KE HOTEL MENEMUI KIBLAT

ARAH KIBLAT

ke hotel-hotel
aku menemui arah
kiblat

Kemayoran, 2015

---------

catatan:
BUDAYA GREBEK

Aku gak ngerti soal urusan penggrebekan orang yang 'katanya selingkuh'. Termasuk penggrebekan ala media, diberitakan selingkuh.

Yang aku tahu, jangan selingkuh. Jangan ngajarin orang selingkuh. Jangan puter lagu-lagu yang menghalalkan selingkuh.

Aku gak yakin dua orang pria-wanita di satu rumah. Atau di suatu kamar hotel. Prianya sudah beristri, wanitanya janda. Atau prianya beristri, wanitanya bersuami. Atau wanitanya bersuami si prianya lajang. Berarti 100% pasti mereka selingkuh. Aku gak yakin. Minimal untuk pantas diberitakan dan dipersepsikan selingkuh.

Puluhan tahun aku jadi EO, panitia acara-acara. Kalo gak di lobi ya kamar hotel tempat diskusi.

Kalau dua-duanya lajang? Analoginya, kalau pacar anakku datang trus kecegat hujan. Trus nginep karena kemalaman. Aku gak setuju mereka digrebek. Atau bapak ibunya disalahkan.

Yang aku tahu, penggrebekan itu untuk pelaku kriminal. Rumah pelacuran. Terutama rumah pelacuran terselubung. Sarang judi, miras, dan narkoba. Tempat penimbunan barang ilegal dll.

Dalil?

Pria-wanita jangan berdua-dua, karena ketiganya syetan. Itu dalil dasyat, karena manusia cenderung dosa, cenderung maksiat. Tapi bagaimana kalau pada saatnya, yang berada di tengah pria-wanita yang sedang berdua adalah malaikat dan Allah? Siapa punya alat deteksi?

Jangan ajari RT-RW dan masyarakat awam menggrebek dengan cara yang salah. Termasuk menebar fitnah. Nantinya cuma terbakar persangkaan. Nantinya main hakim sendiri

Ntar aku kumpulkan kalimat malaikat yang lain-lain. Atau, kalau-kalau ada yang pernah sampai kepadaku tetapi aku lupa menyimpannya?

2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG