SEBELUM BOLA ASIAN GAMES, MEMBELI DAN MEMBELA APA?

TIKET BOLA

membeli lingkaran bola 
pinginnya selingkar ngerti
sebab buat apa kita ngantri

Kemayoran, 24 08 2018
#puisipendekindonesia
------

Asian Games Jakarta-Palembang 2018, tidak melulu soal bola. Buktinya 9 medali emas yang sudah diraih susah payah oleh kontingen Indonesia hingga jam 12 hari Jumat, 24 08 2018, yang mampu menempatkan Merah Putih di urutan ke 5 perolehan medali sementara, di bawah China, Jepang, Korea, dan Iran semuanya berasal dari cabang olahraga lain.

Tetapi meskipun demikian dilihat dari berbagai parameter, sepakbola Indonesia, terutama Timnasnya, menempati semarak penyelenggaraan yang paling menonjol. Pertama, dari konsistensi jumlah penonton di stadiun yang luas itu sejak hari pertama hingga hari terakhir Timnas menyudahi perjuangannya di setiap even pasti selalu padat. Kedua, kenaikan jumlah penonton di stadiun setiap kali Timnas sukses melewati laga demi laga selalu jauh lebih membludak daripada cabang olahraga lain. Ketiga, penyelenggaraan sepakbola internasional mulai dari liga-liga utama sampai ke piala dunia sudah kepalang mengarak penonton dunia untuk menggilai bola. Keempat, di Indonesia sendiri sudah sejak jaman pra-kemerdekaan sepakbola menjadi permainan dan tontonan kampung yang paling banyak dirubung masyarakat penonton. Kelima, promosi dan jualan bola kita melalui laga tahunan sangat semarak. Mau apa lagi? 

Bahkan belakangan ini sejak petistiwa 312, momen Presiden Jokowi hadir di stadiun Pakansari Cibinong pada semifinal Piala AFF 2016, Timnas Indonesia semakin menjadi pusat perhatian pemersatu bangsa. Banyak kode kebersamaan yang muncul dari situ di depan tumpah-ruah penonton di stadiun, serta di depan seluruh penduduk Indonesia depan TV dan internet.

Bicara Timnas sepakbola Indonesia, tidak lagi cuma soal sebuah cabang olahraga. Ini masalahnya. Melainkan sudah menjadi kehadiran suporter dan terbangunnya masyarakat bola yang besar. Sehingga kalah ataupun menang, itu adalah eksistensi sebuah bangsa dengan keterwakilan penonton yang paling banyak. Di belakangnya memang menyusul olahraga lain yang populer hingga ke pelosok kampung terpencil seperti bola volly, bulu tangkis, dll. Tetapi soal jumlah penonton tentu tidak bisa menyaingi penonton sepakbola. Meskipun prestasi bulutangkis kita di tingkat dunia jauh lebih banyak.

Kenyataan ini memaksa kita untuk menyikapi setiap cabang olahraga secara proporsional. Saya sendiri sebagai penggila bola, sangat suka dengan tontonan pertandingan wushu selama Asian Games di Jakarta-Palembang. Seperti sering saya bilang, depan wushu saya seperti nonton film kungfu. Saya tidak perlu mempersoalkan bahwa wushu bukanlah olahraga yang populer sampai ke kampung-kampung dengan jumlah penonton yang tidak membludak seperti dalam sepakbola. Ini kenyataan. Demikian pula ketika saya menyukai pencak silat, volly pantai, tenis lapangan, teniseja, panjat tebing, senam, lari, lompat jauh, balap sepeda, dayung, dll.

Pendeknya, dalam mencintai cabang olahraga lain, selain sepakbola, saya (kita) tetap saja bisa fokus maksimal dengan rasa cinta yang penuh. Saya kira demikian pula dengan atletnya. Mereka sangat mencintai olahraga yang ditekuninya, yang dirindukan pula prestasinya oleh bangsa dan negara. 

Akibatnya dari pola yang berkembang, tidak ada salahnya kalau diantara gegap gempita perolehan medali di cabang olahraga lain, posisi Timnas sepakbola kita tidak tergoyahkan dari animo besar bangsa ini. Seperti sebuah lembaran besar. Halaman muka adalah multi-olahraga sedangkan halaman belakangnya Timnas sepkbola. Atau sebaliknya. Bak dua sisi mata uang juga. Meskipun hingga hari ini, 24 08 2018 Timnas Garyda U-23 kita ini baru lolos ke babak 16 besar dengan menjadi juara grup setelah tiga kali menang lawan Chinesse Taipei, Laos dan Hongkong, dan sekali kalah lawan Palestina. Tentu masih sedikit jauh dari semi final dan partai puncak.  

Kita tentu berharap sore ini, Timnas mampu menumbangkan Uni Emirat Arab di partai gugur 16 besar. Suatu tantangan yang tidak mudah bagi Evan Dimas dkk. Sehingga jika kita lolos meskipun dengan skor tipis, kita akan langsung masuk 8 besar Asian Games. Suatu prestasi yang tidak mudah. Setidaknya sebelum bisa berharap masuk final.

Kalau dalam laga sore ini Timnas Garuda-23 mampu menumbangkan Uni Emirat Arab di Cikarang, pada laga berikutnya kita akan menghadapi pemenang antara Banglades vs Korea Utara.  

Meskipun jam 13:00, di hari Jumat hari baik ini kita sudah dapat kabar tiket bola habis. Dan panitia berkomitmen memasang dua layar lebar di luar stadiun. Semoga laga sore ini berjalan aman tentram. Cerminan dari Republik Indonesia yang cinta damai.

Sebab di depan tiket bola kita wajib bertanya-tanya juga, "Sesungguhnya kita ini berniat membeli dan membela apa?" Ya, tentu membela dan membeli harga diri. Sebab dari sentrum itulah kemenangan bisa datang hari ini dan di masa datang.

Sukses selalu Timnas Indonesia. Jayalah NKRI. Garuda di dadaku. Merah Putih akan selalu berkibar di langit hatiku. Indonesia Raya menggema sepanjang masa.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG