DINDING PUISI 241

DINDING PUISI 241

Anda sudah melewati berbagai rintangan dan sekarang tengah bersyukur merasa lebih aman dan nyaman? Atau, sebaiknya anda sedang asyik menjalani sebuah tantangan sebagai pembelajaran menghadapi rintangan? Sebab guru dan orang tua kita dari dulu suka bilang, pengalaman adalah guru yang terbaik. Menjalani tantangan adalah proses berpengalaman. Sehingga kelak di tengah berbagai rintangan, buah pengalaman-pengalaman itu akan efektif bekerja dengan sendirinya. 

Dalam dunia tulis-menulis, tantangan identik dengan proses berlatih intensif dan terarah. Terus-menerus dan terukur. Bahkan sekelas sosok Profesor Puisi, Sapardi Djoko Damono sangat ihlas menyebut masa lalunya, "ketika mulai belajar menulis puisi". 

Dalam dunia motivasi, proses belajar itu seumur hidup. Sehingga setiap berhadapan dengan rintangan selalu kita komentari, "ini cobaan, anggap tantangan". Maksudnya, proses melintasinya adalah tabungan ilmu di masa depan. Bahkan ketika Arswendo Atnowiloto menyebut, "menulis itu gampang", yang dimaksud olehnya adalah, tinggal latihan saja terus menerus sampai lancar. Selesai. 

Maka ketika saya melihat fenomena model tantangan menulis 100 puisi, tantangan menulis 20 cerita pendek atau artikel, tantangan menulis 30 fiksimini, dst, yang di masa pandemi corona makin semarak di media sosial, saya menanggapinya sebagai pengalaman nyata yang banyak mengajari kita secara praktis dan langsung. Meskipun peserta tantangan semacam ini minimal bisa terdiri dari 3 kelompok. Kelompok pertama, pihak yang masih awam menulis tapi tertantang untuk terlatih. Kelompok kedua, pihak yang sudah lancar menulis tetapi perlu menguji kadar produktifitas menulisnya sekaligus ketajaman berkaryanya di tengah target atau pesanan. Apalagi merasa harus berkontribusi karena tertantang juga oleh 'pesanan tema even' yang diikutinya. Kelompok ketiga, yang memanfaatkan ruang tantangan itu untuk menabung karya atau untuk persiapan penerbitan. Sehingga nantinya ada dua keuntungan,  menyudahi tantangan dan memanfaatkan ruang tantangan itu untuk persiapan penerbitan buku. 

Tentu hasilnya memiliki perbedaan dari tiga kelompok itu. Yang sekaligus menunjukkan fakta bahwa tidak semua karya atau buku dari penulis-penulis yang mengikuti tantangan yang sama akan memiliki kondisi dan kualitas yang sama. Sehingga kita mustahil menjadi nyinyir, "Hasil ikut tantangan di grup anu ya?" 

 
Kemayoran, 01 10 2020
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama@gmail.com
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG