HIDUP MATI UNTUK SUMPAH PEMUDA

TIANG CAKRAWALA 

tak ada waktu untuk menjadi tua
sebab penanggalan hanya siap menyebut ada
setia dan mulia 
gemuruh semangatnya 
gulung menggulung gunung
menggetarkan tanah-tanah datar
ke laut menjadi dalam
membentangkan atau menenggelamkan 
ke langit menjadi luas
mengibarkan atau meruntuhkan 
ke dalam diam menjadi tentram
tiang cakrawala teduh dan tenang

Kemayoran, 28102018
#puisipendekindonesia 
------

Berada di penyisihan grup A AFC Cup 2018 bersama Qatar, China Taipei, dan Uni Emirat Arab bukanlah suasana yang nyaman buat timnas Indonesia U-19. Tapi berkat perjuangan yang gigih dan dukungan doa segenap bangsa Indonesia, akhirnya beban berat itu bisa dilalui. Berhasil menang meyakinkan, 3-1 pada laga pertama melawan China Taipei, di luar dugaan Timnas nyaris terbantai memalukan dari timnas Qatar. Sempat tertinggal 6-1 akhirnya Indonesia mampu Bangkit, meskipun cuma berhenti pada skor 6-5. Setidaknya skor akhir itu meskipun mengecewakan, masih mendatangkan pujian dari suporter merah putih, karena kegigihan dan rasa tanggungjawabnya. Dan akhirnya dengan menaklukkan 1-0 tim unggulan, Uni Emirat Arab, tim garuda muda ini pun berhasil menempati posisi runner up grup dan lolos ke babak berikutnya. Luarbiasa! Suatu prestasi dan posisi yang sudah ditunggu puluhan tahun. Sebab pada laga-laga sebelumnya timnas kita selalu gugur di babak penyisihan grup. 

Keberhasilan ini sesungguhnya menyerupai sukses timnas U-16 yang beberapa minggu sebelumnya juga berhasil lolos melewati kawah penyisihan AFC Cup. Tetapi sayang, dalam laga terakhir itu timnas U-16 kalah saat melawan timnas Australia. Maka pupuslah harapannya untuk maju ke kancah Piala Dunia U-17.

Kini tumpuan kita berada di timnas U-19 yang harus tampil menjamu timnas Jepang di partai hidup mati, 28102018. Jika tim merah putih asuhan pelatih Indra Syafri ini mampu menaklukkan tim Sakura itu, maka selain akan masuk ke babak semi final, juga memastikan diri lolos ke Piala Dunia U-20 tahun depan. Suatu prestasi yang sangat luarbiasa di hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober ini. 

Meskipun pada laga ujicoba melawan tim biru dari Jepang beberapa saat lalu timnas sempat menuai kekalahan 1-4, tetapi tidak bisa dipastikam timnas Jepang akan menang dalam partai hidup mati kali ini, apalagi menang mudah. Semua tergantung Allah Swt. Lagipula dalam teori sepakbola, siapa yang paling siap bertanding dan mampu memaksimalkan setiap peluang, dialah yang lebih pantas untuk menang. Apalagi bagi timnas garuda, laga ujicoba itu justru memberi bekal untuk mengenali secara lebih dekat dan detil kondisi skuad lawan. Yang artinya, saat ini Indonesia boleh merasa diuntungkan. Apalagi pelatih Jepang sendiri sudah mengakui main dengan Indonesia di kandangnya bukanlah persoalan mudah. Pasti sangat merepotkan.

Indonesia disebut-sebut oleh para pengamat bola, setidaknya untuk belakangan ini, sedikit beda dan 'aneh' dari laju persepakbolaan dunia. Menurut mereka, di berbagai belahan dunia tim-tim muda, U-16 dan U-19 bukanlah nomor prestasi dan juara. Tetapi ajang persiapan untuk membangun tim senior. Sementara bagi Indonesia, tim yunior ini justru lahan prestasi dalam setiap kejuaraan. Ya, seperti yang sudah saya uraikan pada tulisan sebelum ini, di Indonesia semua kelompok usia adalah penghibur dan pemersatu spirit nasionalisme kita. Merupakan satu paket dari harapan panjang prestasi. Sehingga ketika kita gagal menorehkan prestasi terbaik di usia senior, kita pasti berharap pada usia di bawahnya atau sebaliknya. Sebab bagaimanapun skuad kita adalah satu belaka, Timnas Garuda Indonesia.

Kondisi sosial dan psikologis itu terbangun setidaknya oleh dua hal. Pertama setiap tim nasional usia berapaun di Indonesia, selalu diperlakukan sama oleh suporternya. Sama-sama merupakan harapan bangsa dan negara. Kedua, dengan tidak cuma bertumpu pada satu timnas maka peluang mendapatkan prestasi dan posisi terbaik selalu lebih terbuka.

Contohnya, ketika timnas senior selalu kesulitan menjuarai piala AFF, usia 16 dan 19 telah berhasil mengobati luka hati para suporter sepakbola Nusantara. Dan itu fakta nyata. Mau dibilang apa? Kalaupun mau dijungkirbalikkan teorinya, paling-paling ujung-ujungnya masyarakat bola akan menyalahkan PSSI yang tidak pernah mampu melahirkan timnas senior untuk unggul di berbagai kejuaraan.

Sehingga situasi normal ala Indonesia bisa sangat dipahami.

Akhirnya, karena tulisan ini saya buat beberapa jam sebelum laga penting Indonesia vs Jepang. Maka di hari sumpah pemuda ini ayo kita pekikkan isi SUMPAH PEMUDA kita kepada para pejuang muda itu:

"SOEMPAH PEMOEDA

Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe bertoempah darah jang satoe, tanah air Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean, bahasa Indonesia".
---

Jayalah Timnas Garuda Indonesia!
Jayalah NKRI!
Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG