ORANG KAMPUNG NONTON PERSIB DI TV

Dari sekian juta penonton sepakbola asal Jawa Barat, mungkin saya termasuk orang yang 'pernah belajar mencintai Persib'. Yang lain natural tanpa belajar. Mengapa?

Persoalannya bukan pada para pemain-pemainnya semisal Ajat Sudrajat dll. Tetapi pada perilaku suporternya yang pada dekade tertentu sempat berada pada posisi terlalu keras dan cenderung rusuh. Meskipun soal fanatisme bisa kita temui logikanya.

Itu sebabnya saya lebih mudah memahami Bandung Raya (Peri Sandria Cs) dan suporternya yang lebih tenang. Lebih ringan untuk dinikmati sambil makan kacang. Perlu dicatat, sesungguhnya penonton Bandung Raya pun adalah sebagian dari penggembira Persib juga. Yaitu mereka yang pro sepakbola Jawa Barat, atau pro sepakbola Bandung.

Tetapi sejak Bandung Raya mundur dari perhelatan sepakbola nasional, saya mau tidak mau harus nerima Persib Bandung. Karena saya sangat butuh kesebelasan Jawa Barat yang bisa mengangkat persepakbolaan Jawa Barat, Bandung khususnya sebagai Citra ibukotanya, serta butuh tim kuat yang mampu menyuplai pemain-pemain hebat ke tim nasional Indonesia.

Wajar saya berfikir demikian karena saya ini orang kampung. Sangat kampungan bahkan. Kampung Sunda. Umur SD saya  hidup di kecamatan Tegalega dan Perkebunan Maranginan Ciemas Kabupaten Sukabumi. Umur SMP tinggal di asrama pelajar Kampung Pasir Pulus Jampang Kulon Kabupaten Sukabumi.

Di Pasir Pulus itu saya langganan penjaga gawang kalau ada pertandingan persahabatan antar kampung. Waktu itu saya SMP. Mekipun di pertandingan resmi Ayam Cup atau Domba Cup tim kampung saya tidak pernah juara. Selalu kandas pada laga-laga awal. Tapi buat kenangan masa kecil yang hidup di kampung, okelah. Sangat menyenangkan.

Kalau lagi ngelamun di galengan sawah. Saya pingin bikin stadiun mini untuk pertandingan remaja antar kampung di situ. Atau kalau  dalam bahasa sekarang, mungkin mau bikin lapangan futsal. Soalnya waktu itu yang populer adalah Sepakbola Sawah. Sampai tiap pulang pertandingan kelopak mata dan rambutpun penuh lumpur. Haha!

Bagi saya pribadi sejak kecil yang tidak punya cita-cita jadi pemain bola, sepakbola adalah olahraga atau permainan yang paling menyenangkan. Paling gaul dan inspiratif.

Itulah awal saya cinta sepakbola di Tatar Pasundan. Awal cinta dongeng Sunda di radio. Cinta jaipongan. Cinta wayang golek. Dan tentu saja cinta Qosidahan. Maklum, saya kan keturunan wong Jowo. Meskipun bapak kelahiran Bogor.

Dari situ saya mulai mencintai Bandung Raya. Selain mencintai PSIS Semarang (Ribut Wahidi Cs) sebagai daerah asal kelahiran. Lalu lama-lama wajib cinta Persib juga.

Tidak heran selama kerja Radio bertahun-tahun di Bandung saya langganan tabloid GO. Haus info bola. Sebagai pelengkapnya masih baca tabloid BOLA juga.

Maka pada setiap laga Persib semisal di Liga Indonesia 1 tahun 2017 ini, saya selalu deg degan meskipun pertandingan belum dimulai. Termasuk ketika Persib yang lebih diunggulkan harus melakoni pertandingan tandang melawan Barito Putra di Banjarmasin (18062017). Super deg degan. Sampai-sampai pada setiap gerakan badan dan tendangan pemain Persib, seperti saya sendiri yang melakukannya. Apalagi koordinasi permainan pada laga tandang ini Barito lebih unggul. Bisa mengakali para pemain Persib yang secara personal berkualitas dan punya nama.

Apalagi grafik permainan tim Barito terus naik, setelah digawangi pelatih handal Jackson F. Tiago yang sempat membawa Persipura juara Nasional.

Sepanjang pertandingan saya berdoa, semoga Persib menang, atau minimal seri. Maklum ini laga tandang. Laga yang tidak ringan. Doanya masih tetap begitu meskipun pada menit 64 Persib ketinggalan 1-0.

Sayangnya poin ini bertahan sampai usai pertandingan.

Gorengan yang tinggal sepotong di meja pun saya telan. Mata masih melotot ke layar tv. Rasa gak percaya. Anak saya yang lagi makan mie goreng saya sikat separo. Seperti dapat bisikan dari Atep: "Ini sleding tekel namanya". Lalu susu coklat merk Romadon yang tinggal sepertiga gelas saya habisi.  Sambil dalam hati tetap optimis untuk laga-laga selanjutnya, "Hidup Persib!"

Kemayoran, 18062017
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.Com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG