Pernah Sedih (Cerpen Move On AFF) cerpen Gilang Teguh Pambudi

PERNAH SEDIH Cerpen: Gilang Teguh Pambudi Bayangkan. Pohon mana yang tidak lekas mati, dalam derita hatinya ia menghentikan kerja daun dan akar? Meminta Allah untuk memaklumi. Setiap hari mencacimaki batang dan ranting sendiri. Memohon malaikat mencatat proses hidup yang tragis. Menyalahkan pemilik kebun, bahkan pejalan kaki yang telah berdosa menghianatinya. Memanggil nama-nama orang suci sebagai deretan para saksi yang harus mendakwahkan hati tersakiti oleh orang-orang salah. Besi mana tidaak lekas keropos kalau cat anti karatnya ia kelupasi sebagai tanda kecewa yang mendalam kepada penghuni perumahan, bahkan kepada Negara? Ia seperti meneriakkan kebenaran yang tidak juga didengar, sambil mempercepat karat dan keroposnya. Untunng Allah berkalimat, itu dosa. Itu siksa. Sehingga pohon-pohon terus tumbuh memenuhi takdir panggilannya. Besi-besi menulis hukum yang kuat di buku-buku. Tentu, barang siapa gagal memahami ini, ia tidak ngaji pohon dan besi. Tidak ngaji ruh dan badan. Dia perna...