DINDING PUISI 261
DINDING PUISI 261
Saya telah memberikan ucapan terimakasih kepada Forum Penulis Labuhanbatu yang telah menggelar program #30HariMenulisTentangKopi. Mulai dari 1 Oktober, sebagai hari kopi sedunia hingga 30 Oktober, atau mulai 2 Oktober hingga 31 Oktober 2020. Bahkan di media sosial saya juga harus berucap terimakasih kepada Redaksi Apajake yang pertama kali mengabari saya untuk ikut momen yang saya sukai ini. Tak lupa ucapan terimakasih tak terhingga untuk para pembaca puisi-puisi kopi saya, berikut puisi karya teman-teman yang lain.
Hasilnya 30 puisi tema kopi saya tulis dalam 30 hari, yang merupakan sebagian saja dari puisi tema kopi yang telah saya buat untuk suatu rencana penerbitan buku. Maklum, saya memang lahir di perkebunan kopi dan selama siaran #radio sponsornya kopi. Serta pernah punya pengalaman buka warung kopi. Sementara satu puisi dari sekumpulan puisi tema kopi ini sudah lebih dulu dimuat dalam buku antologi puisi ZIRA (Planetarium Cinta), penerbit J-Maestro Bandung (2019) berikut ini:
KOPI HITAM KALIJODO
bukan sembarang kopi hitam
aku menikmatinya
seperti di antara Sunan Kali Jaga
dan Raden Kian Santang
rasanya pas!
mantap!
di depanku ratusan anak-anak
dengan berbagai permainannya
ibu-ibu sibuk mengatur diri
bapak-bapak pasang aksi
lalu ada skateboard lompat ke langit
wow!
subhanallah,
untung tadi pagi kubilang,
"Bu, kita ke Kalijodo
katanya Gubernur Ahok bikin cerita
tempat mesum itu sudah diubah
jadi tempat ngumpul keluarga"
ah, rasanya ini kopi paling istimewa
yang kupesan kepada Allah
lalu dihantarkan Malaikat
Kemayoran, 2019
______
Beberapa puisi saya akhirnya dinyatakan sebagai puisi terpilih harian dan dipublikasikan di Jurnal FPL. Berkut ini adalah lima puisi saya yang telah dimuat dalam Jurnal FPL. Semoga bisa dibaca dan dinikmati kopinya:
1
Hari ke 10:
SEBUAH SAJAK MENULIS HUJAN TANGGAL SEKIAN
menggigil seharian
tubuhku randu rindu
semua kenyataan serba pesan
atau pesan-pesan melahirkan peristiwanya
perasaanku membubung langit
memesan hangat kopi
mencucrup bijak
Januari tak perlu mengutuki waktu
sebuah sajak telah menulis hujan
tanggal sekian
kopiku memesan lagu
berharap membagi rindu
Kemayoran, 2020
______
2
Hari Ke 21:
MINUM KOPI BERSAMA
sudah dari dulu
kemesuman mengkhianati kopi
bersekongkol di ujung tipu-tipu
berakhir menggasak teman seiring
warung dan bulan dibakar
sudah dari dulu
kopi beranda memanggil azan
kesendirian yang berjamaah
teman mengingat teman
kekasih rindu kekasih
kemanusiaan adalah kebersamaan
ngopi bersama judulnya
lagu masa depan yang kita putar
karena jelas kata-katanya
jelas pula tanda cintanya
Kemayoran, 2020
_____
3
Hari Ke 25:
MENDORONG KOPI
ini kemerdekaan harian kita
gerobak kopi kudorong
sepanjang sejarah selera
mangkal di lidah rakyat
lidah presiden
lidah mentri
lidah pimpinan lembaga-lembaga
lidah para direktur dan manajer
lidah manusia dalam segala profesi
sampai lidah petani dan kaum pendaki
semua dalam toples dan gantungan kopi
kalau sudah begini
semoga tak ada yang pasang rintangan selera
tak ada yang menggunting lidah pencecap
ini juga tentang cerita besar
rakyat yang berkelakar
menanam kopi di seluruh pulau
membangun pabrik-pabrik
dan melenggokkan pinggul penari kopi
sepanjang panggung arak-arakan budaya
biar, biar kuangkut semua dalam gerobak
aku selalu muda
untuk mendorong keliling bulat dunia
dalam rasa merdeka dan bahagia
Kemayoran, 2020
______
4
Hari Ke 28:
HARI NGOPI SEDUNIA
Jakarta tinggi
naik ke lantai tujuh
ngopi di atas punggung burung
yang terbang jauh di bawah sana
menikmati sedap hangat
mantap bersemangat
saat seluruh firman jauh lebih tinggi
dari pohon-pohon pinang itu
ini hari kerja
tubuh pagi tubuh siang
seperti layar komputer unjuk potensi
sekaligus kegelisahannya
Jakarta tinggi
merayakan hari ngopi sedunia
setiap hari
Kemayoran, 28 Oktober 2020
______
5
Hari Ke 30:
KOPI UNGGUN
ini benar kopi api
pada unggun tengah kemah
seperti juga pernyataan obor tinggi
nyala menjulang di antara ribuan atlet
dan ratusan juta mata penonton
di dalam cangkir
kopi api tidak liar
tak ada gejolak gila kesasar-sasar
segalanya mendalam
kita sruput berkali-kali
jiwa nyala berkali-kali
ketika malam melarut dini hari
api membubung doa tinggi
kopi tak pernah habis
inspirasi pagi dan matahari
Kemayoran, 2020
______
Demikianlah 5 puisi saya yang telah dipublikasikan dalam Jurnal FPL. Dari puisi-puisi itu ada satu hal menarik dalam sejarah perpuisian, sejarah tantangan menulis puisi setiap hari dalam rentang waktu tertentu. Yaitu ketika program #30HariMenulisTentangKopi memasuki 10 hari terakhir, 21 hingga 30 Oktober atau 22 hingga 31 Oktober dilakukan konversi puisi kopi. Masih tema kopi tapi dengan tag #10HariMenulisTentangPemuda atau #PuisiSumpahPemuda. Seru juga ya? Semoga jadi pengalaman bersama. Subhanallah.
Kemayoran, 01 11 2020
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar