KAN?

DI LANGIT INDONESIA

menggambar bola di langit
tentu akan menjadi bulan
dan matahari
sementara luasnya langit
adalah Indonesia

Kemayoran, 16 05 2018
#puisipendekIndonesia
-----

Akhirnya, Persija Jakarta harus takluk di kandang sendiri. 1-3 dikalahkan oleh Home United asal Singapura. Sehingga pupus sudah peluang Macan Kemayoran untuk mengukir prestasi lebih baik di Piala AFC 2018.

Para pemain Persija pun nampak tertunduk lemas begitu wasit asal Arab Saudi yang memimpin pertandingan meniup peluit terakhir. Tanda berakhirnya partai semifinal piala AFC zona ASEAN ini. Meskipun Jak Mania tidak mau menurunkan tensi gemuruhnya. Tetap menggelora. Sementara beberapa pemain masih memprotes kepemimpinan wasit asal Arab Saudi yang dinilai sangat merugikan tuan rumah.

Dalam laga kali ini Persija harus bermain dengan 10 pemain setelah satu pemain diberi kartu merah. Inilah awal terganggunya keutuhan klub Jakarta ini.

Sungguh proses yang sangat berat. Padahal sewaktu main di Leg pertama di Singapura, Persija hampir membuat kondisi imbang, 3-3. Bahkan punya peluang untuk menang. Tetapi ketika main di Gelora Bung Karno, 16 05 2018, yang suporternya berjubel, justru harus tertinggal 1-3 sejak babak pertama.

Bola memang bundar. Apapun, ini adalah prestasi tim hebat, Persija yang harus fokus di dua event. Liga 1 yang ketat dan Piala AFC.

Sebagai pertandingan penting, Persija Jakarta vs Home United Singapura ini tentu mendapat perhatian antusias dari banyak pihak. Selain disiarkan secara langsung oleh RCTI, kanal Live Streaming juga sangat marak di internet.

Live streaming adalah gelegar fenomena baru yang mampu menembus level masyarakat menengah dan bawah. Bayangkan, di sela-sela rutinitas yang sibuk, streaming di banyak pertandingan penting masih bisa ditengok masyarakat baik secara full time, maupun pada menit-menit tertentu. Yang full time misalnya, ketika ada karyawan pergudangan yang gak punya TV untuk ditonton di lokasi kerja, mereka masih bisa perorangan atau ramai-ramai nonton steaming. Pun yang di kantor dan terminal. Sedangkan yang cuma ngintip misalnya, seorang pekerja yang membuka streaming sebentar-sebentar, sekedar tahu perkembangan. Misalnya pada menit ke 25, 40, 70, dan 85 saja. Lama memantaunya sekali ngintip antara 5-10 menit. Lalu sibuk kerja lagi. 

Yang kita bayangkan, jika pertarungannya internasional, maksudnya antar negara berbeda, maka live streamingnya pun makin banyak. Marak di internet. Se Asia bahkan dunia. Bisa di buka di HP kapan saja. Ini harus dicermati juga pada gelar ASIAN GAMES yad.

Yang menarik justru rasa kita ketika mendukung tim wakil klub-klub Indonesia ini. Rasanya seperti sedang mendukung Timnas Indonesia di ajang ASIAN GAMES saja yang tinggal sebentar lagi. Rasanya deg-degan luarbiasa.

Beberapa catatan seperti diberikan Persija untuk pelatih Timnas, Louis Milla dari petandingan ini. Pertama, bagaimana jika Timnas seperti Persija, tidak bisa memanfaatkan gemuruhnya suporter sebagai kekuatan untuk menang? Kedua, bagaimana jika wasit tidak terlalu menguntungkan Timnas? Bagaimana jika Timnas terpaksa harus bermain dengan 10 bahkan 9 pemain? Bagaimana jika pemain lumayan terprofokasi oleh keadaan sehingga bermain terlalu emosional? Bagaimama jika pola permainan yang paling diandalkan sesuai keunggulan masing-masing pemain Timnas mulai terbaca dan didikte lawan? Bagaimana mengatasi blunder satu dua pemain yang tidak menguntungkan? Bagaimana mengatasi kokohnya lapisan pemain belakang lawan yang sulit ditembus? Bagaimana jika di satu sisi Timnas sulit menciptakan peluang, dan membuang-buang peluang di sisi yang lain? Dst.

Ya, nonton Persija vs Home United, kita jadi seperti memisalkannya pada Timnas ASIAN GAMES yad. Memang begitulah posisi klub terbaik jika berlaga di kompetisi internasional. Bahkan rasa-rasanya, kekalahan Persija kali ini laksana kekalahan Timnas saja. Mengharukan. Tapi tetap eksis!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama. blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG