BOLA DUNIA INDONESIA

tanah lahir
tanah air
tanah ahir
bersama

Kemayoran, 2011
Judul Puisi: Hidup Tidak Mati
#puisipendekindonesia 
-----
Namanya juga unjuk prestasi, unjuk kompetisi, jualan bola, wajar kalau Liga 1 dibuat sedemikian rupa supaya jadi berkelas, bikin ngiler semua tim bola lokal, dan membuat publik bola tanah air terhipnotis. Itu yang benar.

Dan itu lumayan berhasil. Yang harus dikritisi adalah kualitas penyelenggaraan kompetisi. Sebab dalam perhelatan olahraga apapun, kita sering menemui ajang yang terpromosikan dengan baik, mendatangkan antusias tinggi, tetapi lemah dalam penyelenggaraan.

Kualitas penyelenggaraan event olahraga yang kurang ini seringkali berpengaruh pada  hasil akhir. Gegap gempita kompetisinya, tetapi tidak menjanjikan banyak pada laga yang lebih tinggi dan yang lebih mendunia. Kalau dalam sepakbola, terutama tidak berdampak pada terciptanya tim nasional yang handal.

Tentu. Tentu, dalam skala minimal kita tidak bisa menutup mata. Ajang sekelas Liga 1 dan Liga 2 tetap merupakan hiburan sepakbola nomor wahid di negri ini. Tetap tidak akan ditinggalkan publik bola. Karena itu arena hiburan sekaligus arena mimpi-mimpi. Bahkan pertandingan antar kampung (tarkam) pun penontonnya bisa membludak. Yang kadang membuat berdecak kagum luar biasa pada siapa saja. Semacam melahirkan komentar senada, "Di negri model begini, mustahil tanpa prestasi tinggi".

Setidaknya itulah yang juga kita baca sepanjang perhelatan Liga 1 dan Liga 2 tahun 2017.

Kita memang bisa menyesalkan regulasi PSSI yang sesungguhnya tidak perlu disesalkan. Mengapa? Kalau saja 4 tim di laga final bisa lolos dari Liga 2 ke Liga 1, kita sudah punya 4 tim unggulan yang bisa langsung lolos yaitu, Persebaya Surabaya, PSMS Medan, PSIS Semarang yang sudah biasa disebut tim klasik yang menonjol, dan Martapura FC yang bisa menjadi representasi pulau Kalimantan. Tetapi akhirnya sesuai regulasi PSSI hanya tiga tim saja yang bisa lolos. Tentu itu harus dan bahkan memang bisa diterima sebagai peraturan yang normal. Namanya juga kompetisi. Peraturan apapun yang sudah disepakati sejak awal tentu sudah mutlak benar.

Selain itu, kalau regulasi menyebut 4 tim yang bakal naik ke Liga 1, maka akan ada yang merasa dirugikan, yaitu tim keempat yang terkena degradasi dari Liga 1 ke Liga 2.

Dalam laga akhir Liga 2, sekaligus perebutan posisi tiga, PSIS Semarang menang telak melawan Martapura FC, 6-4 di Stadiun Bandung Lautan Api Bandung. Sementara itu di Stadiun yang sama PSMS Medan yang tampil gemilang akhirnya harus menyerah kalah dari Persebaya Surabaya yang tampil ngotot sejak menit awal dengan strategi permainan yang sukses

Ya, selamat dan sukses! Persebaya Surabaya juara Liga 2 dengan skor akhir, 3-2. PSMS Medan Runner up. Dan posisi tiga, PSIS Semarang.

Tim fairplay, PSIS Semarang. Pemain terbaik, Irfan Jaya dari Persebaya Surabaya. Pencetak gol terbanyak, Rivaldo Bawulo dari Kalteng Putra, 17 gol.  

Tetapi ada satu hal yang menggelitik sebenarnya. Ini menarik. Begitu panitia mengumumkan tiga tim pemenang yang sekaligus promosi ke Liga 1, maka sesungguhnya tim terbaik di posisi puncak kompetisi di  Liga 2 hari ini untuk menyongsong musim depan adalah, Martapura FC. Finalis di pisisi 4 itu. Yang ditinggalkan 3 jawara Liga 2.

Laga puncak Liga 2 kali ini sungguh berlangsung sukses. Semarak. Tidak sepi, apalagi diwarnai kecaman-kecaman. Keamanan Stadiun juga cenderung aman nyaman. Suasana sosial politik di Indonesia secara umum juga sangat kondusif. Sosial ekonomi pun tidak dalam gejolak yang buruk, meskipun belum menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang ideal. Semua tim puncak juga memiliki suporter fanatik yang besar.

Bahkan partai puncak ini mendulang semangat tim-tim liga 1 untuk mengintip permainan puncak mereka. Sebab di musim kompetisi yang akan datang, ketiga tim itu adalah musuh baru bagi mereka, meskipun dalam sejarah bola tanah air mereka adalah musuh lama.

Yang jelas tanpa harus terjebak sebutan bola panas, bola Indonesia punya sinyal kuat untuk terus berputar merdeka, profesional, menghibur, dan mempererat persatuan dan kesatuan bangsa.

Jayalah Indonesiaku!
Berkibarlah benderaku!
Majulah bolaku!

Gilang Teguh Pambudi

Cannadrama.blogspot.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG