Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

7 NALIKAN BIMA JAMPANG

1 PADAMU padamu tanah paduka subur turun ----- 2 AIR DAN SAWAH LADANG airmu ikan sawah ladangmu hati ----- 3 DI JALAN JAMPANG akulah Bima di jalan Jampang pulang ----- 4 DEKAT HATIMU belokan aspal dekat hatimu rindu ----- 5 KIARA KIRANYA Kiara sini Kiara sana nama ----- 6 REDA berteduh jiwa panas dan hujan reda ----- 7 MEMBUKA LUAS CINTA rindumu Bima membuka luas cinta ----- Kemayoran, 28 07 2019 Catatan: Nalikan adalah salahsatu Puisi Pendek Indonesia yang mulai ditulis oleh saya di tahun 2015 secara tidak sengaja. Dalam niat yang lurus dan dalam karunia Allah semata. Pertanda seorang penyair yang ihlas itu justru tak punya daya upaya. Bermula dari menyelami hikmah hidup dan bangga menuangkannya pada pola bunyi atau pola suku kata, 3-2-5-2. Sama sekali tidak terpengaruh Haiku. Gak ada salahnya sekadar pengingat hal pola 3-2-5-2, saya muat lagi tulisan saya di blog cannadrama beberapa saat lalu, saat-saat saya belum menulis Nalikan ya

17 NALIKAN 2015 - 2019

KERAMAT MANUSIA gunungan buku harimau simpuh sujud Kemayoran, 27 07 2019 ----- SAJAK BIJAK menulis sajak rasa menjadi bijak Kemayoran, 23 07 2019 ----- DI KERTAS SAJAK kutiup kering daun melati putih Kemayoran, 23 07 2019 ----- BERUBAH BERBUAH berubah ia bunga berbuah cinta Kemayoran, 11 07 2019 ----- KOPI SEJATI nikmati ngopi teruskan kerja  ngoli Kemayoran, 09 07 2019 ----- SIANA siana datang tepati janji rupa Kemayoran, 07 07 2019 ----- SEMEMANG semutku memang pake megaphone Tuhan Kemayoran, 07 07 2019 ----- DUA BELAS MATA MALAM kemilau bintang jiwa berkilau tasbih Kemayoran, 27 06 2019 ----- MALAM YANG HENING TERANG paduka jiwa di dalam hening terang Kemayoran, 27 06 2019 ----- SAAT MALAM KAU PULANG kembali pulang malam jahanam pergi Kemayoran, 27 06 2019 ----- MALAM SYUKUR DI DESA DAN DI KOTA menggunung rindu cinta terbakar mesra Kemayoran, 27 06 2019 ----- CAHAYA SUBUH cahaya subuh yang menyinari har

7 PUISI PENDEK UNTUK JUMATAN

KAU PUISI maka jadilah kau puisi dan biarkan aku membacanya ----- ALLAH TIDAK BERSALAH keindahan api, kelembutan besi, dan melodi bising, masih menemui hati yang terpilih ----- SETELAH KALIMATNYA lalu aku datang ----- SANG PEMBUNUH burung hitam tengah malam tenggelam membunuh kegelapan ----- MEMPESONA bahkan tarian punggung burung hitam mempesoana ----- JIKA KAU IHLAS BERTANYA YANG MENJAWAB ADALAH DIRIMU alamu alammu Jumat, April, 2017 ------ MUHAMMAD & PUISI kalau masa lalu kau anggap kematian maka kematian milik puisimu kematian pula Namamu alangkah bengisnya kamu menolak Muhammadmu di situ ----- Kemayoran, 2011-2018

7 Puisi Pendek Indonesia 2011-2018

SUPERMOON makin besar makin terang ----- WAKTU BERCINTA kirim bunga cintamu kemari akan kupintal menjadi lembaran baja atau nyanyianmu menjadi keringat matahari di hari sibuk kerja ----- ALASAN BERKICAU kudengar kicau burung yang mengingatkan yang menghibur yang memberi tanda yang membuat terkesima ----- TUBUH SEDUNIA tulang baik aku sekali ------ DAUN BESI kegaduhan di kamar daun merindingkan kuncup hijau padaku menjadi tumbuh yang risau meletup kata-kata matahari ------ DI BALIK KERUDUNG sudah kuhanyutkan bunga yang kugenggam di kali belakang rumahmu yang sepi ----- TRIMAKASIH gak usah jemput aku sudah sampai ----- Kemayoran, 2011-2018

MENGGUNAKAN JAKARTA

PEMBANGUNAN "jangan kau korbankan keringat kemanusiaan berteriak-teriak beban menangis-nangis harapan sementara kecelakaan kau sebut pembangunan" Kemayoran, 2011-2018 #PuisiPendekIndonesia #PuisiKritikSosial -------- Tahukah anda? Jakarta itu ibu kota negara. Simbul negara. Supremasi nasionalisme. Sehingga acara-acara yang bertempat di Jakarta selalu menunjukkan wibawa ke-Indonesiaannya. Baik itu acara nasional maupun internasional. Tetapi tahukah anda? Jakarta juga bisa disimbulkan sebagai titik gerakan nasional untuk mengumpulkan nama-nama atau sekelompok orang atas nama 'perlawanan'. Misalnya, mengundang sekelompok orang, atau setidaknya beberapa nama terpilih, yang terang-terangan anti presiden Jokowi, dan anti presiden terpilih, Jokowi. Yang artinya, anti UUD '45. Nah lho. Padahal kaum intelektual paham, dalam posisi menjunjung supremasi keIndonesiaan di dalam UUD '45, mereka pasti mendukung seluruh kebenaran dan kebaikan Presiden Jokowi, tidak

33 ORANG RADIO INDONESIA 0321-0330

0321 RADIO PANGGUNG HARIAN Apakah anda tipe orang radio yang masih suka ribut ribet rebutan jumlah pendengar di satu kota atau satu daerah? Misalnya, anda menyebut sekian ribu pendengar di satu kabupaten berdasarkan asumsi segmentasi pendengar atas jumlah total penduduk di situ. Spekulasi memang, tetapi anda senang meng-klaim pangsa pasar itu sebagai pendengar aktif dan pasif. Atau anda senang teriak tanpa data, "Pokoknya dari ramainya jumlah penelpon, pendengar radio kami lebih banyak dari radio sebelah". Tapi tahukah anda, bahwa ada juga radio-radio yang lebih sibuk mengurusi siapa dan berapapun jumlah pendengar yang mau tetlibat aktif, berinteraksi, maupun semua yang pasif, cuma mendengar. Yang pasifnya terbagi dua, pasif berinteraksi tetapi rajin mengikuti, dan pasif berinteraksi dan sekali-kali saja mengikuti, atau pada jam dan acara tertentu saja. Bahkan ada yang cuma jadi pendengar satu-dua acara seminggu. Model radio yang tidak terlalu memikirkan jumlah pendengar

SELAMAT JUMATAN

Puisi ini pernah saya terbitkan dalam antologi puisi berantai, Syair Wangi, Cannadrama, 2009. Disebut berantai karena meskipun tiap puisi berdiri sendiri tetapi satu rangkaian dalam 33 puisi dengan judul besar, Syair Wangi. Tetapi dari kata dan bahasa yang saya pilih, tentu telah banyak yang berprasangka, ini bukan puisi. Selamat Jumatan. 18 Allah yang maha besar dan maha mulia menciptakan nur awal Muhammad. Mewajibkan kerasulan akhir zaman kepadanya Al Haq membangun pintu ketepatan surga pada angka,  jumlah,  ukuran,  takaran,  dan timbangan-timbangan: Al-Qaaf ayat 16 dan hari ke 17 Romadon adalah angka penuh, lima kali sholat wajib sehari semalam, dan 2, 3, 4 rokaatnya adalah jumlah penuh, setengah jatah laki-laki dan pemberian yang ihlas sampai pada kepemilikan yang sama pun adalah ukuran terpenuhi timbangan yang benar dan adil adalah mencukupkan takarannya demikian hikmah dan kebijaksanaan bagi para hakim Allah juga membangun pintu surga dari kemuliaan ibu

DINDING PUISI 11 - 20

DINDING PUISI 11 Meskipun jangan takut juga, setiap pejuang tangguh, selalu ada yang tidak menyukainya. Sebab misi penyair adalah membawa nilai-nilai universal, kesadaran dan kesaksian akan keselamatan, kesejahteraan dan keadilan hidup manusia. Sekaligus menjaga keseimbangan alam (lingkungan) dan melestarikannya. Dan itu bisa sangat mengganggu bagi sementara pihak. Sehingga disebutlah itu penentangan, yang setidaknya mengusik nama baik. Puisi penyair, seperti puisi yang membentuk manusia-manusia yang dimulai dari diri penyairnya, dari tujuh penjuru kunci. Mata langit dan bumi. Katarsis. Tetapi selalu tidak demikian hukum-hukumnya, kata yang mengaku paling merdeka dengan caranya sambil mencuri kembang tujuh rupa. Sampai-sampai kita seperti membuka kamus, "Puisi adalah perlawanan". Bahkan, "Adalah permusuhan". Padahal ia kesetiakawanan sosial. Tetapi puisi bukanlah peluru yang asal ditembakkan, atau kekerasan yang disebut diplomasi tingkat Dewa. Apalagi semacam pus

JUMATAN, BUKU PERTUNJUKAN DAN BUKU MOMEN

KAMU SETELAH MENANAM  menunggu saja menunggu-nunggu angin Kemayoran, 05072019 #nalikan #puisipendek3252 #puisipendekindonesia ----- Kalau saya nonton pertunjukan teater sejak tahun 1994, paling senang setelah membeli karcis selalu mendapat Buku Pertunjukan sebelum masuk gedung. Bagi saya buku promosi atau buku momen itu tidak cuma memberi semacam 'kata pengantar pertunjukan', tetapi sebagai jurnalis radio juga berfungsi sebagai tambahan bahan informasi selain yang tersaji di panggung. Bahkan berkali-kali di acara Apresiasi Seni di radio saya sampaikan, Buku Pertunjukan serupa itu tidak cuma pelangkap pertunjukan pada suatu ketika, tetapi tak ubahnya buku senibudaya pada umumnya, sebagai buku bacaan yang layak didokumentasikan. Bisa berumur panjang di rak perpustakaan meskipun seringkali ketebalannya tak lebih dari 20 halaman. Itupun masih saya tambahi pakai argumentasi 'skak mat'. Pertunjukkan teater pada suatu ketika, meskipun belum atau tidak ada pengulanga