KEHILANGAN JUMAT

aku ditanya Jumat itu hari ke berapa?
kujawab, hari pertama

Kemayoran, 2014
Judul Puisi: Sajak Hari Kamis
#puisipendekindonesia
-----

Tulisan ini awalnya sebagai status di akun Facebook saya, Gilang Teguh Pambudi. Tetapi setelah melihat tanggapannya, saya mau dia masuk gudang. Untuk naik menjadi data tulisan di cannadrama.blogspot.com.
------

Waduh. Bahasa Adam dan catatannya katanya sudah hilang, diganti bahasa dan catatan Muhammad. Kok bisa? Hilang di mana? Itu kan satu bahasa, satu catatan?

Jangan-jangan yang ngomong kehilangan Jum'atan hari ini?

Waduh malah nambahin, pake argumentasi bahasa jaman kerajaan kuno dan kitab-kirabnya juga sudah hilang. Katanya, bagaimana tidak mungkin bahasa dan kitabnya Muhammad juga akan hilang diganti dengan bahasa dan kitab yang baru?

Oalah, logika darimana? Pinter kok keblinger. Sudah dibilang kebenaran Allah itu tidak pernah berubah satu hurufpun. Mustahil. Sampai kapanpun. Itu Al-Qur'an. Kalimat suci para penutup bersama Nabi akhir zaman.

Kok malah nakut-nakutin, jangan sombong terlalu tinggi dengan kitab itu, nanti juga hilang bersama nama nabinya. Waduh, sesat kok terlalu jauh. Sudah dibilang Nur Muhammad itu cuma satu. Abadi. Gak ngerti juga. Menguasai awal dan akhir. Kalimat yang dibawa Rosulullah itu tidak bisa digeser oleh kaki ayam ratusan milyar tahun  yang akan datang. Apalagi diganti.

Kalaupun sebutan Adam diartikan tidak ada. Adam = tidak ada. Maka kamulah Adamya. Berarti Adam itu ada, mustahil tidak ada. Adam itu insan mulia. Banyak tapi satu. Tubuhnya lebih besar dari raksasa. Ukuran bajunya berlipat-lipat, terlalu besar untuk ukuran orang biasa. Kamulah manusia pertama di dunia ini bagi dirimu sendiri. Yang melahirkan keturunan sepanjang zaman. Bagaimana mungkin ada kamu sebelum kamu. Atau ada kamu setelah kamu. Kamulah manusia pertama yang mengetahui kebenaran mutlak, persis seperti seluruh kandungan Al-Qur'an. Bagaimana mungkin bahasa dan catatan  Adam hilang? Lalu siapa Hawa-mu? Itulah keinginan mulia di dalam dirimu. Permintaan-permintaan sejahtera. Maka ada istri untukmu karena kamu telah memunculkannya di depan mata. Yang hakekatnya Allah yang mengabulkan. Padahal tanpa dimunculkan pun, Hawa itu di dalam jiwamu. Isi hatimu yang menguasai tulang rusukmu. Lalu katanya diciptakan dari tanah yang basah? Makananan manusia mengandung tanah, hidup karena tanah, masuk ke dalam tubuh. Tentu mengandung air, udara dan panas. Lalu tubuh bapak ibumu melairkanmu yang juga makan makanan yang mengandung tanah itu. Tapi disebut tanah yang basah, artinya tanah bernyawa. Tanah kehidupan. Bukan tanah sembarang tanah. Itu yang jadi manusia. Kalaupun disebut tanah yang kering, artinya yang sudah jadi, lawan dari idiom masih basah atau belum jadi. Bukan pula tanah yang jadi binatang dan tumbuhan yang tidak punya akal budi.

Nur Muhammad itu abadi. Menguasai awal dan akhir, atas kuasa Allah SWT. Maka ia menguasai akhir zaman. Tak ada penutup akhir zaman selain penutup akhir zaman itu sendiri.

Mengertos?

Jum'at, 24112017

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.hotspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG