pak Tani. Entah kapan dilepas".  Lelaki tua yang selalu memakai ikat kepala itu dulunya adalah seorang pembina di padepokan seni, khususnya di sanggar gambar anak-anak, selain kesibukan hariannya berdagang. Itu sebabnya ia selalu punya banyak cerita tentang apa saja. Baik yang berdasar

DARI BUKU ANTOLOGI PUISI TULIS TANGAN SATRIO PININGIT

Biodata Penyair Nasional pengisi Antologi Tulisan Tangan Penyair : 1. Andrie Bucek,  seorang penyair menyembunyikan diri, diketahui berasal dari Lombok Nusa Tenggara barat. 2. Winar Ramelan lahir 5 Juni di Malang, sekarang tinggal di Denpasar Bali. Narasi Sepasang Kaos Kaki (2016) adalah judul buku kumpulan puisi pertamanya. Pada bulan November 2015, Winar bergabung dengan grup Dapur Sastra Jakarta (DSJ), dan sejak itu karya-karya Winar pun mulai muncul di grup DSJ di media sosial Facebook. Sebelumnya Winar sudah terlebih dahulu aktif di grup Kumandang Sastra Semarang (KuSaS) dan beberapa kali puisinya dibacakan oleh Didiek Soepardi (pengasuh KuSaS) di RRI Semarang dalam acara Kumandang Sastra. Beberapa karya puisinya pernah dimuat di harian Denpasar post dan Bali Post,  konfrontasi.com , Sayap Kata, Dinding Aksara dan Detakpekanbaru.com. Saat ini menjadi penulis tetap pada majalah Wartam, sebuah majalah dengan konsep Hindu dan budaya Bali 3. Rg Bagus Warsono,  penyair kelahiran Tegal

FOTO BUNGA Gilang Teguh Pambudi

Gambar

DINDING PUISI 278

Gambar
DUNDING PUISI 278 Kapan literasi sastra dianggap gagal? Tentu karena sastra berkaitan dengan menghasilkan karya sastra, baik lisan maupun tulian serta adanya masyarakat yang memahami maksud karya sastra melalui mendengar atau membaca, maka hal pertama yang selalu akan kita ukur adalah sukses adanya sastrawan dan masyarakat pencinta sastra. Tentu disertai prinsip-prinsip semakin berkualitas para sastrawan dan semakin cerdas masyarakat sastranya, termasuk cerdas karena berkesadaran tinggi atas karya-karya sastra, maka semakin sukseslah lierasi sastra di negri itu.  Jika sebaliknya dari itu kita akan melihat titik atau wilayah kegagalan. Misalnya jika ditemui sedikit sastrawan di situ atau tidak berkualitas sastrawan dan karyanya. Selain itu ditemui masyarakat yang tidak melek sastra, bahkan yang suka baca karya pun tidak terlalu memahami fungsi sastra. Tentu ini menunjukkan jauh dari minat baca sastra yang tinggi. Apakah dengan banyaknya jumlah penulis dan banyaknya karya sastra yang lah

DINDING PUISI 277

Gambar
DINDING PUISI 277 Siap. Om, Mas, Mbak, Jeng, dan seterusnya. Deklamator adalah juga orang yang piawai mendeklamasikan pesan. Atau mendeklamasikan maksud-maksud di dalam pidato, baik spontan-lisan maupun membaca naskah, secara optimal. Artinya, deklamasi adalah totalitas ekspresi ketika menyampaikan kata dan kalimat baik dalam pembacaan puisi maupun pidato.  Coba kita urut. Pertama, baca puisi untuk diri sendiri sekedar memahami isi. Kedua, baca puisi untuk orang lain (penonton atau pendengar #radio-kaset-cd) untuk mengajak memahami isi. Ketiga, baca puisi untuk pihak lain di atas panggung untuk mengajak memahami isi puisi. Keempat, di atas panggung membaca puisi dengan ekspresif, menghalalkan gerak besar seperti mengangkat tangan tinggi-tinggi, lalu dari berdiri ke jongkok atau sebaliknya dari duduk ke berdiri, gerak berjalan ke sisi lain panggung,, dll. Kelima, baca puisi seperti poin keempat tetapi pada posisi dan gerak tertentu bisa terjadi lepas naskah. Keenam, masih menggunakan ca