ANTOLOGI PUISI SUARA HATI - cannadrama

KEMBANG MAYANG DI HALAMAN DEPAN 

Alangkah indahnya, andai keindahan itu tetap menyemai kebaikan, karena
keindahan itu hal baik, maka biarkan kebaikan tetap terasa indah dan
indah itu berguna karena banyak menebar keutamaan  

Banyak kata kata
deras lepas di lidah setiap hari, karena begitu derasnnya mengalir,
hingga kita tak lagi dapat menghitung dan mengingatnya tetapi kata
kata yang meluncur lewat sastra berupa syair, prosa dan sajak, akan
tersimpan dalam benak dan angan, seperti kita bercermin pada kaca
Pada saat bercermin itulah, segala nampak dan terasa, kisah masa dulu,
cerita masa sekarang dan mimpi masa mendatang 

Kumpulan Sajak Wisata Sastra  ini, sebagai buah dari kuncup
bunga yang tumbuh dipojok Taman Wisata Sastra Situ Buled, mekar dan
merekah sebagai Suara Hati, sungguh merupakan kumpulan sajak
yang patut menghiasai rak dan ruang dalam pikiran kita, menjadi teman
dalam perjalanan serta menjadi sahabat dalam kegundahan

Wisata Sastra Situ Buled, akhirnya dapat merengkuh dan memeluk semua
karya-karya sajak terbaik remaja Purwakarta, tentu dengan kembang
harap dan embun angan, menjadi taman bacaan jiwa yang singgah di hati 

Suara Hati, adalah nyanyian Purwakarta, adalah bisik putih
sentuh hati, kiranya mampu bersemi memenuhi sudut-sudut kota
Purwakarta, yang dilihat setiap pagi kala kita terjaga, yang dihisap
aroma wanginya setiap senja, yang dijadikan teman bermain persinggahan
rasa 

Suara Hati ini, kiranya mampu  menjadi arti yang kami beri untuk Purwakarta, kota tercinta.

Tolib Mubarok
------

PENGANTAR 

Assalamu’alaikum, Wrwb.

Allhamdullilah, menyambut baik dengan gembira, terbitnya Buku Antalog
Sajak Remaja Purwakarta Jilid 3 yang berjudul “Puisi Suara Hati”,  ini
bukti nyata, bahwa kesusastraan masih sangat diperhatikan dan digemari
oleh generasi muda.

Penerbitan “Suara Hati”, Buku Antalogi Sajak yang diprakarsai Yayasan Cannadrama, sebuah lembaga informal yang
tetap eksis konsen pada bidang sastra, adalah sebuah langkah besar
yang patut mendapat apresiasi, memang, geliat kesusatraan di
Purwakarta mengalami pasang surut, suatu proses yang harus ditempuh
dalam menapaki perjalanan menuju pintu kemenangan, walau sempat
mengalami masa stagnan, kini munculnya komunitas komunitas sastra
terutama di kalangan pelajar, akan menambah kaya khasanah nuansa budaya
tanah air khususnya di Kabupaten Purwakarta.

Puisi memang sangat erat melekat di hati setiap orang, karena  pada
dasarnya setiap orang adalah 'penyair' yang menuangkan ide dan gagasan
pemikiran kedalam sebuah puisi, Mengapa puisi banyak
dipilih orang sebagai media ekplorasi ekpresi diri, karena membuat
puisi bebas tergolong 'mudah dan murah' , tidak seperti karya karya
sastra lainnya, seperti prosa, cerpen, novel, syair lagu, dongeng dll.

Patut disyukuri, di Purwakarta telah hadir Wisata Sastra Situ Buled,
tempat kreativitas dan aktivitas para penyair muda, Komunitas Baca
Sajak Purwakarta, Teater Laku Lakon, Rumah Seni, Sanggar Sastra
Purwakarta, Komunitas Akting Remaja Purwakarta, Sanggar Gambar Anak Berwarna, dll adalah merupakan kuncup cikal bakal yang akan mekar
merekah menjadi bunga yang beraneka warna dan menebar aneka harum
aromanya, menyemai di Purwakarta.

Selamat dan sukses atas terbitnya "Suara Hati”, Buku Antologi Puisi Wisata Sastra.  Terus berkarya, gulirkan setiap
butir makna melalui pergerakan pena menjadi karya, maka karya akan
membawa guna dan manfaat.

“Yakinkan“
setiap doa adalah pintu gerbang
setiap kata dalam doa adalah jembatan
setiap untai kalimat dalam doa adalah hamparan samudra
maka,
semakin banyak berdoa
semakin besar pintu gerbang terbuka untuk dimasuki
semakin kokoh jembatan untuk dilalui
semakin terbentang luas untuk disebrangi
puisi,
adalah kuncup bunga dijiwa
yang akan menjadi putik suara hati
kemudian bermekaran menjadi bunga prilaku
bunga itu akan menjadi buah ibadah
buah akan memberi banyak guna dan manfaat sebagai amal kebajikan

Wassalamu’alaikum, Wrwb.

K.H. Nanang Tadjudin Noor, SH.
Cendikiawan Purwakarta pemerhati sastra

-----

PENGANTAR 

Assalamu’alaikum, Wrwb.

Dengan rasa bangga dan apresiasi yang sebesar besarnya, atas
pemikiran, usaha, jerih payah ( dalam suka duka ), kepada kawan kawan
kumpulan seniman yang tergabung dalam Cannadrama, Wisata Sastra Situ
Buled, Komunitas Baca Sajak Purwakarta yang dimotori oleh Ali Novel
dkk, yang telah bertungkus lumus  mengumpulkan puisi karya seni dari
setiap lapisan masyarakat Purwakarta mulai dari pelajar, mahasiswa,
seniman, tokoh masyarakat sehingga buku ini dapat diterbitkan.

Apresiasi juga dihaturkan kepada segenap inisiator, illustrator,
puisitator, penyair, pujangga, seniman dan lain lain, yang telah
melibatkan sumbangsihnya dalam rangka penerbitan karya seni ini,
hingga terealisasi menjadi bahan bacaan dimanapun berada.

Buku rangkuman (antalog) Puisi Suara Hati ini merupakan karya seni
anak Purwakarta yang semestinya terus dikembangkan untuk menggali
potrensi seni sastra yang akan mengisi sejarah, hasrat, keinginan dan
aspirasi masyarakat Purwakarta, untuk pembangunan Purwakarata tercinta
dari masa ke masa.

Akhirnya, dengan “menyimpuhkan sepuluh jari”,  saya sampaikan
apresiasi yang setinggi tingginya kepada seluruh pribadi dan komponen
yang terlibat menyukseskan karya seni sastra ini.

Salam sukses selalu,
cinta damai,

wassalamu’alaikum, Wrwb.

Drs. M. Alwi Dhani
Anggota DPRD Purwakarta

----------

JENDELA REMAJA 
Puisi Suara Hati Remaja SLTP

1       Nurulita Canna Pambudi
(SMPN 4 Purwakarta)    
     Cadas Di Atas Kepala
     Salehah

2       Ziah Fauziah
(SMPN 6 Purwakarta)    
     Keadilan Telah Mati
     Catatan Anak Bangsa

3       M. Jamil Inayatullah
(SMPN 6 Purwakarta)    
      Asa

4       Fani Sukma Pratiwi
(SMPN 7 Purwakarta)    
     Merapiku
     Ibu

5       Dewi Aprilianti
(SMPN 7 Purwakarta)    
     Musibah Melandaku

6       Elma Nur Suryani
(SMPN 7 Purwakarta)    
     Ayah
     Terimakasih Ibu

7       Elsa Pratiwi
(SMPN 7 Purwakarta)    
     Kepada Bapak Tercinta

8       Sukma
(SMPN 7 Purwakarta)    
     Bimbang

9       Sinta Gisti
(SMPN Al Muhajirin)    
     Bunda

10      Aditya Indra Permana
(MTs Al Muhajirin)     
     Menuju

11      Maulana Khaidir
(MTs Al Muhajirin)     
     12 ( dua belas )

12      Rifa Nurfarida Salmah
(SMP Al Muhajirin)     
     Segenap Langkah

13      Venny Sri
(SMPN Al Muhajirin)    
     Bocah Matahari

14      Nurliana Fitri
(SMPN 7 Purwakarta)    
     Guru

15      Desi Cahyani
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)     
     Harapan

16      Devita Anggraeni
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)           
     Galau

17      Windari Umbara
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)      
     Kerinduan Hati

18      Widiastuti
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)     
     Terimakasih Guruku
-----

Nurulita Canna Pambudi
SMPN 4 Purwakarta

Cadas Di Atas Kepala

pohon kering di atas batu
batu cadas di atas kepala
angin berselingkuh dengan syetan
menikam jantungku dengan tulah kualat
kemarau membakar api
api menyala nyala diruang kepala
air mengalir racun
bergerak lambat kotor dan bau
kemanakah imanku?       kucari-cari!
kemanakah taqwaku?  kemari kemari!
darahku rindu warna merah
urat nadiku membutuhkan nyawa putih
semangat membutuhkan sorga,
-----

Salehah

bunga yang tumbuh indah
mekar sepanjang jalan, menjulang ke langit Allah
tumbuh dari tetes doa si anak kecil
yang masih suka menangis
si anak yang masih bermain kemarin itu
kini memasuki taman baru
masih tumbuh dan mekar ia, sepanjang jalan juga
walau mulai sedikit lupa pada permainannya dulu
sekarang dia bisa bangga
pada dirinya, salehah
karena tiba tiba
sudah dewasa ia pada waktunya

Desember 2011
-----

Ziah Fauziah
SMPN 6 Purwakarta

Keadilan Telah Mati

kepingan bulu bulu, ah, tidak!
sepertinya itu kepingan sayap? 
sayap apa? mungkin sayap merpati!
hemmm
jadi masksudmu ini serpihan sayap burung merpati? 
iya!
tetapi banyak sekali bulu bulu ini, sangat banyak!
kira kira dari berapa ribu merpati? 
aku tak tahu!
hey .. hey…lihat… lihat!
apa?
coba kalian lihat ke atas sana!
bulu bulu itu berasal darinya! 
iya!
kasihan, malaikat keadilan telah mati terbunuh
mari, kita turunkan jasadnya

Januari 2012

------

Catatan Anak Bangsa

ketika ku terlahir kedunia ini
memulai membuka dua kelopak mata
melihat warna warni indahnya dunia
mengawali hidup dengan langkah kaki pasti
ketika ku beranjak dewasa
bangsa ini masih hidup dalam kebodohan
ketika Belanda menjajah negriku
aku menyaksikan para pahlawan mati
tergeletak ditanah berlumuran darah
mereka hanya berbahan bambu rucing
harus melawasn granat Belanda
mereka berjuang
dibatas titik darah penghabisan

Januari 2012
-----

M. Jamil Inayatullah
SMPN 6 Purwakarta

Asa 

tetesan air mata derita
kucuran darah suci para syuhada
tumpukan tulang tulang anak bangsa
dalam membela bumi persada
dari penjajah nista
tak terhitung harta benda dibuang
tak ternilai jiwa melayang
raga terkapar mengerang
nyawa merenggang
gugur dimedan perang
wahai para kusuma bangsa
sungguh perjuanganmu tak sia sia
menghantarkan negri tercinta
17 Agustus 45 bukti nyata
Indonesia merdeka
bendera sang saka berkibar diangkasa
luapkan kegembiraan di mana mana
gegap gempita se antero nusantara
menerikan satu kata
merdeka…merdeka…merdeka…!
mata memancarkan cahaya keyakinan
kan datang kebebasan dan kebahagiaan
terlepas dari antek penjajahan
yang menancapkan penderitaan dan kesengsaraan
namun, itu hanyalah fatamorgana
rakyat jelata masih sangat sengsara
hidup terbelenggu derita
tak mampu meraih asa
ulah para pejabat durja
tatapan hampa memandang kedepan
tanpa arah dan tujuan
menunggu berubah haluan
ditengah laut harapan penuh penantian
-----

Fani Sukma Pratiwi
SMPN 7 Purwakarta

Merapiku

dipagi yang cerah nampak indah
berselimut kabut tipis dilaharnya
tegak berdiri sepanjang hari
penghias manis bumi pertiwi
dikala kau mencium suasana basi
kau mengamuk bagai banteng terluka
kau acak acak sekitar tanah berpijak
luluh lantah diterjang kedasyatanmu

jerit tangis memekik di mana mana
terlentang lunglai  di bawah payung darurat
pasrah tak berdaya mengharap uluran hati
derita insan yang tinggal disekitar bahumu
senyum indah kini mulai merekah
sinar pagi mulai memberi harapan
walau sisa sisa pedih sesekali menerpa
keindahan dan kemarahanmu masa depan kami semua

------

Ibu 

ibu…..
kau adalah wanita yang telah melahirkanku
merawatku, membesarkanku, mendidik-ku
diriku kini telah dewasa
ibu
kau adalah wanita penuh siaga
tatkala aku dalam buaian
tatkala kakiku belum kuat berdiri
tatkala perutku terasa lapar dan haus
tatkala ku terbangun diwaktu pagi, siang dan malam
ibu
aku yang selalu merepotkanmu
aku yang selalu menyita perhatianmu
aku yang telah menghabiskan air susumu
aku yang selalu menyusahkanmu hingga muncul tangismu
ibu
hanya doa yang bisa kupersembahkan untukmu
hanya tangisku sebagai saksi
atas cintaku padamu
-----

Dewi Aprilianti
SMPN 7 Purwakarta

Musibah Melandaku

lewat suara gemuruh diiringi debu bangunan yang runtuh
tempatku nan asri terlindas habis
rumah dan harta benda raib lalu nyawa manusia lenyap
kau lalap habis, aku kehilangan segalanya
mata manusia sedunia terperangah
menatap dan heran, kejadian begitu cepat,  dahsyat
bantuan dan pertolongan mengalir
hati manusia punya nurani
Tuhan, mengapa semua ini terjadi…?
mungkin kami telah banyak mengingkariMU
mungkin kami terlalu bangga dengan salah dan dosa
ya, Tuhan,
ampunilah kami dalam segalanya.
------

Elma Nur Suryani
SMPN 7 Purwakarta

Ayah

ayah
pekerjaanmu sungguh mulia
dan kau begitu rela bekerja keras
demi memenuhi kebutuhan
hidup keluargamu
yakinlah ayah
jasamu akan selalu dihargai
-----

Terima Kasih Ibu

menghiasi dunia ini
dengan kasih sayangmu
membekali hidup ini
dengan doa mu
kau bagikan embun dipagi hari
indah menyejukan hatiku
ibu
tak pernah kau lelah dalam membimbingku
engkau bagaikan pelita hidupku
dan aku berharap
akan menjadi anak berguna
bagi ibu, nusa,bangsa
terimakasih,  ibuku
-----

Elsa Pratiwi
SMPN 7 Purwakarta

Kepada Bapak Tercinta

bapak, kau selalu
menghibur dan menghargaiku
aku sangat sayang bapak-ku
pada saat kakak sakit
kau pergi meninggalkanku, aku sangat rindu
pada bapak tercinta, betapa merindu hati ini
pada bapak tercinta, aku selalu mengingatmu
disekolah maupun dirumah
pada suatu saat
kakak akan sembuh
ibu, bapak dan kakak
kita berkumpul kembali, dalam satu keluarga bahagia
-----

Sukma
SMPN 7 Purwakarta

Bimbang

perasaan ini tak menentu
kadang datang kadang juga pergi
sudah kulupakan semua
tetapi, entahlah,
dari mana datangnya lagi
dia selalu mengikat jiwa
didalam kebimbangan yang mendalam
aku semakin sulit menentukan
apa yang harus dilakukan
tuk menentukan arti rasa
dihatiku, tolong aku…
-----

Sinta Gisti
SMP Al Muhajirin

Bunda

mencari jejak di atas besitan rotan
terayun dalam dua dunia
menghantarkan isi rahim ketepian bumi
lalu-lalang tak jadikan rona itu pucat pasi
dengan segenap angan dan segenap cinta
dia!
hantarkan aku ke bibir bumi
-----

Aditya Indra Permana
MTs Al Muhajirin

Menuju

mata terguyur kaku
menghujani tangisan maut
dari waktu, terdiam
menyaksikan, air mata menusuki maut
kertas tua mendekati mati
budak Tuhan menggali usia, buta
hingga sadar pun temaram dari tanah
melahirkan takdir, gugur dari langit
tapi Tuhan
duduk termanggu
mematai angka hidup untuk kembali
dari angka yang sempat hilang
untuk kembali

24 Desember 2011
-----

Maulanan  Khaidir
MTs Al Muhajirin

12

batu, tanah, air, cahaya
bersio naga
bumi berkumis panjang
bujal telah berdarah
UUD  bebas siksa
untung uang ada
kepalang basah bulan tenggelam
-----

Rifa Nurfarida Salmah
SMP Al Muhajirin

Segenap Langkah

kembang abu terbang di atas hujan
jendela bulat menyusun niat
memantulkan cahaya gemilang
warna jingga terbuai mimpi
kayu rompah rapuh berjuta
tempurung cinta meledak makna
alur positif sontak berlari
kaki terangkat diparas tanah
kanan malang hingga gembira
hentakan kaki melangkah paksa
aku tak kuasa
hembus napas ayun berjuta
memancar fakta mengalir tetap
------

Venny Sri
SMP Al Muhajirin

Bocah Matahari

bocah bocah telah menjadi lentera kata
terhampar pada sudut jalan trotoar
matahari tak redup dibawahnya
bocah itu hampir tertatih tatih lelah
menuangkan secangkir napas
siang, bau badan menyengat
dipelupuk kelopak angan
keringatnya membanjiri tol raya
matanya menyala
menerangi sehimpit kota
bocah matahari
mimpinya membara
jadi secawan doa
------

Nurliana Fitri
SMPN 7 Purwakarta

Guru 

guru
engkau selalu membimbing
hingga aku menjadi
pintar membaca
pintar menulis
pintar berkata kata
guru
ku ingin sepertimu
andai tidak ada guru
bagaimana
ku bisa belajar di sekolah
oh.. guru
terimakasih
engkau selalu membimbing
mengajari
aku
menjadi pintar dan bermoral
------

Desi Cahyani
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)

Harapan

adakah harapan merapat menghampiriku
adakah harapan berlanbuh dalam dadaku
andaikan angin harapan kau tiupkan padaku
kan ku bentangkan layar dan ku arungi samudra
walau sebatas impian fatamorgana ku dapat
tak kan terhenti
kan ku kayuh lagi
sekuat tenaga dan sekuat hati
sampai tiba waktunya
sampai harapan yang lama terkibar
kan ku genggam dan ku peluk erat
------

Devita Anggraeni
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)

Galau

ada air yang mengalir dari mata
merah darah yang tertumpah
pahit dari getir yang terhimpit
luka dari duka yang menggangga
bisik yang menghasut dari mulut
bergerak dibalik tirai  yang terkoyak
bersembunyi menikmati lidah api
berteriak menggemakan gejiolak
terus berlari diburu sangsi
tertawa di medan prahara
dan menangis ditengah gerimis
hari membantai hari
bulan menikam bulan
sedangkan tahun memangsa tahun
ternyata masih banyak umat
yang bersujud khidmat
merindukan kedamaian yang abadi
------

Windari Umbara
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)

Kerinduan Hati

lelah diriku menelusuri jalan tak pasti
dalam kesunyian kelu
aku merasakan gelombang rindu
akan kehadiran seorang ayah
rasa kerinduan
akan sesosok dunia
yang kunanti
kapankah rindu ini akan terobati?
ayah
kapan kau kan datang
menyembuhkan rasa rinduku
tak kunjung kian pasti
datangnya dirimu dihadapanku
------

Widiastuti
(MTs Al Huda 1 Jatiluhur)

Terimakasih Guruku

dunia ilmu yang dulu kosong
mungkin hanya ada warna hampa gelap
aku tak bisa apa apa
dan aku tak bisa kemana mana
tetapi, kini dunia penuh warna
tertera goresan garis warna harapan
juga kata kata
yang dulu hanya mimpi
kini mulai terlihat
kini mulai terasa
karena bukan lagi mimpi

itu semua karena kau yang mengajarkan
tentang mana warna masa depan yang indah
tentang jalan harapan yang harus di ikuti
juga arti pendidikan yang sesungguhnya
terimakasih guruku
ku menyayangimu dari lubuk hatiku
kau pernah marah
kau pernah kesal
kau pernah menangis
kau selalu sabar dalam kelalain muridmu
tetapi, kau marah, kau kesal, kau menangis
karena kau menyayangi muridmu
terimakasih guruku
atas ilmu yang kau berikan
ilmu yang berguna bagi masa depanku
terimakasih guruku
dari dasar hati dan sayangku

----------
----------

JENDELA REMAJA 
Puisi Suara Hati Remaja SLTA

1       Eva Fauziah Latifah
(MA YPMI Wanayasa)     
     Lagu Duka

2       Novan Yoga Hermando M
(SMA Pasundan Purwakarta)      
    Air Mata di ujung Mata Air
    Pemandangan Air Mata

3       Siti Fauzia Pratiwi
(SMAN 2 Purwakarta)    
       Jawaban Alam
       Tak heran Sampah

4       M. Putra Nugraha
(SMAN 1 Purwakarta)    
     Gunung Merapi

5       Siti Rahma N
(SMK Purnawarman Pwk)  
     Kakek Renta Dan Kata Merdeka

6       Sri Reni Anggraeni
(SMAN 3 urwakarta)     
     Tuhan Tak Pernah Bohong

7       Iin Irmalasari
(SMAN Jatiluhur)       
     Seru Anakmu
     Ia Tak Selalu Di Bawah

8       Desi Siti Nur Hutami
(SMAN Jatiluhur)       
     Jerit Anak Rantau 
     Negri Kami

9       Putri Alya Ramadhani
(SMAN 1 Purwakarta)    
     Ketika Kau Tak Tersenyum Lagi
     Acehku

10      Ina Sri Wulan Dewi
(SMAN Bungursari)      
     Purwakarta Untuk Indonesia

11      Ahmad Farid
(MA Al Muhajirin)      
     Gerbong Sore

12      Siti Wahdah
(SMA Al Muhajirin)     
     Warna Itu

13      Yenti Wahyuni
( SMKN 2 Purwakarta)   
     17 Januari 2012

14      Siti Sarah
(SMA Al Muhajirin)     
     Doa

15      Tuti Alawiah
(SMA Al Muhajirin)     
     Doa Pagi

16      Maulana Abdul Aziz
(SMA Al Muhajirin)     
     Makelar Tanah

17      Zahra Rafika Alfiani
(MAN Purwakarta)       
     Kuraih Asaku

18      Ade Riani Fauziah
(SMAN Tegalwaru)       
     Menunggu Kisah Dituliskan

19      R. Putro Bowo Bukhori
(SMA Al Muhajirin)     
     Gaya

20      Emil Nasrulloh
(SMA Al Muhajirin)     
     Tak Tersambung

21      Yudi Pratama
(SMAN Tegalwaru)       
     Kobarkan untuk Kawan
     Penaku

22      Fuji Tri Astari
(SMK Purnawarman PWK)  
     Pohon
     Kado Basah Dari Tuhan

23      R. Riantri Melinda
(SMK Purnawarman PWK)  
     Dia

24      Ulfah Nurfajar
(SMKN 2 Purwakarta)    
     Jerit Hati

25      M. Daniel Ramdani D
(SMK Kesehatan PWK)    
     Jaga Raksa Taman Purwakarta

26      Nina M
(MTs Al Huda Jatiluhur)
     Boneka Panda

27      Dena Agnesh D
(MA Al Huda Jatiluhur) 
     Senja

28      Ariani Noer Handayani
(SMAN 3 Purwakarta)    
     Hilang Resah Senyum Menderu
------

Eva Fauziah Latifah
MA YPMI Wanayasa

Lagu Duka

Sorotan mata memandang penuh luka
menyanyikan lagu duka
dalam sepi yang merana
hanya senyum kecil temani harinya
berharap sang mawar mekar indah pada tangkainya
Merajut hidup dalam kesepian
tanpa sahabat tampa kawan
dia berangan akan dalamnya lamunan
berharap dapat tertawa  dalam kesepian
Coba lihat!
gadis itu kesepian
mencurahkan isi hatinya yang pilu sendirian
untuk kau dengarkan
Coba lihat!
gadis itu begitu malang bercandakrama
bersama nyanyian lagu duka,
lagu orang papa
Wanayasa, 2011
-----

Novan Yoga Hermando M.
SMA Pasundan Purwakarta

Air Mata Di Ujung Mata Air

dikemarau menuai air mata
dipenghujung menyusun rakit penyesalan
banyak mata menuai air mata
bukan sebab asmara ataupun cinta
tetapi, karena air mata yang sederas mata air

Januari 2012
-----

Pemandangan Air Mata

bukit dipenuhi pondasi
gunung ditemani beton
padang ilalang dihiasi pilar dari jurang ke jurang
burung kabur ular terbakar
sesak dalam kabut knalpot mesin solar
ulat mengungsi kelabang mengisi
saat dibisikan gemuruh mobil dan klakson
fatamorgana membuka tirainya
di bawah naungan langit
menyambut polusi menghirup emisi racun
dan membuat duka di cakrawala

Cipularang, Desember 2011
-----

Siti Fauzia Pratiwi
SMAN 2 Purwakarta

Jawaban Alam

apa yang disembunyikan Khalikku?
pagi gelegar gemuruh  halilintar
bencana datang seketika
lautan terhambur kedaratan
membasmi, pohon, gedung, kendaraan
anak Adam menjadi puing puing berserakan
Indonesia,  Jepang,  Australia
terhempas oleh amukan alam begitu dasyat
kemarahan Khalikku
sang maha pencipta, menjawab
                                Januari, 2012
-----

Tak Heran Sampah

tak heran alam kotor
oleh jari jari manusia
gundukan plastik,
kertas sayur sayuran busuk
kardus kardus bertempuk
daun daun kering berserakan
di rumah, di jalan, di bis,  di kereta, di mana mana
kejorokan manusia tak akan hilang
oleh kesadaran hati nurani
untunglah masih ada mereka
yang peduli dengan sekeliling alam yang kotor
tangan bersarung pemungut
dengan besi kecil pengait menanjang
kedalam kantung keberuntungan

tak heran!  tak heran!  tak heran!
gerobak penuh kotoran kotoran hidup.
                                Januari 2012
-----

M. Putra Nugraha
SMAN 1 Purwakarta

Gunung Merapi

tiba saatnya asap hitam kau hembusakan
debu vulkanik kau semburkan
lahar panas kau muntahkan
disertai letusan dan bebatuan berhamburan
tak satupun manusia mampu mencegahmu
tak ada kekuatan dapat menahanmu
tidak juga teknologi bisa membendungmu
semua hancur lebur oleh amarahmu
tak kecuali manusia maupun binatang
semua lari tunggang langgang
hindari bahaya menerjang
rasa takut bukan kepalang
apakah ini hanya fenomena biasa
atau isyarat dari Yang Maha Kuasa
bagi manusia berlaku durja dan dosa
karena hatinya buta dan mati rasa
letusanmu pancarkan bara api
semburanmu meresahkan lazuardi
luapan laharmu menggetarkan hati
sesuai namamu “gunung merapi”

Januari 2012
------

Siti Rahma N
SMK Purnawarman

Kakek Renta Dan Kata Merdeka

merdeka! merdeka!
pekik seorang kakek renta
ditengah hiruk pikuk kota
memecah keheningan jiwa manusia
yang menganggap enteng kata merdeka
tongkat ditangan diketukan
ia terus berucap kata merdeka
tak ada lelah bagi si kakek
berkacamata tebal tubuh bungkuk renta
tak menjadi halangan semangat empat lima

hidup sepuluh tahun sebelum merdeka
adalah cobaan hidup  berharga
merasakan adanya penjajahan didunia
menjadikan kakek renta tak putus asa
masa muda penuh perjuangan
masa senja penuh penderitaan
sebenarnya apa arti merdeka bagi si kakek renta…?
ia, tetap saja dijajah keadaan bangsa
dijajah oleh kehidupan dunia
apa arti merdeka bagi dirinya…?
sementara hidupnya terus dicabik cabik
ditengah kota yang dulu diperjuangkannya
kakek renta tetap saja tidak merdeka!
-----

Sri Reni Anggraeni
SMAN 3 Purwakarta

Tuhan Tak Pernah Bohong

telah beberapa jalan ku pijak
untuk berjumpa arti hidup
telah ku tepis semua khilaf
yang terlanjur menjadi debu
memang, Tuhan tak pernah bohong
Ia hidup dalam hati
getaranNYA mengalir pada sendi sendi
dzatNYA meraksuk sukma dan ruh
cahayaNYA memancar pada ubun ubun
menyebar mengarungi sumsum tulang
kesucian yang KAU siram menyerap
menjadi tulang penyangga hidupku
cintaNYA menuju jalan keabadian
kasihNYA sepanjang taman surgawi
janjiMU pada angin
masuk ke daging menjadi darah
janjiMU pada doa
menjadi ayat ayat kesadaran
memang, Tuhan tak pernah bohong
sebab bila esok pada sajadah
ada tapak air mata merangkai tasbih
jadi bukti kesaksian takbir
Dia takan membenci
mesti dosa demi dosa
terurai jadi butir kepedihan
terhitung jadi waktu
sampai tiba saatnya nanti
pada janjiMU, perjumpaan denganMU
-----

Iin Irmalasari
SMAN Jatiluhur

Seru Anakmu

terbeban oleh sang penghuni
terjatuh kala hidup telah rusuh
tak imbang, mana yang benar dan salah
diselimuti kesulitan yang terlalu dalam
suara si kecil terdengar hingga nenusuk jiwa
ria gembira si tinggi
dengan harta
tak perduli jika si kecil terhiba
tak merasa jiwa sedang ternoda
kini dia telah buta
wahai bapak
kuasakah engkau
melihat kami yang dibawah
tertindas, terjatuh, dan terhina,
oleh ulah mereka
-----

Ia Tak Selalu Di Bawah

berjalan menyusuri hidup yang terlalu keras
melangkah hampir tiada arah
mencari jati diri  yang hampir terkubur mati
diselumuti kesulitan yang terlalu dalam
angin kencang kini tak lagi ia rasa
tetes hujan tak lagi ia hiraukan
terik matahari tak ia perdulikan
semua ia lawan dengan kesabaran
dulu, ia selalu hidup dalam keperihan
dulu, ia selalu jatuh bangun meniti kehidupan
dulu, ia selalu hidup dengan penuh hinaan
yang kini membuatnya berdiri didepan banyak orang
------

Desi Siti Nur Hutami
SMAN Jatiluhur

Jerit Anak Rantau

untukmu bunda pertiwi
cinta ini tak lekang
meski batu batu berlumut
hanya jiwa jiwa kami berharap
kelak didekapmu pula kami kembali
kabarkanlah pertiwi
kabarkanlah pada dunia
bahwa kami adalah bagian dari napasmu
dan kami rindu bias cintamu
gelagat cadas retak
sandiwara anak anak rantau
yang tenggelam diantara debur negri yang pincang
                                Januari 2012
------
Negri Kami

di negri kami ini
kami kian terasing
dalam bising kata kata
yang tak mampu lagi kami eja
kian terasing, dalama gelak tawa
yang mengebiri rintih aksara
sebab negri kami kian berantah
memasung bumi pertiwi diranah antah
di negrimu ini
hanya puisi yang tersisa
tempat kami mengungsikan jiwa
------

Putri Alya Ramadhani
SMAN 1 Purwakarta

Ketika Kau Tak Tersenyum Lagi

ketika itu senyum merekah terekam indah

air, api, tanah, udara menyatu
mengalun indah bagai melodi
mencipta harmoni sejukan hati
tanah yang kuat
menahan sgala beban menimpanya
air sejuk mengalir selaras jaman
angin melambai mesra pada kegersangan
dan api berkobar menghangatkan isi dunia
kini,
dunia yang indah berubah menjadi mawar layu
melodi yang dulu mengalun indah
kini perlahan menggoyahkan harmoni menjadi pudar
tanah yang kini lemah menjadi longsor
air yang geram memeluk daratan pemukiman,
tsunami jadinya
udara senantiasa menari menghancurkan apapun
dan api mengobarkan warna merahnya
meleyapkan apa saja didekatnya
------

Acehku

indah pesonamu
ingin ku lukis permai alammu
ingin ku nikmati panoramamu
sejuk, indah permai dan damai
tetapi, tatkala
gelombang besar menghantammu
memporakporandakan indah wajah alammu
merengut puluhan dan ratusan nyawa tak berdosa
menyisakan puing puing reruntuhan duka
mengguratkan bongkahan luka
membenamkan sgala bahagia
mengubur semua kenangan dalam nestapa
tetapi
engkau tetap tegar dalam sabar
tabah dalam musibah
air mata bercucuran darah membuncah
semua tidak sia sia
kini
telah membuka hati rakyat Aceh-ku
terbukalah sisi hidup yang pasti
------

Ina Sri Wulan Dewi
SMA Bungursari

Purwakarta Untuk Indonesia

tasbih, kota tasbih yang mulia
tasbih, lambang suci kokohnya Purwakarta
kecil, kota kecil kebanggaan bersama
menyimpan berjuta kata ajaib
mengalir bak surga dunia
gapura,
berdiri kokoh jadi ciri khas penuh makna
gapura kahuripan
lambang kejayaan Purwakarta digjaya
pesona alam melimpah indah dipandang mata
tertata  dari hamparan sudut lekuk kota
Kiansantang tempat ku temukan inspirasi hidup
Purwakarta semakin cantik
hitam putih Purwakarta
laksana hati seorang suci tak bernoda
Purwakarta berkarakter
Purwakarta indah
Permai, damai, mulia dijajaran buana
Purwakarta
tetap satu tujuan
satu kata, satu makna, satu tekad, satu jiwa
Digjaya Purwakarta untuk Indonesia
-----

Ahmad Farid
MA Al Muhajirin Pwk

Gerbong Sore

di ujung Jakarta yang lebam
gerbong sore merangkak perlahan
Jakarta-ku terkasih,
dipunggungmu kusaksikan
arogansi beton dan semen, gatal
menggaruk garuk kardus yang gubuk
dibalik bokongnya
oh.. malangnya bangsaku
galau, terhirit jeramnya arus politik
lalu jatuh pada mimpi mimpi idialisme yang semu
jenuh, dimensi penjajahan terbaharui
Jakarta-ku yang luka
dan baru saja kuhirup bau daging terpanggang ditelan amarah
gemuruh api nan benci, lalu sepi
gerbong sore terus merayap
gerayangi Jakarta-ku yang lebam
biru berlalu dan hitam
------

Siti Wahdah
SMA Al Miuhajirin

Warna itu

Merasuk tak terasa
Menyebar tak mendengar
setiap kata datang
meringgis tak ada tangis
walau hanya
menantang tak terpikir
semua tlah hilang
menghilang tak terkira
warna itu tlah pulang
-------

Yenti Wahyuni
SMKN2 Purwakarta

17 Januari 2012

selalu terkalahkan oleh waktu
akan lebih cepat memburu
kembali aku pada lamunanku
membayangi tanganmu merengkuh ragaku
memberikan pundakmu dan membiarkakku
menangis dipelukanmu
sampai habis penatku sampai sesak dadaku
tangis tak kunjung henti berlalu
sampai akhirnya aku bisa menatapmu
dengan senyumku
jika memang kau tak bisa menungguku
sebelum ku selesaikan sekolahku
atau bahkan kau tak bisa menungguku
sebelum tanggal 28 Januari itu
sebaiknya tunggu aku
dihari perpisahan kita yang haru biru
ku mohon, jangan pernah lari saat harus kembali padaku
aku akan tetap menunggumu,
mamah….
-------

Siti Sarah
SMA Al Muhajirin

Doa

malam mengental
membasahi gelas sunyi
berjalan dengan bisu
menanti seraut rupa
mereguk arak doa pemabuk wirid
menggenangi mata
tua renta bertahmid
doa-pun sakaw
para pecandu witir
penyabu tahajud
pemabuk takbir
menjadi koruptor
dalam sujud sujud malam jemari
doa menjadi napi
pada sel sel penjara suci
terselip pada wajah bocah
menggelanyut pada tangannya
dan membawanya
pada pagi dan senja

-------
Tuti Alawiah
SMA Al Muhajirin 

Doa Pagi

ibu memberimu secangkir kopi
  teh hangat dan susu
    kata ibu menangislah dibalik koran lusuh
      dengan kopi yang memerat lidah
        hitamnya seperti jalanan berdebu
          pahitnya adalah angin menderu
             ditengah kilatan gigi beradu
                 segeralah menjadi teh hangat
                     membakar nadi nadi yang sekarat
                          berkumur ditenggorokan yang penat
                       meski keadaan stadium empat
                     lalu berlalulah dengan secawan susu
                 arungi dengan dayungan yang merdu
              kamu tertawa didalam gelas
          melihat celoteh air beras
      “kamu masih terlalu muda”
     kata ibu dan tersenyum berelalu
  aku mengeja tiap laku
untuk menghitung umurku
-------

Maulana Abdul Aziz
SMA Al Muhajirin

Makelar Tanah

dan kau, melaju mencumbu waktu
perlahan, otakmu berjalan menatap jejak matahari
membara
di ujung langit, burung gelisah
tanpa isyarat bahasamu lumat,
nyaris melengking membangunkan
ringkak pepohonan, akar akar
naik meraksuk pada daunan tanpa dosa
didompetmu, nasib kami terlunta
pada selembar kisah uangmu yang begitu berat
hutan kami tumbuh dalam rekening rekening
tanpa air, tanpa basah, tanpa hara, lalu kau sebut tanpa dosa
langit merunduk
semakin ramai digerogoti sajak sajak pengutuk
membuangmu pada lembah lembah tanpa nama
lalu, sungai kami pamitan
pohon meninggi tanpa akar
sekarat, dan mati
------

Zahra Rafika Alfiani
MAN Purwakarta

Kuraih Asaku

bersama mentari pagi
kulangkahkan kaki menggapai asa
gudang ilmu menungguku
mengantarkan ke gerbang cita cita
kuraih meski aral melintang
kugapai meski badai menghadang
bersama doa dan harapan
gemilang ada ditangan
-------

Ade Riani Faujiah
SMAN Tegalwaru

Menunggu Kisah Dituliskan

hujan basahi daun hati
memberi sejuk aroma hidup
asa kembali bersemi
yang dahulu pernah mati
mentari biaskan pelangi
pijarkan warna kepelosok hati
cahaya siap menemani
mewarnai hari bergantii hari
lembar yang penuh coretan
kututup dengan yang baru
berganti kosong polos
menunggu kisah dituliskan
------

R. Putro “Bowo” Bukhori
SMA Al Muhajirin

Gaya

masa dikali percepatan
sama dengan mati ditanah merah
tanpa hamparan
minum darah
masak mawar diatas kuburan,
lalu, terdengar suara rintih
wanita tua yang kehilangan
seluruh jarinya
libih mati dari air comberan
terkoyak
maka,
setengah alas kali tinggi
adalah tuhan para setan
-----

Emil Nasrulloh
SMA Al Muhajirin

Tak Tersambung

butir butir angka itu mengantri
masuk pada layar balokan selular teleponku
tersenyum manis seperti nomor pemilik itu
kau Maunah
tombol hijau pada selulerku
merayu “ pijit aku dong!”  ujarnya
serentak ujung telunjukku merabanya 
dalam loading menunggu
harapan, rindu, cinta dan curahan
kegalauan dirancang dalam otak
untuk dibeberkan
Maunah
dalam genggamanku ini,
kau menjelma selular sony ericson
masih dalam penantian
aku berbisik, angkat angkat ayo angkat!
5 kali memamggil tak dijawab
kemanakah engkau?
sejenak menunggu dengan helaan kecemasan
merubah resah
aku nagis darah
karenamu tak menjawab
------

Yudi Pratama
SMAN Tegalwaru

Kobarkan untuk Kawan

kini, binar matamu tak secerah dulu
hantaman ujian telah diberikannya padamu
kini, engkau layu tanpa harap yang pasti
bangun kawan!
jalan yang akan kita tempuh masih jauh
terlalu dini bertekuk lutut
kobarkan lagi  kawan!
api semangatmu
yang kini menjadi serpihan abu

------

Penaku

keputusanku
dimana harus ku temui izroil?
sudikah beliau.?
dimana harus kucari muara sepi?
adakah kegamangan disana?
aku diam tertunduk
rasa duka melampaui ibaku
aku hanya berbincang kecil
pada hati nestapa ini
merayu sang maha kuasa
memanggil pulang
------

Fuji Tri Astari
SMK Purnawarman Pwk

Pohon

sebuah pohon, sejuta hamparan kedamaian
harapan kesejahteraan
jangan tebang kedamaian jangan ingkari kebahagiaan
jangan tikam kecintaan

biarkan batang pohon tumbuh
biarkan akar berkembang biarkan daun hijau
biarkan kuncup mekar biarkan buah ranun matang
biarkan tingginya menjulang
sampai ke langit hatimu
------

Kado Basah Dari Tuhan

apa yang kau kenang sehabis hujan
anugrah tumpah sepanjang jalan seluas basah
kalau bukan gigil yang belum selesai
pertemuan kita belum juga terjadi
apa kau kenang dalam hujan pagi
bukankah kasih tak bisa menanti
badai jangan sampai terjadi, air bah bukan bahaya
kita bisa senyum pada langit lewat jendela
atau setia pada lembar lembar kerja dimeja
sementara sms mu tak mungkin kuhapus
“hujan kuanggap kado basah dari Tuhan”

Januari 2012
------

R. Riantri Melinda
SMK Purnawarman PWK

Dia

lihatlah, lihat dia!
dia bernyayi, dia tertawa
lihatlah, lihat dia.!
dia tersenyum, dia tersenyum!
lihatlah, lihat dia!
dia berlari tiada henti
dia terjatuh lalu dia terbangun
tiada lelah tiada henti
lihatlah, lihat dia!
tertepa ombak tetapi tak menyurutkan tekad
untuk melewatinya
dia tak menyerah, dia masih tersenyum
lihatlah, lihat dia!
dia menari nari tanpa beban
begitu indahnya ayunan kaki dan tangannya
dia akan mengejar impiannya
------

Ulfah Nurfajar
SMKN 2 Purwakarta

Jerit Hati

disudut ruang gelap ku bersandar
diri terpasung tapi tak dipasung
diri terikat tapi tak diikat
dan hati tergantung tapi tak digantung
pengap dunia
ketika rindu melanda jiwa
lelah lidah berkata
tetapi dunia seakan tuli tak perduli
ku buka mata melihat dunia
tetapi seakan mentari tak mengerti
sampai ajal pisahkan nafasku
dengan
sakit yang terus menyiksa ragaku
------

M. Daniel Ramdhani W
SMK Kesehatan PWK

Jagaraksa Taman Purwakarta

Purwakarta kota go grend penghijauan
dihisasi taman taman kota
pohon hijau bermekaran aneka warna bunga
indah alami lestari, asri bestari
wahai manusia
kau mahluk Tuhan sempurna paripurna
jangan kau ruksak hutan yang sejuk
jangan kau ganggu taman yang indah
jaga peliharalah 
jangan kau tebang pohon yang menjulang
jangan kau coret batu alam pualam menghitam
jadikan alam sebagai hutan lindung
sahabat segala bentuk mahluk
Purwakarta go grend
Digjaya Purtwakarta
-------

Nina M
MA Alhuda Jatiluhur

Boneka Panda

setiap saat setiap detik
kau tersenyum padaku
senyuman manismu
membuatku senang
setiap saat setiap detik
kau menemaniku
disaat ku menyendiri
hingga aku tiap hari
bercerita kepadamu
tentang curahan hatiku
andai engkau bisa bicara
seperti manausia
akan kukenalkan engkau kepada temanku
tapi sayang engkau hanyalah boneka
setiap saat setiap detik
kau menjadi teman, sahabat dan saudara
dan tak pernah kesal kepadamu
karena kau hanyalah boneka manis
kau pendengar setiaku
kau sgalanya bagiku
aku menyayangimu
seperti manusia
dialah boneka pandaku
------

Dena Agnesh D
MA Al Huda Jatiluhur

Senja

malam turun perlahan lahan
mentari bersembunyi dibalik awan
sunyi senyap alam sekarang
suara angin  berbisik bisik
bunga dikebun menutup kuntum
terasa hampa dan sunyi
burung burung engingat duka
dalam sangkar rasa dihukum
hati rindu memandang alam
nan jauh disana
terkenang aku akan rupawan
dalam tirai kabut dan selubung
dalam rimba malam
dan dalam kabut fajar
senja nyawamu
------

Ariani Noer Handayani
SMAN 3 Purwakarta

Hilang Resah Senyum Menderu

biarkan aku pergi tuk mencari
menebar semua rindu
pada kasih yang telah lalu
jangan kau biarkan akau terlalu lama menunggu
nanti aku jadi beku
ku bernyanyi dibalik matahari
ku bersenandung diatas awan
ku menari diterangi rembulan
tapi, apakah kau kan sadar dan perduli?
jika cinta sudah ku tunjukan pada mu
ku buatkan syair cinta yang terindah untuk mu
kan ku buatkan sungai cinta yang tenang
yang nanti akan kita lewati
berlayar di atasnya dengan menggunakan
sampan yang bersenandung
melantunkan lagu cinta
lentera cahaya kalbu
menerangi hati yang kelam
kusam, lama dan berdebu
bak disirami setetes air dari surga
kau berikan aku segenap cinta
hilang sudah rasa galau
sirna sudah rasa sepi
kini aku tak sendiri lagi
ada kau, cintaku yang menemani

----------

JENDELA DEWASA 

1       Marfu M Ilyas
(Kep. SMA Al Muhajirin/Pimred Majalah Taqaddum)
     Bukan

2       Siti Nuryati
(Bungursari/Komunitas Baca Sajak Purwakarta)   
      Dukalara

3       L. Yasmi
(Komunitas Baca Sajak Purwakarta)          
      Gue Sayang Nyokap Gue

4       Seli Desmiarti
( Sanggar Sastra Purwakarta / SANGSASTRA)      
     Tahun Tuhan
     Dari Januari

5       Ayi Itah Purnama
( Sanggar Sastra Purwakarta / SANGSASTRA)      
     Ronggeng

6       Lela Rohamina
(BBC/ Komunitas Baca Sajak Purwakarta) 
     Keadilan Milik Siapa? 
     Kenangan Bisu

7       Eka Permana
( Laku Lakon Teater )  
     Teman-Teman

8       Rudi R. Aliruda
( Sanggar Sastra Purwakarta / SANGSASTRA)      
     Para Saksi

9       Ali Novel
(Rumah Seni Purwakarta)
     The Horn

10      Gilang Teguh Pam Budi
(Nara Sumber Seni Budaya Radio Jabar)  
     Tetes Embun Basah Di Tangan
     Nenek Permisi

11      M. Tolib Mubarok
(Komunitas Baca Sajak Purwakarta)      
     Hasut (hatinya kusut)

12
Drs. M. Alwi Dhani
Anggota DPRD Purwakarta
       Cinta Tapi Takut

-----------

Marfu M. Ilyas
(Kep. SMA Al Muhajirin/Pimred Majalah Taqaddum )

Bukan 

bukan
bukan thala’al badru alaina
sebab purnama itu telah memakan masa tiada
bukan dari lembah madinah atau sgala samudra
tapi dari jiwa hampa tak sempat jumpa
lalu sekian lama tak ditumbuhi cinta
bukan syukur dalam kalbu menjalar subur
tapi duka gerhanakan sukma
bukan yang terutus tanpa batas memutus
tetapi terhapus maka merana tubuh memulus
bukan datang cahayakan Madinah
tapi pergi padamkan segenap raut wajah
bukan selamat datang dan tabuhan rebana
dimulut tsaniyatil’wada
bukan marhaban dan sumringah kerinduan
tapi kepergian tak tersedihkan mata air
tak terpilukan tangis paling sendu yang pernah ada
bukan tentang hari pertamanya menggentar dunia
tapi hari pamungkasnya galau paripurna
bukan dari sukacita setelahnya memulai
sebab Abu Jahal pun gagal menanam cinta
tapi dari duka meluka cintaku padamu mengerti ada
Umar juga memuncak cinta tak mungkin kau tiada
-----

Siti Nuryati
(Bungursari/Komunitas Baca Sajak Purwakarta)

Dukalara

beribu hari dilalui
bertambat sepi
beribu hari dilewati
bersandar pedih perih hati
raga menyembunyikan lara
jiwa tak kuasa berdsuta
berat lidah berkata bahagia
diperas duka ditindas luka

fakta diharap bicara
kepada orang orang yang menyapa
agar jawab dipunya
agar tanya berpulang kedermaga
lalu, segala rasa lepas bebas
bergandeng tangan bersama angan
cinta bebaskan sgala rasa derita
bahagia datang dipintu waktunya.

Nopember 2011
-----

L. Yasmi
(Komunitas Baca Sajak Purwakarta)

Gue Sayang Nyokap Gue

biarpun gue nyadar
belum bisa ngasih dia dokat
gue ngak mau
nyokap disalahin sama abi
sebab punya anak cewek
gak becus nutup auratnya 
gue sayang nyokap gue
usaha jaga diri
amar ma’ruf nahi mungkar sekuat tenaga
mesti itu gak gampang
gue pingin sebenarnya
ngasih dia punya cucu 
tetapi 
milih cowok kan gak gampang!

Januari 2012
-----

Seli Desmiarti
(Sanggar Sastra Purwakarta /Sangsastra)

Tahun Tuhan

dan apa setelah terompet
terompet ditiupkan
setelah kembang api disulut
dinyalakan, fana
sedang dunia fatamorgana
sedang Isiroil tengah mengintai
kita
------

Dari Januari

mulai saat ini aku akan berkawan
dengan angin
menjelajahi lagi segala arah, cuaca
juga musim
yang hilang

2012
------

Ayi Itah Purnama
(Sanggar Sastra Purwakarta /Sangsastra)

Ronggeng

tuak dan hingar kelakar
gamelan digelar bandar
uang selembar-selembar
malam liar paling ular
dalam mabuk, kepala memar
selendang lekang yang panjang
tak akan kembali
telah menjadi kulit ari
selendang sisa mustika
rupiah bertuah sudah

aku menikmati wangi tubuhmu
dari tarian pertama
kau bukan bidadari lagi
pulanglah kenang selendang
cari pecundang lain! 

Purwakarta 2012
-----

Lela Rohamina
(BBC/Komunitas Baca Sajak Purwakarta)

Keadilan milik Siapa?

keadilan tak bisa digapai oleh si papa
keadilan tak bisa diraih oleh si miskin
keadilan telah pudar bagi si fakir
keadilan telah mati bagi si jelata
lantas,
keadilan milik siapa?
jelas,
keadilan telah habis dikantongi
orang orang berduit
yang gemar
mempermainkan keadilan
------

Kenangan Bisu

ada rindu direlung hatiku
ingin jumpa hanya untuk menatap wajahmu
jiwaku gelisah
hanya untuk mencari sketsa masa lampau
ku urai helai demi helai kenangan
yang tertumpuk bisu tetap
jiwaku masih gelisah
pahit getir 
menorehkan perih menggangga
aku tetap tak bisa menemukan
dirimu yang utuh
hanyalah sketsa buram
diatas tumpukan kenangan bisu
terlintas sejenak bersama derai air mata
------

Eka Permana
(Laku Lakon Teater Purwakarta)

Teman-Teman

ini teman,
itu teman,
ini, itu, semua teman
aku hanyalah seorang teman
yang ikut ikutan berteman
tak tahu teman itu baik
tak tahu teman itu jahat
ini hanya pepatah!
teman itu lebih jahat dari pada teman teman
hah
ini teman,
itu teman,
hanya teman,
semua berteman,
teman teman
teman yang nyaman adalah
teman sepermainan dipelaminan

Januari 2012
------

Rudi R. Aliruda
(Sanggar Sastra Purwakarta /Sangsastra)

Para Saksi

kita membaca sajak banyak-banyak
di taman-taman kota, dari panggung ke gang-gang, dari sunyi
ke sunyi, trotoar demi trotoar, sanjungan demi hujatan
kita bersaksi lewat kata-kata
meneriakkan seluruh kehidupan
meneriaki segenap kematian
jiwa-jiwa yang lupa cara terbang
segala kegagalan dan kegagapan suara hati
setiap kesilapan dan kelesapan bahasa batin
orang-orang menyimak sajak banyak-banyak
di petak-petak sawah, dari pematang ke ladang, dari sepi
ke sepi, gunung demi gunung, pengakuan dan penyangkalan
orang-orang bersaksi lewat airmata
meneriakkan seluruh kenyataan
meneriaki segenap harapan
anak-anak yang lupa arah rumah
segala ketidakadilan dan kekerdilan masa lalu
setiap pengkhianatan dan perampasan masa depan
kita dan orang-orang telah lelah bersaksi banyak-banyak

2010
------

Ali Novel
(Rumah Seni Purwakarta)

The Horn

dari dalam aquarium
ia mengamati perjalanan sang hidup yang digerus waktu
anak anak yang berlarian
pesta kaum jahiliyah
tangis yang tak kunjung reda dan batu nisan
sambil memejamkan mata
dielusnya sepotong tanduk
yang mulai tumbuh dikepala

2012
------

Gilang Teguh Pambudi
(Nara Sumber Seni Budaya Di Radio) 

Tetes Embun Basah Di Tangan

bening sungai sungai
menjadi segar pada segelas air di meja
tetes embun basah di tangan
saat ku reguk damai alam
sentausa lembah dan hutan hijau
ah,
betapa jinak awan dan angin
napasku ombak laut
saat biru dan putih menghiasi poto poto perjalanan tenangmu
memburu cintaku
dalam doa doa bunga
seperti mendengar suara gadis menerima cinta
membisik aku dekat telinga dan rambut halusnya
wangi kulit muda dan masa depan
“kita lewati tepi kali dan liku likunya
kita bersyair atau menari untuk pagi dan matahari”

Kemayoran, Jakarta 2012
------

Nenek Permisi

matahari inikah yang terbit
dari balik halus pipi merekah cahaya ?
bulan semalamkah yang selalu naik langit
membawa parfum tubuh telanjangmu
meluas angkasa ?
daun daun mana lagi
yang segar hijaunya tidak mengambarkan cinta
dan bunga bunga mana lagi
yang rekah merahputihnya
tak menggambarkan rindu sejak dari kuncup? 
lebah kaukah yang terpanggil asmara
menyetubuhi lentur tangkai dan pucuk pucuk
saat angin landai
dan seruling menikmati gelombang liukkan hutan
bibir sungai basah
ikan ikan menemui surga birahinya
matahari telah menyisir rambutmu
meminang bulan untuk bunga kuning ditelingamu
sementara bulan berterimakasih
melalui asmaramu yang selalu hangat
tak pernah tua
sebab menjadi tua adalah pembunuhan hidup
(ketika persetubuhan menjadi tak berguna bagi manusia)
kau menjadi begitu setia
semisal nenek permisi
yang gemetar hanya dengan aura menari
sekedar memohon restu agar anak anaknya diberi jalan
untuk memutar lagupinggul-nya
diatas permadani merah pink
yang bersih setiap saat
dari mesum dan sesat

Kemayoran, Jakarta 2012
------

M. Tolib Mubarok
(Komunitas Baca Sajak Purwakarta) 

Hasut 
( hatinya kusut )

wajahnya cemberut
senyumnya semerawut
badan gendut sarang cecurut
rambut gimbal acak adut
bibir sungging mengkerut
hatinya kusut
terserang wabah hasut
niat baik undur  susut
semangat jihad raib perlahan berangsut
ia terjerat siasat maut

hatinya kepincut
ia kini tersangkut
janji palsu sang penghasut
padahal itu hanya kentut
tetapi ia nurut
pikir ia kalut
nalar ia semamput

hatinya kusut
menjadi pengecut
kini sendiri merasa takut
jika segala yang ada direbut
lalu ia cepat cabut
lari terbirit kalang kabut

Januari, 2012
------

Drs. M. Alwi Dhani
Anggota DPRD Purwakarta

Cinta Tapi Takut

mari angkat pandang mata kita
mari kita tatapi sudut sudut cakrawala membentang
sirnanya rasa,
mereka terus satu arah tujuan
tertelan tenggelamnya kebenaran
mereka terus
berjalan hingga larut dan tergopoh
hanya terus satu arah tujuan
adzan dan dzikir terlewatkan
euphoria dilebihkan
dan mereka diperebutkan bangsa bangsa lain
dan mereka dilahap rakus bangsa bangsa lain
semakin banyak mereka, tapi,
semakin rakus mereka dilahap
yang mereka bawa
hanya penyakit dipundaknya
yang mereka bawa
hanya penyakit dipikirannya
ya… penyakit cinta dunia
ya… penyakit takut mati

--------------------------------------------

“Saya mendukung terbitnya Antalogi Puisi Suara Hati”, terlebih-lebih yang  ditulis oleh penyair muda pelajar SLTP/SLTA di
Purwakarta, karena puisi itu adalah salah satu karya sastra yang penuh
dinamika yang dirangkum dalam bahasa siloka yang perlu mendapat
penafsiran yang sangat luas, selamat dan sukses”
(Elang Soulthony, Seniman Purwakarta)

“Menyambut baik, diterbitkannya buku kumpulan puisi ini, bukti generasi muda Purwakarta memiliki kecintaan pada
budaya bangsa sendiri. Puisi itu karya sastra yang penuh gaya bahasa,
maka gelora tarikan magnit berpuisi ada dalam dadamu,
selamat berpuisi ria tuk Indonesia”
( Pardjo Soeseno, MM. Pinisepuh Purwakarta)

“Sangat setuju penerbitan buku ini, mewadahi juga karya  para pelajar,
menjadi suatu kebanggaan, selamat dan terus berkarya, sajak itu bahasa
rasa, maka semakin banyak bersajak rasa kita akan semakin kaya”
( Kartini Asih. Tokoh Wanita Purwakarta)

“Penerbitan buku ini menjadi sebuah langkah besar dalam pembelajaran
kesusastraan, mendorong anak anak kreatif dan inovatif, memberikan
ruang tuk berkreativitas, selamat dan semoga terus maju”
(Soleh S.Ag / Kepsek MTs Al Huda 1 Jatiluhur )
---------

cannadrama, 2012


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG