Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2017

SEKEJAP MENGENAL MANDOR SPIDERMAN

Gambar
Pemahaman saya tentang Spiderman pasti beda dengan kebanyakan orang sejak beberapa tahun silam. Mungkin karena saya seorang penghayal. Meskipun kata yang mengaku sidik, justru saya terlalu logika. Spiderman itu adalah saya, begitu argumentasi beberapa tahun lalu. Di sekolah saya merasa pelajar di antara semua pelajar di Indonesia dan dunia. Pergerakan dan kemajuan para pelajar itu bisa dimulai dari saya. Itu sebabnya saya tidak pernah minder. Bisa dibuktikan kepada teman-teman saya sekelas yang masih hidup hari ini. Karena itu saya harus menginspirasi. Sebab saya adalah titik peta. Yang akan memulai simpul-anyaman, memulai jaring laba-laba ke mana saja, sekehendak Tuhan. Minimal saya menempatkan diri saya sebagai inspirasi karena pribadi itu selalu khas. Sebagai perintah Allah. Sebab kedatangan setiap pribadi sudah lengkap dengan visi-misi langitnya. Rasa yang sama juga saya nikmati ketika saya aktif di OSIS, Pramuka, Remaja Mesjid, Karang Taruna, Penggembira Partai Politik, Orang R

KAMPUNG BUDAYA KEMAYORAN

Gambar
Ibu saya memang dari tahun 70-an sudah jadi warga DKI Jakarta. Sebagai pendatang dari Jogja, ibu terpanggil oleh dunia Majlis Taklim untuk sibuk di ibu kota. Tinggal di Kemayoran bersama suaminya, bapak tiri saya, yang seorang Ahli Sumur. Dia tidak terkena hukum, "Siapa suruh datang ke Jakarta?" Kenapa? Karena justru ibu merasa dipanggil Jakarta. Jawabannya ada pada ibu-ibu aktivis Majlis Taklim. Panggilan ini mungkin proses alami sebuah ibu kota yang multi kultur, multi asal. Jadi status kebudayaan ibu saya, asli Jakarta asal Jogja. Tapi tentu bukan karena hal itu saya ingin menurunkan tulisan pendek ini tentang Kampung Budaya Kemayoran Jakarta. Sewaktu saya tinggal di Kota Sukabumi, saya sudah biasa bolak-balik ke Jakarta. Rasa kampung Jakarta tentu membumi di hati saya ketika itu. Sebab bukan cuma ke Jakarta untuk suatu seremoni atau belanja saja. Tetapi mengunjungi ibu dan menikmati kehidupan di sekelilingnya. Ketika mulai  tahun 1994 tinggal dan beranak istri di Bandu

INDONESIA BUTUH PAHLAWAN BUKAN PKI

Gambar
Ini tulisan spontan di media massa Facebook yang pernah saya buat dalam suasana September 2017: Saya cuma bisa bilang, hari ini negara tidak mungkin meresmikan lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI), yang pernah dibubarkan itu, untuk sejajar dengan PDI-P, GOLKAR, PAN, PKB, PPP, PKS, DEMOKRAT,  NASDEM, HANURA, GERINDRA dll. Coba cari tahu alasannya. Ini logika. Kalau tiba-tiba PKI resmi datang lagi. Dipanggil dari kubur masa silam. Gimana cara manggil dan meresmikannya? Trus gimana bisa lolos PEMILU?  Trus siapa yang sudah siap-siap nyoblos? Apakah masyarakat pemilih yang selama ini sudah biasa nyoblos partai yang ada, yang bakal berduyun-duyun pindah ke PKI? Atau dari kelompok golput? Siapa sih yang malah milih  melamun, dalam pembangunan Indonesia di segala bidang yang butuh pahlawan ini? Kalau masalahnya ada pembelaan dalam forum sejarah ini, bahwa di dalam PKI dulu ada orang baik-baik, karena pada waktu itu bisa siapa saja yang milih PKI, orang begini atau orang begitu, musli

BOLA MUHAROM JALAK HARUPAT

Gambar
15:00, Kamis, 21 September 2017. 1 Muharom 1439 H. Libur tahun baru Hijriah. Persib Bandung melakukan laga kandang menghadapi klub yang sedang naik daun sebagai tim puncak, Bali United yang dilatih satu legenda bola, Widodo C. Putro. Dalam Gojek-Traveloka Liga 1, Indonesia ini, Persib Bandung memang belum.beruntung memuncaki Liga, tetapi masih eksis dan konsisten sebagai tim tangguh dan populer di papan tengah.  Seperti di ketahui masyarakat bola Indonesia, Bandung dengan Tim Pasukan Biru-nya adalah salahsatu kiblat bola tanah air. Sehingga siapapun yang bertemu dalam laga melawan Persib, baik kandang maupun tandang, akan selalu merasa berada di kawah candradimuka yang penuh gengsi. Termasuk Bali United yang melakukan laga tandang kali ini. Apalagi pihaknya juga ingin ngasih lihat sebagai tim kuat, tim atas. Tidak mau dipermalukan atau bernasib sial. Saya sendiri di Kemayoran, Jakarta Pusat,  menulis ini sambil duduk depan TV-One. Menyaksikan siaran langsung dari Stadiun Jalak Harupa

APA SEPTEMBER ITU PKI?

Gambar
Saya terang suka lagu Vina Panduwinata, September Ceria. Alasannya lumayan egois-positif, satu saja, saya lahir bulan September. Ini tidak ada perbedaan ingatan antara bapak dan ibu saya. Beda dengan soal hari dan tahunnya. Kata bapak saya, saya lahir tahun 1972. Ibu saya bilang 1971. Seingat ibu, harinya Kamis. Bapak bilang Selasa. Maklum, akta kelahiran baru diurus waktu SMP. Ini sudah cukup sebagai bekal makrifatullah, ngaji tafsir, dan ngaji hikmah. Kata seseorang, saya Selasa Isa, bertanda api. Tapi seorang guru bilang, "Kamu Umar Bin Khatab". Tapi saya juga mencintai Ali. Kalau ada yang mau bilang, "Saya bantu nyari hari dan tahun yang pasti!" Inya Allah saya jawab, "Berapa milyar manusia yang telah meninggal di muka bumi tanpa ingat hari lahirnya? Tolonglah mereka dulu. Siapa tahu Anda nyangka malaikat juga ikut lupa? Sejak kapan pula angka 2 tidak persegi Ka'bah tauhidnya daripada angka 1?". Tapi kadang terfikirkan, kalau saya orang besar tr

DUA BULAN MENGGOCEK CITRA BOLA

Gambar
Sungguhpun dibalut kekecewaan yang luar biasa, karena semestinya peluang untuk menjadi juara utama sangat terbuka, tetapi posisi juara tiga Sea Games dan juara tiga piala AFF U-18 bagi Tim Nasional Sepakbola kita sangatlah menghibur. Di tambah lagi Egy Maulana Vikri menjadi top score dalam perhelatan piala AFF U-18 melawan Myanmar selaku tuan rumah. Tuan rumah yang sangat berambisi tinggi untuk jadi juara.  Setidaknya bagi Indonesia, bagi masyarakat pencinta bola, PSSI, KONI, Menpora, bahkan bagi presiden (yang juga saya sebut presiden bola Indonesia), ini adalah daya tahan citra positif sepakbola kita. Tidak hancur. Tapi masih dibebani sial karena tidak bisa lebih unggul dari prestasi saat ini. Bagi masyarakat bola Indonesia, citra positif seperti ini sangat dibutuhkan. Artinya, kita selalu butuh momen sejarah untuk menyebut, Indonesia masih menjadi kiblat bola Asia Tenggara. Meskipun target minimalnya semestinya, kiblat bola Asia. Mengingat aura Liga Indonesia sudah beraroma Asia,

FUTSAL ATAU SEPAKBOLA SAWAH?

Gambar
Kalo nonton futsal di tv atau dengar kabar anak saya tanding futsal, kadang terfikir, lebih dulu mana sih antara futsal yang konon terinspirasi dari Barat itu dan Sepakbola Sawah di Indonesia? Ditambah lagi, lebih dulu mana dengan sepakbola api di pesantren-pesantren Indonesia? Soalnya waktu tahun 80-an, tepatnya sekitar tahun 1985, saya di kampung Jampang Kulon sudah merasakan aura Sepakbola Sawah sebagai warisan panjang sejak era kemerdekaan 1945, bahkan jauh sebelum itu. Karena olahraga yang disebut maen bal atau di Jawa disebut bal-balan itu sudah ada sejak sebelumIndonesia merdeka. Sejak jaman Hindia Belanda. Sepakbola Sawah menjadi meningkat tinggi popularitasnya setelah menjadi bagian dari pesta rakyat secara masif di momen HUT RI, 17 Agustus. Kalaupun sepakbola sawah juga terjadi di negara-negara lain, termasuk di ladang-ladang gandum, misalnya, itu artinya ada pemilahan sejarah. Pertama, sepakbola lapang sempit dengan memanfaatkan ladang pertanian, termasuk lapangan dan ge

HATUR NUHUN BIN MATUR NUWUN

Gambar
Sekali-kali dong bikin tulisan lucu-lucuan. Ini rahasia kedekatan saya dengan presiden. Meskipun presiden hari ini gak kenal saya. Kecuali secara sistem sosial. Setidaknya saya akan disebut olehnya sebagai anggota masyarakat. Atau biar seneng dikit, akan disebutnya satu dari semua tokoh masyarakat Indonesia. Lumayan. Selanjutnya. Saya mau merebut Sukabumi dari Aher (Ahmad Heryawan, gubernur Jawa Barat itu). Mengapa? Pasalnya dalam idul adha kemarin ada berita miring. Beritanya terlalu miring ke Aher. Haha. Masa, ada berita ditulis begini, "Presiden merayakan idul adha dan nyumbang sapi di daerah asal Aher!" Ah gak seru. Karena Sukabumi itu kampung saya. 100%. Harusnya berita itu ditulis, presiden merayakan idul adha dan nyumbang sapi di kampung Gilang Teguh Pambudi. Haha. Tapi ya itu tadi. Secara sistem sosial presiden kan kenal dekat dengan saya. Jadi ya dia berkhidmad pada makna agung Idul Adha sekaligus nyumbang kepada masyarakat Sukabumi. Masyarakat Jawa Barat. Masyarak

DOGER, KETUK TILU DAN LONGSER

Gambar
Teman teater saya Agus Injuk menulis di akun facebooknya: Ketika Doger dan ketuk tilu mulai tenggelam digantikan oleh longser. Kelebihan longser dari Doger dan ketuk tilu adalah adanya bodor/lawakan. Saya cuma tergelitik untuk ngedumel juga. Namanya juga ngedumel: Sebenarnya doger dan ketuk tilu tidak perlu disebut hilang, ketika proses penradisian juga berarti perkembangan, termasuk penyempalan kreatif di dalamnya. Persoalannya justru Tatar Sunda, ini otokritik pada kampung saya sendiri, sudah lama meninggalkan tari yang dianggap agak erotis dengan alasan paham agama dan alasan permisi malu jojogedan. Sehingga daya malu menari dan malu menonton tari, yang pada waktu yang sama masih di-ikonkan dalam kontek senibudaya dan pariwisata, malah memunculkan aksi dan lomba tari yang sekadar unjuk kamonesan (keluculuguan) anak-anak. Yang dalam bahasa pariwisata, moal laku. Tidak mengisyaratkan apa-apa, kecuali latihan berani tampil di depan publik. Kalo tidak segera ditolong, ini sudah mend

GURU-GURUAN

Gambar
Kadang kita berfikir, pendidikan karakter tanggungjawab siapa? Bahkan begitulah pemikiranku ketika tahun 1994 mulai membina komunitas seni di Aula Radio Lita FM Bandung. Yang kemudian melintas berbagai Radio kusebut, Komunitas Aula. Komunitas sosial (seni) budaya. Sebenarnya gagasan Komunitas Aula, multi seni, meskipun dalam penangananku, sastra, teater, gambar, siaran radio dan jurnalistik lebih menonjol, sudah dimulai dari Kota Sukabumi. Radio Menara FM. Malam, sekali seminggu siaran Apresiasi Puisi. Kopdarnya bersama PACINTRA, para pencinta sastra. Sebagai pendukung pentas musikalisasi puisi, koordinator Koes Fans Club, penyelenggara berbagai aksi dan lomba nyanyi, dan penyiar acara multi-musik tentu aku gak bisa lepas dari musik. Kalau dalam kelekatan dengan tari dan gambar, filosofi hidupku adalah, hidup ini menggambar dan menari. Itu sebabnya beberapa kali jadi juri tari dari sisi entertain (daya tarik pertunjukan panggung) dan artistik. Sedangkan untuk teater sekolah, teater

40 - 1, Puisi Pendek GILANG TEGUH PAMBUDI

Gambar
01 SAJAKINI tentu marah  karena kau terpaksa tau kecuali yang sudah diam Kemayoran, 13092017 ------ 02 GAYA BAHASA cuma soal gaya bahasa ya?               Kemayoran, 13092017 ------ 03 BENAR aku sudah tidak bisa menjawab apapun  ini benar, yang kau sebut sampai Kemayoran, 13092017 ------ 04 PILIH SATU seribu penyair pilih satu                    Kemayoran,  13092017 ------ 05 SELALU BAYI LAKI-LAKI PERTAMA sebagai bayi laki-laki aku dilahirkan setiap hari oleh apa yang kau sebut cinta Kemayoran, 30082017 ------ 06 JELAS DAN TERANG hidup bergerak  jelas dan terang lalu siapa berfikir terbalik menutup-nutupi biar tak ada yang tahu  dosa-dosa yang terus bekerja Kemayoran, 01092017 ------ 07 SISTEM KARAKTER depan sistem yang congkak kita selalu teriak pendidikan karakter tanggungjawab siapa? Kemayoran, 31082017 ------ 08 KAMU DAN KAMU kamu mengkhianati orangtua dan kamu menipu anakcucu Kemayoran, 02092017 ------ 09 SEBUAH PR0GRAM UNTUK MASYARAKAT memalukan                                   

DEWAN PENYAIR DAN APAPUN

Gambar
Penggiat sastra asal Indramayu, RgBagus Warsono tiba-tiba ngajak ngobrol melalui akun media sosial facebooknya: Tema obrolan kita malam ini adalah "Dewan Penyair" nasional sebuah gagasan unt peningkatan martabat penyair Indonesia: 1. Sejauhmana Dewan Penyair di Indonesia dibutuhkan keberadaannya untuk mewakili 'suara penyair 2. Sejauhmana gagasan pembentukan Dewan Penyair ditindaklanjuti dari mulai gagasan hingga terwujud. 3.Sejauhmana bila kelak terbentuk untuk memiliki perannya dalam kepentingan komunitas penyair. 4. Sejauhmana pembentukan semacam ini ditilik dari pengalaman sejarah. 5. Sejauhmana bila terwujud kelak wakil-wakil yang 'duduk di sana. ------ Ajakannya itu saya tanggapi singkat. Tentu sebagai obrolan juga: Saya tidak pernah menyebut istilah Dewan Penyair atau apapun. Kecuali malah mengkritisi lembaga kesenimanan, baik bentukan pemerintah atau masyarakat secara independen. Yang dibentuk pemerintah, pengalaman panjang di era Orde Baru, bahkan s

FORUM SILATURAHMI ORANG BODOH

Gambar
FORUM SILATURAHMI ORANG BODOH Bodoh kok rame-rame? Sesat kok berjamaah? Alasannya kalau pake teori kompak-kompakan, gak akan ketahuan siapa paling bodoh, katanya. Bodoh kok seneng. Bodoh kok ngajak-ngajak. Pake forum silaturahmi orang bodoh segala macam. Pake demonstrasi anti pembodohan, agar tetap bodoh seperti mereka. Kemayoran, 06092017

28. ORANG RADIO INDONESIA 0271-0280

Gambar
0271 ANTARA KOMENTATOR BOLA DAN PENULIS Apa hubungannya? Kali ini ada. Jika para pemain bola senior gantung sepatu, banyak pilihan. Jadi pelatih, cukup jadi tokoh bola yang punya sejarah dan dihargai, atau milih jadi komentator bola di TV. Kalau Penyiar atau manajer Radio pensiun, ngapain? Kalau buat saya, selagi masih muda dan bisa lompat-lompat radio, itu yang akan dilakukan. Pertanyaannya, jika merasa sudah sampai di radio terakhir? Tentu berhenti, jadi orang rumah, atau bekerja di lahan baru yang beda sama sekali. Kenapa dengan argumentasi yang terakhir? Banyak alasan, salahsatunya tidak mau lompat-lompat lagi. Ngumpul bareng keluarga. Tetapi itu kan soal duit. Bagaimana dengan urusan keradioan? Seperti komentator bola yang masih peduli bola? Tentu, orang radio bisa jadi instruktur, bikin diklat siaran, sekali-kai ngemsi (off air), nulis buku tentang siaran dan jurnalistik radio. Atau nulis di koran. Atau minimal rutin nulis di situs atau blog yang dibuatnya. Itu namanya tetap

27. ORANG RADIO INDINESIA 0261-0270

Gambar
0261 RADIO PANCASILA (Tips Untuk Orang Radio Sukses) Ungkapan, "Saya Indonesia, Saya Pancasila". Tidak hanya milik pribadi Indonesia, tetapi juga milik semua lembaga, termasuk lembaga siaran Radio. Ini penting saya kemukakan di hari saya menulis bagian ini, di momen bersejarah. Untuk pertama kalinya (1 Juni 2017/ Romadon 1438 H) diselenggarakan upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di depan Gedung Pancasila, Jakarta dipimpin oleh Presiden Jokowi. Dulu saya punya guru, Pak Anang namanya. Dia antusias kalau cerita sejarah proklamasi yang disiarkan Radio, terutama RRI. Meskipun ia juga berkisah radio-radio yang dipakai untuk menyusupkan propaganda PKI, dan radio-radio juga yang terang-terangan kontra-PKI. Di Bandung, Idrus (Kepala RRI Bandung yang juga dikenal sebagai pembaca berita TVRI Jakarta), pernah menyampaikan kepada saya dkk dalam suatu diklat dasar-dasar siaran, betapa strategis posisi radio bagi NKRI sejak pra-kemerdekaan hingga sekarang. Memang begitulah. Bi