TEATER MENGIBARKAN BENDERA NEGARA

memasuki era reformasi semua panggung hiburan bangkrut, kecuali teater rakyat, tiap bulan manggung, selain marak puluhan teater jalanan demontrasi

saya bilang, sejatinya negara Indonesia tegak berdiri di dalam teater saat itu. Bendera berkibar di tiang penuh! Siapa berani menurunkan?

meskipun Harry Roesly menyanyi, "jangan menangis Indonesia", sambil menangis. Lalu saya minta reporter saya untuk wawancara soal kaos oblong dan celana komprangnya yang selalu serba hitam, biar ada tema lain

seni itu ada seni hobi dan ajang silaturahmi, seni promosi dan komersil, seni unjuk rasa, seni untuk tujuan pendidikan, seni dakwah, seni pesta rakyat (swadana hajat lembur), seni untuk pelestarian seni yang hampir punah, dst

teater, setidaknya secara demonstratif, sebagai ruang katarsis tetap akan abadi, tidak tertekuk lutut oleh politik yang tidak berpihak

soal penghasilan, seorang aktor masih bisa nyambi direktur atau kuli

karena itu ketika ada aksi Dewan Jeprut Buligir Bandung, beberapa saat lalu yang membuat Wakil Gubernur turun tangan, saya kasih tahu teman-teman, kuncinya politik senibudaya, atau politik kebudayaan kita secara umum harus sehat lahir batin. Sehingga selamanya berpihak kepada rakyat. Kemanusiaan berketuhanan itu. Dengan progres dan bukti-bukti nyata.

salam cinta.

26 Aguatus 2016 pkl 11:54
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG