NILAI BOLA MUKA BOLA

Ini yang saya maksud. Berkaca pada pengalaman negara-negara yang menonjol, maju dan populer sepakbolanya  semisal Jerman, Belanda, Inggris, Spanyol, Itali dll. Sebuah klub akan sangat terpromosikan ketika masih tampil di liga. Asal masih berputar-putar di situ. Bahkan terkenal nama asal atau nama kotanya. Tak perduli tim itu di klasemen atas, tengah, maupun papan bawah sekalipun.

Pengalaman Kamis, 13072017, ketika presenter TV menyebut-nyebut sebuah tim raksasa sedang berhadapan dengan tim papan bawah, tim urutan satu melawan kesebelasan urutan terakhir, PSM Makasar berhadapan dengan PERSIBA Balikpapan, rasa saya sebagai penonton di depan tv sangat antusias.

Ini tontonan langka yang penuh tanda tanya. Apakah yakin PSM bakal menang? Bagaimana kalau dipermalukan kalah? Apa PERSIBA bakal main ngotot? Bagaimana jika mereka malah mampu mengalahkan si rengking satu?

Gila! Pertandingan berjalan seru banget. PERSIBA sangat ngotot, sampai bisa bikin gol tunggal di babak pertama. Siapa nyangka? Dan PSM nyaris kelabakan tak habis pikir. Ngotot juga untuk merubah kenyataan buruk itu. Bahkan ketembak kartu merah, main 10 pemain. Lalu gol di menit-menit akhir babak ke dua, berhasil juga menyamakan skor, 1-1. Padahal presenter tv sudah menduga-duga bakal ada malam pesta untuk PERSIBA. Tapi saya fikir tetap saja ada, pesta percaya diri dan pesta eksistensi.

Ini pengalaman besar untuk semua kesebelasan Liga 1 Indonesia yang sedang berlaga di tengah lapangan. Sepakbola memang sangat butuh kemenangan. Kemenangan adalah prestasi. Apalagi kemenangan puncak, juara. Tetapi menghargai proses setiap permainan sebagai unjuk eksistensi dan promosi tetap harus berotasi sepanjang kompetisi, bahkan sepanjang buku sejarah sepakbola masih menulis data dan peristiwa sepakbola.

Saya sebut, apa PERSIBA tidak terpromosikan nama-nama setiap pemainnya? Apa klubnya tidak di kenal sponsor? Apa nama daerah asalnya tidak diketahui masyarakat? Apa Kalimantan tidak merasa memiliki? Begitulah. Apalagi kalau konsisten sepanjang umur terus berputar-putar di Liga, tidak pernah mau hilang. Kalah atau menang. Di papan atas, tengah maupun bawah.

Rejeki promosi itu otomatis sirna, tinggal kenangan seperti klub-klub lain yang pernah top, ketika mereka hilang dari persepakbolaan di tanah air ini. Dan jika sebuah klub hilang maka kita pasti kehilangan pula satu pintu yang berpeluang menyuplai pemain nasional yang andal. Sebab pemain nasional terbaik itu bisa datang dari pintu manapun. Meskipun dalam kalimat keterwakilannya bisa disebut, salahsatunya muncul dari Liga Indonesia yang seru, profesional, dan menarik itu.

Haha. Diam-diam kita jadi merasa PERSIBA Balikpapan kan? Gak lucu kan? Tapi lucu kan? Yang penting kita tetap merasa bagian dari sejarah sepakbola Indonesia!

Selain kehilangan satu pintu penyuplai materi pemain tim nasional, kita juga jelas-jelas bisa kehilangan momen-momen hiburan, entertainment, ketika semestinya klub-klub yang ada terus bergulat dengan PERSIBA sepanjang masa. Misalnya.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.Com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG