PERSIJA, GEMPITA AKHIR TAHUN INDONESIA

BOLA JUARA 

menanti 17 tahun, Persija juara
aku melihat 17 Agustus Indonesia 
merdeka! 
Jakarta juara bola
aku melihat semuanya
kota-kota seluruh Indonesia

Kemayoran, 09122018
-----

DENGAN ISA-KU

jelang natal
etalase kota semarak
sudut-sudut supermarket dan hotel
tempat swa-foto
dengan latar belakang boneka salju
atau pohon cahaya
aku sudah berkali-kali terjebak
obrolan riang dengan para pekerja
soal rencana malam tahun baru nanti
kini aku sibuk mencari-cari
tempat yang hangat untuk berdua
dengan Isa-ku

Kemayoran, 04122018
#PuisiPendekIndonesia
------

Benar-benar duel final Liga Satu yang layak, meskipun pertarungan antara calon juara, Persija dan tim yang terancam degradasi, Mitra Kukar. Justru ini kunci serunya. Yang satu bisa gagal juara kalau kalah, sementara yang lain sebenarnya mana sudi terdegradasi ke Liga Dua, kecuali terpaksa. Dan terpaksa pun mesti unjuk taring harga diri.  

Harus disyukuri, secara profesional, tanggungjawab dan entertain, kedua tim menurunkan formasi terbaiknya dari menit pertama. Dan stadiun Gelora Bung Karno pun sangat padat. Karena memang sejak beberapa hari terakhir sudah tersebar kabar, tiket terjual ludes. Sehingga gubernur DKI dan panitia pelaksana menyarankan untuk mengadakan nonton bareng di tiap kelurahan masing-masing. 

Menit ke 14 terjadi keseruan khas 2018. Betapa tidak, dalam laga lain PSM Makasar unggul 1-0 atas tamunya PSMS Medan. Yang artinya, peluang juara sementara sudah dipegang oleh PSM. Sebab jika PSM menang sementara Persija kalah, maka juara Liga Satu adalah PSM. Apalagi beberapa menit kemudian didapat kabar, PSM unggul lagi, 2-0. Semakin sempurna. Tetapi hiruk-pikuk Gelora Bung Karno akhirnya meledak juga ketika di menit ke 16 Marco Simic berhasil melesakkan tendangan finalti, goooool, 1-0 untuk Persija Jakarta. Ini artinya, jika Persija bisa menpertahankan keunggulannya sampai detik terakhir maka mahkota juara akan menjadi milik Macan Kemayoran. Sebab jika Persija menang dan PSM menang, maka bisa dipastikan Persija yang berada di puncak klasemen bakal unggul satu poin. Seru! Seru!

Sudah biasa terjadi pada laga final utama yang sangat menentukan, 25 menit babak pertama berlangsung di Jakarta dan Makasar, bahkan sudah tercetak 3 gol, tetapi rasanya seperti baru berlangsung 5 menit saja. Ini jelas tontonan berharga untuk membaca teknik permainan bagi tim-tim yang tidak sedang berlaga, terutama yang sudah terima nyaman di papan tengah. 

Benar-benar Minggu final spesial 2018. Laksana final di dua tempat. Sebab sebelum memasuki laga pamungkas ke 34, Persija berada di puncak klasemen sedangkan PSM berada di posisi kedua, dengan keunggulan 1 poin untuk Persija. 

Secara unum pertandingan babak pertama berlangsung agresif dan kreatif, tidak brutal. Ini sangat positif tentu saja. Bisa dibilang, para penain lebih memilih jadi pahlawan sepakbola, daripada menyerang paha-lawan, alias brutal.

Dasyat, menit ke 30 PSM trengginas menambah gol lagi, 3-0 menaklukan PSMS Medan. Ini modal besar jika Persija bisa ditaklukan.oleh Mitra Kukar. Tetapi di Jakarta,  Persija yang tampil agresif punya beberapa peluang matang meskipun belum mampu menambah golnya. Sayang sekali.

Di tengah hiruk-pikuk penentuan juara Liga Satu, dan perseteruan di jurang degradasi yang dilakukan secara serentak dari berbagai tempat, yang berlangsung semarak, gegap gempita, semoga menginspirasi Pemilu Serentak yang akan berlangsung awal tahun depan. Semua untuk satu nama, harga Indonesia. Sportifitas Indonesia! 

Gila, menit ke 40 PSM di stadiun Andi Matalata kembali mampu mencetak gol, sempurna 4-0. Tapi angka ini hanya akan jadi hiburan prestasi jika Persija tetap unggul 1-0 apalagi lebih, atas Mitra Kukar di Jakarta. 

Setelah dua menit tambahan waktu, babak pertama pun berakhir. Tetapi pemain, ofisial dan para suporter Persija tentu masih sangat deg deg plus, karena skor 1 masih berpeluang disamakan oleh Mitra Kukar pada babak kedua. Sementara bagi Mitra Kukar, tentu sangat menyebalkan tidak segera bisa menyamakan skor di babak pertama. Ini otomatis jadi motivasi gila untuk babak kedua.

Di saat rehat saya jadi teringat tulisan saya beberapa saat lalu. Saat itu saya menyebut untuk musim kompetisi 2018 sesungguhnya Persija Jakarta dan Persib Bandung sangat pantas jadi juara, entah siapapun yang berada di puncak dan siapapun di runner up. Tetapi kenyataan berkata lain, Persib hanya manpu berada di posisi empat, setelah melintasi laga-laga berat karena terkena sanksi PSSI. Harus bermain kandang di luar Bandung tanpa penonton. Ditambah lagi formasi pemain utamanya sempat bongkar pasang.

Tetapi jujur saya bilang, posisi empat pun adalah harga positif untuk prestasi Tim Maung Bandung. Sebagai tim atas, masih bisa jadi motivasi untuk musim kompetisi di tahun-tahun selanjutnya. Bukan sebuah kejatuhan.

Kembali ke puncak Liga Satu, 09-12-2918. Ini adalah perhelatan Desember dan persembahan akhir tahun yang semarak dan sangat menghibur. Sekaligus medatangkan doa-doa, agar Natal dan tahun baru tahun ini juga akan semarak dan aman. Itu sebabnya awal tulisan ini juga saya buka dengan sebuah puisi betema tahun baru.

Oo oo o, baru saja memasuki babak kedua tim PSM sudah melesakkan gol kembali ke gawang PSMS Medan, 5-0. Sebuah pesta runner up sementara di Makasar, sambil terus deg-degan menunggu peluang juara, jika Persija kalah dari Mitra Kukar. Luarbiasa!

Kalaupun Mitra Kukar dalam laga ini dapat dikalahkan oleh Persija, kita tetap salut. Sebab meskipun sudah pasti terdegradasi tetapi mereka main maksimal dan profesional.

Daaaaaaannnn. Goooool. Menit ke 59 Marco Simic berhasil melesakkan gol kedua untuk Persija Jakarta melalui sundulan kepala. 2-0. Stadiun GBK pun makin gemuruh.

Sebuah hadiah yang menjanjikan, menit 69 Mitra Kukar mendapat tendangan finalti setelah pemain Persija, Rohit Chand hansball. Tapi sayang, tendangan kerasnya masih bisa dipatahkan oleh kiper tim nasional Indonesia Andritani.  

Tiga menit sebelum waktu normal 90 menit Mitra Kukar mampu memperkecil skor, 2-1. Ini membuat gempita Jakarta semakin deg-degan. Sebab masih ada peluang bagi Mitra Kukar untuk menyamakan kedudukan bahkan memenangkan pertandingan.

Inilah menit-menit final yang gila.  Apakah mahkota juara milik Persija Jakarta atau milik PSM Makasar?

Dan akhirnya setelah 17 tahun menantikan gelar juara, Persija Jakarta mampu jadi juara Liga Satu 2018. Ini kemenangan ganda, setelah di tahun 2018 ini mereka juga juara Piala Presiden. Ini juga panggung puncak bagi striker senior Bambang Pamungkas yang meskipun turun di beberapa menit terakhir tetapi ikut terlibat mengangkat Piala Utama. Subhanallah.

Sukses laga final di Jakarta adalah juga sukses kesemarakan dan pengamanannya. Ini harus disyukuri untuk perhelatan akbar, perhelatan puncak nasional. Citra Indonesia. Semoga menjadi pesta tutup tahun persepakbolaan yang sempurna. Saya kira sampai detik-detik pergantian rahun 2018-2019 nanti 'Pawai Persija' dan 'Panggung Orange' pasti akan sangat terasa.

Sukses! Sukses! Sukses!
Selamat juga untuk runner up, PSM Makasar yang sudah gila-gilaan di laga puncak menaklukan PSMS Medan, 5-1.

Akhirnya setahun ini kita secara introspektif menyimpulkan, selalu ingin mendapatkan hiburan berkualitas dari lapangan bola. Ingin mendapatkan tontonan prestasi, permainan yang sportif,  fair play, dan pengelolaan pertandingan yang mengagumkan. Selain itu, selalu ingin tersugesti oleh spirit nasionalisme yang tidak omong kosong. Jadi nasionalisme yang menyelamatkan kita srmua karena rido Allah Swt.

Bagi tim-tim yang terdegradasi tentu tidak perlu terlalu berkecil hati, sebab kita pun biasa berteriak, "Hidup Liga Dua". Sebab eksistensi Liga Dua juga supremasi dan prestasi nasional tahunan bagi semua tim yang berlaga di sana. Yang penting, sukses persepakbolaan Indonesia.

Kemayoran, 09122018
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG