ngopi puisi SELUAS KEBUN JAGUNG
SELUAS KEBUN JAGUNG
lelaki tua yang hidup di kebun jagung
mengajak satu-satu, anak, cucu dan teman-temannya
sesuai ketepatan waktunya
ke istana gubuk yang umurnya lebih tua dari mereka
berdinding anyaman bambu dan papan
beratap genteng tanah
sambil membakar singkong atau jagung
selalu dinasehatkan apa saja
yang katanya, alamat-alamat pada peta
yang bisa ditelusuri nanti
agar anak-anak wangi singkong dan jagung
disambut malaikat-malaikat yang merunduk
pada saatnya, katanya
sampai ke tujuh puluh negarapun kau pergi
aku akan tetap di sini
dan kau cuma bisa memutari gubuk ini
itu sebabnya kupesankan, jangan jahat
pada sesama manusia
sebab seluruhnya bersaudara
sekandung
itulah sebab syair dan lagu punya kerja, katanya
dipanggil Allah untuk bersuara
merdu atau lantang
tentang keselamatan manusia masa depan
dan tragedi-tragedi masa lalunya
---- meskipun kau mulai khianat dan muak
pada puisi dan nyanyiannya
meskipun penguasa pada jamanmu
ada yang menentangnya
sebab Allah akan segera menggantinya
dengan penguasa yang baru
dan aku akan terus membelahdiri
dengan wajah dan tubuh yang sama
seperti deretan rapih pohon jagung
menjadi berjuta ayah
berjuta kakek di mana-mana
semakin banyak!
semakin banyak!
menemanimu dan memanggilmu
selalu untuk makan jagung bakar dan singkong rebus
yang kelak lebih banyak variasi sajiannya
tak bosan-bosan
sebab aku tak mau anak cucuku mati
di sana, di sana
ditikam kejahatan atau semacam miras-narkoba
begitupun aku yang di sana, di sana
tak ingin anak cucuku mati di sini
nelangsa
Kemayoran, Januari 2019
______
*) Puisi Gilang Teguh Pambudi, dari antologi puisi Sayur Mayur, penerbit Artikata.
#NgopiPuisi
#NgopiPuisi033
#PuisiGilangTeguhPambudi
Komentar
Posting Komentar