Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

TEATER MENGIBARKAN BENDERA NEGARA

memasuki era reformasi semua panggung hiburan bangkrut, kecuali teater rakyat, tiap bulan manggung, selain marak puluhan teater jalanan demontrasi saya bilang, sejatinya negara Indonesia tegak berdiri di dalam teater saat itu. Bendera berkibar di tiang penuh! Siapa berani menurunkan? meskipun Harry Roesly menyanyi, "jangan menangis Indonesia", sambil menangis. Lalu saya minta reporter saya untuk wawancara soal kaos oblong dan celana komprangnya yang selalu serba hitam, biar ada tema lain seni itu ada seni hobi dan ajang silaturahmi, seni promosi dan komersil, seni unjuk rasa, seni untuk tujuan pendidikan, seni dakwah, seni pesta rakyat (swadana hajat lembur), seni untuk pelestarian seni yang hampir punah, dst teater, setidaknya secara demonstratif, sebagai ruang katarsis tetap akan abadi, tidak tertekuk lutut oleh politik yang tidak berpihak soal penghasilan, seorang aktor masih bisa nyambi direktur atau kuli karena itu ketika ada aksi Dewan Jeprut Buligir Bandung, bebe

SELAMAT IDUL ADHA AGUSTUS INI

KEAGUNGAN selalu larut di keagunggan haji Kemayoran, 10082019 #MalamIdulAdha ------ Tulisan ini dimulai dengan satu puisi pendek #nalikan yang berpola 3-2-5-2. Yang mulai saya tulis sejak tahun 2015 silam. Penggunaan pola itu mendasarkan diri pada kesaksian dan kesadaran bahwa dalam tertib hidup itu yang paling utama dan mudah dipahami secara umum adalah, senantiasa hidup dalam kebaikan. Mengulang-ulang kebaikan saja. Angka 2 sendiri berarti pengulangan. Menyertakan 2 sebanyak dua kali, lebih menekan pada proses pengulangannya. Kelipatan dua. Selain itu 2 dan 2 adalah 4, empat persegi Kabah. Itu sebabnya secara khusus puisi nalikan sangat dekat dengan wacana dan pemahaman mengenai Rumah Allah. Secara universal, 3 artinya tarekat, jalan-jalan, tujuan-tujuan. 2 artinya syariat hidup, pengulangan kebaikan. 5 dan 6 berarti adil dan rukun atau berjiwa penengah. Sehingga 3-2-5-2 berarti, bersungguh-sungguh dalam perbuatan baik sehari-hari yang berkeadilan. Agar mendapat rido Allah S

KARENA KARNA

KEBAIKAN ITU KEBAIKAN KEBENARAN ITU KEBENARAN Bagian yang baik, ya baik. Yang bermanfaat, ya bermanfaat. Kalau ada yang memusuhi sisi baik, lha apa mau sisi buruk? Untung ini bukan soal membela Kurawa. Ah, aku jadi ingat kisah Adipati Karna. Banyak yang bingung dengan kisah satu ini. Padahal, anggap saja Kurawa itu sebuah tubuh. Seseorang tokoh yang jahat. Kalaupun dia punya sedikt kebaikan, maka kebaikan di situ akan mati bersama robohnya di medan pertempuran. Kurawa bubar-runtuh membawa Karna. Lalu Pandawa bijak berkata, "Sisi baiknya adalah aku! Karna adalah kami!" Tapi perang melawan Kurawa wajib menang. Kemayoran, 14 02 2017 (Gilang Teguh Pambudi) #gilangteguhpambudi #gilangcannadrama #cannadrama