TIGA PUISI TAHUN BARU

Tidak cuma dalam rangka menyambut tahun baru 2019. Bagi puisi, itu hanyalah sebuah kebetulan. Melalui tiga puisi ini saya membaca kalimat bijak yang terserak sepanjang tahun baru pada dunia manusia. Selamat menikmati.

TARIAN TAHUN BARU 

apa dukamu dengan kedatangan tahun baru?
sebab dibenci atau tidak, dia datang juga
apa lukamu dengan macam-macam tahun baru?
bukankah setiap hari pun sesungguhnya
pergantian tahun ?
tempat syukur dan memohon belas kasih Tuhan
hijrah sepanjang jaman

kalau bencimu pada bahaya petasan,
mabuk-mabukan, hura-hura tanpa batas
dan tindak kriminal
malaikatmu tentu satu marah denganmu
tetapi tahun baru tidak pernah bisa dilewatkan
selalu melintasi jatahnya
menyebut dirinya karunia

kalaupun kita mengurung diri dalam sepi
mungkin beberapa teman
dan anak-anak akan menatap langit
menyebut pesta khusus para bintang
menikmati pergantian tahun
atau riang mereka dengan hiburan televisi dan radio
terhibur depan panggung musik
lalu apakah anak-anak akan kita jewer, dipaksa tidur?
atau akan kita tarik paksa dari depan panggung musik
lalu kita kunci di dalam gudang hukuman?
atau yang sedang menikmati kuliner spesial
kita paksa memuntahkannya?

lalu bagaimana kalau hari ulang tahunnya
mereka rekayasa sebagai pergantian tahun?
setidaknya sukaduka setahun telah ia lewati
lalu di halaman rumah atau di sudut kota
bikin hiburan musik dan tari
berdoa bersama sebelum meniup lilin
lalu meniup terompet ramai-ramai
dan menyalakan kembang api?
bukankah seperti itu juga pergantian tahun?

lalu apa salahnya merayakan sekali setahun
bersama masyarakat sekampung, sedunia
semarak di mana-mana
berdoa apa saja?
bukankah dari dulu sungguh romantis
seorang kakak yang keliling naik sepeda
membonceng adiknya
lalu membelikannya terompet dan kembang api
yang seperti di rengkuh dari kumpulan bintang-bintang itu
sebagai hadiah tahun baru?

Kemayoran, Senin, 31 12 2018
------
------

TARIAN TAHUN BARU DI HUTAN

sebutir telur menetas di dahan
keriangan induknya memecah hutan
daun-daun bening hijau di matanya
dahan-dahan perak

setelah anak baru itu sempurna posisi kakinya
dan mampu membuka mulutnya lebar-lebar
diucapkanya kalimat pertama, "Selamat hari baru"
lalu si induk menari memutari pohon
seperti menumpahkan kesukacitaan
mengabarkan kelahiran
sekaligus memastikan keamanan istananya
"Selalu hari baru untukmu, Anak Raja" ucapnya
sengaja dari jarak agak jauh
agar si anak mulai biasa dengan pertanda datang ibunya
sebab rasa dan getaran adalah kode pertama
sebelum suara, bahasa dan penglihatan
sejenak mereka bermesraan
dalam upacara yang penuh kehidmatan
sebab melahirkan adalah suatu kemenangan
tempat jantan dan betina memahami
apa arti cinta, umur panjang
dan kesejahteraan hidup yang akan datang
dan kelahiran adalah juga kemenangan
ketika anak burung memahami
hanya cinta yang menyelamatkan semuanya

lalu dimulailah bab rindu jilid ketiga
induk hutan pergi mencari makan
yang terasa seperti kejam yang terpaksa
tetapi pulang membawa makanan sukacita
"Bukan cuma kamu.
Akupun merasa berdosa setiap kali meninggalkanmu.
Meskipun baru satu kepak sayap pergi".
ditatapnya bayi merah di sela-sela dahan itu
di atas sarang serabut yang hangat
"Tahun barumu segera disambut angin kencang
dan hujan. Itu masa yang sulit.
Kita harus kuat bertahan.
Berdoalah setiap saat", katanya
lalu ia berikan hangat tubuhnya
di punggung anaknya
melayari mimpi-mimpi alam 

Kemayoran, Senin, 31 12 2018
------
------

TARIAN HUJAN TAHUN BARU 

kalau hujan tidak membuat kita kuyup
dalam suatu perjalanan pulang kerja
beberapa hari sebelum akad nikah dulu
mungkin tahun baru kita
tak akan semegah ini

di atas motor ketika itu kita sama lupa
tidak membawa jas hujan
sehingga baju kerjaku
juga baju kerjamu tempat berpesta air
dari langit luas dan cipratan jalan raya
ketika di emperan toko
ramai bersahutan terompet tahun baru
menunggu hujan reda
menunggu saatnya keliling kota
sampai ke puncak pergantian tahun

kita seperti pasangan gila yang berpesta
meliuk-liuk saat itu
berteriak dan menari sepanjang jalan pulang

sialnya, kita memang sama-sama pekerja yang aneh
yang seperti hidup di planet lain
di malam keluarga itu jam 10 malam
baru pulang kerja
dalam tubuh lelah dan wajah kacau 
karena dunia kita seperti ruangan belakang pintu besar
tempat mengintip mereka yang sukaria liburran

tetapi di negara hujan tahun baru itu
cinta kita justru dikuatkan Tuhan
sebab bagi kita, malam itu
adalah rencana kebahagiaan keluarga
meskipun tak sempat meniup terompet
tak sempat melihat pesta kembang api
tak sempat nongkrongin panggung musik
tapi tahun baru tak bisa dilupakan
selalu kita rayakan dan syukuri

yang penting kita hindari satu hal, jangan egois
jangan pernah memaksa minta hujan
meskipun kita siap keliling kota hujan-hujanan seperti dulu
sebab meskipun bagi kita itu kenangan
tapi bagi liburan mereka, itu halangan 

Kemayoran, Senin, 31 12 2918
Jelang tahun baru 2019
--------

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG