SELAMAT IDUL ADHA AGUSTUS INI

KEAGUNGAN

selalu
larut
di keagunggan
haji

Kemayoran, 10082019
#MalamIdulAdha
------

Tulisan ini dimulai dengan satu puisi pendek #nalikan yang berpola 3-2-5-2. Yang mulai saya tulis sejak tahun 2015 silam. Penggunaan pola itu mendasarkan diri pada kesaksian dan kesadaran bahwa dalam tertib hidup itu yang paling utama dan mudah dipahami secara umum adalah, senantiasa hidup dalam kebaikan. Mengulang-ulang kebaikan saja. Angka 2 sendiri berarti pengulangan. Menyertakan 2 sebanyak dua kali, lebih menekan pada proses pengulangannya. Kelipatan dua. Selain itu 2 dan 2 adalah 4, empat persegi Kabah. Itu sebabnya secara khusus puisi nalikan sangat dekat dengan wacana dan pemahaman mengenai Rumah Allah.

Secara universal, 3 artinya tarekat, jalan-jalan, tujuan-tujuan. 2 artinya syariat hidup, pengulangan kebaikan. 5 dan 6 berarti adil dan rukun atau berjiwa penengah. Sehingga 3-2-5-2 berarti, bersungguh-sungguh dalam perbuatan baik sehari-hari yang berkeadilan. Agar mendapat rido Allah SWT sehingga dikaruniai kebahagiaan dan keselamatan dunia-akhirat.

Ini hari yang sangat baik. Minggu keluarga, Idul Adha, 2019. Apalagi bagi saya semacam hari ulang tahun anak saya. Sebab dulu dia lahir bertepatan dengan tibanya malam takbiran Idul Adha. Yang akhirnya membuat saya merenung panjang, bahwa sesungguhnya kita semua adalah Anak Idul Adha. Bahwa sesungguhnya kita semua adalah Putra Ibrahim AS.

Dalam buku Mendaki Langit (#100AksiPuisiPramuka) yang sedang dalam proses penerbitan menyambut 14 Agustus 2019, Hari Pramuka Indonesia, saya menulis pada puisi ke 67, sebuah puisi untuk kepedulian pada hari besar Islam Idul Adha. Ini puisinya:

DI BUKIT IBRAHIM

wahai, engkaukah Ismail
yang di hari dukacita
sukacita menjemput kemenangan Allahnya?

wahai, engkaukah anakcucu Ibrahim
yang dalam segenap keprihatinan
memenangkan segenap firman dan kuasaNya?

sebab hidup ini pengorbanan yang besar
menggapai keselamatan
menegakkan keadilan
menyemai bahagia dan sejahtera
ketika syetan-iblis menjebak manusia
dengan parfum celaka dan kesengsaraan

engkaukah Ismail
yang di bukit bersaksi dengan lahir batinnya
dengan nyawa di lehernya?

engkaukah anak-cucu Ibrahim
yang setia
dan terdepan?

Kemayoran, 08062019
-----

Benar. Bagi Pramuka Indonesia, yang aktif dalam kegiatan Gugus Depan, Satuan Karya, atau Kwartir Cabang, atau seluruh bangsa Indonesia yang setidaknya pernah sekolah formal dan berseragam Pramuka, tentu harus ngaji paham seluruh hari besar Islam. Termasuk dua hari rayanya, Idul Fitri dan Idul Adha. Karena itu adalah momen utama tahunan yang sangat membangun karakter bangsa.

Tentu, pada buku itu saya sertakan penjelasan, Pramuka Indonesia ---juga seluruh bangsa Indonesia--- akan selalu menghayati nilai-nilai luhur dari hari-hari besar keagamaannya sesuai dengan agama dan keyakinannya masing-masing.

Sebagai penutup. Semoga puisi Di Bukit Ibrahim itu penuh motivasi di hari raya Idul Adha kali ini. Apalagi Idul Adha di bulan Agustus bisa lebih mendatangkan renungan mendalam bagi setiap pribadi Nasionalis Religius. Selain itu, karena dalam nalikan angka-angka dipahami mulai dari angka 1 sampai 9, tentu dengan menyertakan bilangan pembentuk dan bentukannya, maka ada baiknya kita tengok hal puisi ke 67 itu. 6+7=13. Lalu 1+3=4. Ya, kita bangga berdiam dalam paham BAITULLAH.

Kemayoran, 11 08 2019
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG