HALAMAN BOLA YANG HILANG ITU DIHIBUR PRESIDEN

PAS

setelah mengukur lingkaran bola
penjahit itu membentangkan kain 
sepanjang Indonesia
dari ujung barat sampai ke ujung timur
lalu bilang, "Pas!"

Kemayoran, 24 08 2018 
#puisipendekindonesia 
-----

Membaca koran atau tabloid olahraga bagi masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, ketika tanpa ada informasi sepakbolanya adalah omong kosong. Kecuali kalau koran atau tabloid itu hanya memberitakan satu cabang olahraga saja. Itu sudah biasa. Sebab sebuah induk organisasi pun sejak dulu bisa dimaklumi kalau 'menerbitkan' sebuah majalah, tabloud, atau buletin tentang olahraga yang menjadi tanggungjawab pengurusnya.

Inilah ilustrasi penyelenggaraan Asian Games Jakarta Palembang 2018. Setelah Timnas Indonesia tumbang secara ksatria dan menyedihkan melalui adu finalti melawan Uni Emirat Arab, Apalagi setelah sebelumnya dalam laju laga 2x45 menit, ditambah 2x15 menit, Timnas telah berhasil mencetak dua gol melalui proses serangan, sedangan tim Uni Emirat Arab hanya mampu membuat dua gol melalui tendangan finalti yang berbau kontroversi. 

Dengan hasil akhir itu, maka Asian Games 2018 ke depan sepertinya punya halaman depan tanpa halaman belakang, atau sebaliknya. Jelas ada yang terasa sangat hilang. Sebab sebagai tim bola yang belum kuat di Asia, wajar kalau timnas kita sesungguhnya sangat dimaklumi penonton jika hanya mampu masuk semi final atau syukur-syukur berhasil memperebutkan perunggu. Tempat ketiga. Tidak cuma mentok di 16 besar.

Tetapi kalau diibaratkan selembar mata uang. Maka mustahil halaman depan kehilangan halaman belakangnya, atau sebaliknya, karena akan selalu menyatu. Untuk itu lebih tepat kalau disebut, hanya Asian Games 2018 yang kehilangan sepakbola, tetapi tidak kecintaan masyarakat kita terhadap Timnas sepakbola dan cabang olahraga lain.

Ya. Asian Games 2018 akan sepi dari sepakbola Indonesia. Tetapi olahraga kita tetap akan bergairah oleh eksistensi Tmnas Sepakbola di hari ini dan di masa yang akan datang.

Maka lagi-lagi saya menjadi salut ketika di depan SCTV tiba-tiba terkagetkan oleh informasi dari pembawa acara TV bahwa Presiden Jokowi pun ikut menyaksikan duel panas Timnas vs Uni Emirat Arab di Cikarang, 24 08 2018 itu.

Kaget saya itu tentu beralasan. Karena lagi-lagi laga ini bukanlah semifinal ataupun puncak final. Ini cuma babak 16 besar. Dan itupun tanpa jaminan lolos untuk tim kita. Sehingga dalam apresiasi saya, Jokowi benar-benar siap hadir untuk menyaksikan kemenangan atau kekalahan Timnas. Luarbiasa! Ya, seperti ketika beliau hadir dan menyaksikan kekalahan tim bulu tangkis beregu putra beberapa hari lalu. Ketika itu presiden malah disuguhi satu pemain Indonesia yang terjungkal lemas tak berdaya, tidak bisa melanjutkan pertandingan, setelah jatuh bangun berusaha maksimal mengalahkan lawannya, China. Cederanya cukup parah sehingga keluar arena pun harus ditandu.

Tadinya saya sangat sedih. Sangat-sangat sedih di depan peluang kalah timnas Indonesia. Tetapi begitu mendengar bahwa presiden pun bakal sedih juga kalau timnas kalah. Maka akhirnya  hilanglah sedih saya nyaris 100%. Presiden benar-benar teman sedih kita kali ini. Menyisakan otokritik, iba kepada semangat bersama yang telah menyatu di depan bola. Betapa presiden dan rakyatnya berani 'sedih'' bersama di lapangan bola. Tidak sembunyi di belakang layar.

Semoga 'tangis bersama' dalam kekalahan ini akan dibayar dengan kemenangan gemilang di masa-masa yang akan datang. Baik di tingkat Asia Tenggara maupun Asia.

Jangan sampai dilupakan juga, jika kelak Timnas Sepakbola kita menang di laga-laga penting. Bahwa dulu, di masa 248 (24 Agustus), setelah sebelumnya beliau memotivasi dan membangkitkan spirit nasionalisme bangsa ini melalui momen bola 312, Presiden kita pernah 'menangis sedih' bersama mendoakan kemenangan yang akan datang. Karena di arena Asian Games itu kita tumbang di 16 besar.

Ya ya ya. Asian Games 2018 boleh berakhir dengan kehilangan informasi prestasi sepakbola kita. Tetapi dalam perjalanan panjang bangsa dan negara ini ke depan Timnas kita akan terus menyampaikan pesan kebersamasn sebagai satu bangsa dan tetap akan menjanjikan prestasi-prestasi

Kesedihan kita, 'kesedihan presiden', di depan kekalahan permainan sepakbola kita kali ini, masih ditambahi pula oleh beban yang lebih serius, yaitu cerita-cerita miring dari pihak tertentu tentang presiden yang dianggap terlalu fokus pada gelar Asian Gsmes dan terlalu  mengecilkan peristiwa bencana gempa bumi Lombok yang telah  menelan ratusan nyawa dan kerusakan parah di sana. Padahal dari berbagai sumber yang bisa dipercaya, secara instruksional dan koordinatif presiden pun telah melakukan langkah-langkah strategis mengatasi bencana gempa tersebut.

Kita doakan terus, semoga Lombok dll segera diberi kemajuan dan kesejahteraan yang melebihi sebelumnya pasca bencana.

Merdeka!
Jayalah NKRI!
Hidup Timnas Indonesia!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG