Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

DI DEPAN BAHASAMU

Gambar
GAYA BAHASA soal gaya bahasa ya?               Kemayoran, 13092017 ----- MADAH YANG MEMBELAH membuncah madah yang kalah kembang api naik tinggi membelah-belah ------ TEMPAT TIDUR beri tempat tidur kaki dan langit ------ JAM TERBANG sayap burung menulis jam terbangnya ------ DI SEBUAH LADANG di sebuah ladang kakek memandangiku takut dan iba lalu menjejalkan asap jagung bakar itu sampai 40 tahun wanginya ------ PILIH SATU seribu penyair pilih satu Kemayoran, 13092017 ------ PADA WAKTUNYA  kau akan mengerti  juga Rendra  juga Chairil          Kemayoran, 1709201 #puisipendekindonesia ----- Teman-teman penyair, saya ada di depan. Tetapi tidak meminta-paksa  disebut terdepan. Kebetulan saja duduk dan berdiri di situ. Seperti pohon depan rumah itu, cuma bilang, aku di sini menunggu mati. Yang naluriahnya justru meminta umur panjang dengan segala manfaat dan terkabulnya permohonan bahagia sejahtera. Meskipun tempat hidup cobaan melulu. Bahkan ketika disebu

TAHUN BARU, KEMBANG API, DAN ADIL SEJAHTERA

Gambar
MASA HIJRAH (CAHAYA) menembus menebus   waktu ----- SELAMAT PAGIMU tahun baru selalu Kemayoran, 29122017 ------ Dalam tulisan saya sebelum ini sudah dibahas selintas, tentang tahun baru (tahun baru Masehi) yang merupakan tahun baru nasional Indonesia. Tidak terlalu penting dalam skala internasionalnya, sebab tidak ada perjanjian yang tegas apa-apa sebenarnya. Kalaupun ada sekalipun, masih kalah sama prinsip humanism-universalnya. Semisal ketika suatu penelitian atau ulasan menyebut SM (sebelum Masehi) dan M (Masehi), ini hanya sebuah pilihan dan kebiasaan. Sesungguhnya bisa menggunakan tahun apapun, sama saja, yang lalu diberi penjelasan berdasarkan tahun-tahun lain untuk diketahui sebanyak mungkin orang. Bisa menggunakan tahun H (Hijriah) lalu dijelaskan tahun Masehi-nya, dst. Sebab di dalam ruang tatakelola nasionalitas kita, tahun baru sudah bagian dari kesadaran, kesepakatan dan kesepahaman. Tahun baru di Indonesia adalah proses mengikuti perguliran kalender harian dalam

KOMPRES DAN DANAU IBU

Gambar
IBU 1 maaf ------ IBU 2 selalu histeris berucap, "Anakku" ------ IBU 3 petunjuk minum obat pada botol dekat lampu meja ------ DARI BACAANMU bukankah kau pernah dengar anak laki-laki yang dibunuh kecuali yang mau diperempuankan? Kemayoran, 2011-2017 #puisipendekindonesia ------ Seorang ibu yang menempelkan daun kompres di kening anaknya yang panas, berkali-kali, adalah kabut cinta saat mendung yang menyampaikan berita matahari. Tentang kehangatan. Berjalan di ladang jagung pukul sepuluh pagi. Ketika dingin sudah diganti angin kemenamgan dan nyanyian burung di pohon-pohon yang dekat. Seorang ibu yang menelpon anaknya yang sedang pergi jauh atau hidup di rantau. Suaranya menemui pembaringan sebelum anaknya tidur. Menemui warung makan terdekat. Menjadi petunjuk minum obat pada botol dekat lampu meja. Dan menambahkan gambar bunga pada SMS anaknya yang berkirim berita kepada kekasihnya. Seharian balon-balon dilarang pecah di telinga anak balitanya. Boleh naik t

GILANG, KEHARUAN DAN SUKACITA NATAL

Gambar
TIGA aku airmata bunga                                            Kemayoran, 042017 ----- DIA teman paling teman mengerti paling tahu rasa paling jadi Kemayoran, 21122017  #puisipendekindonesia ------- Tentu. Kalau hampir di semua tulisan saya mengandung bahasa relijus, Islam yang kuat, selain karena totalitas kejujuran, juga karena menjaga perasaan diri dan lingkungan negara rempat saya hidup. Saya pribadi muslim, tinggal pada sebuah bangsa yang mayoritas muslim. Jangankan pada kenyataan saya, seorang penulis Kristen di Indonesia, yang jumlahnya disebut minoritas, ketika menulis pun perlu hati-hati, pun menjaga rasa ummat Kristen di Indonesia. Menjaga rasa seperti itu bukan fanatisme sempit. Bagi setiap muslim yang mustahil tidak fanatik, justru yang terpenting bisa terhindar dari taklid buta itu. Sebab Islam itu humanis-universal. Rahmatan lil alamin. Bahwa kemudian ada yang mereduksi, mengaburkan makna humanis-universal itu di muka bumi ini, untuk kepentingan sesaat da

ERA ISTIMEWA PUISI

Gambar
SISTEM KARAKTER depan sistem yang congkak kita selalu teriak pendidikan karakter tanggungjawab siapa? Kemayoran, 31082017 ---- SEBUAH PR0GRAM UNTUK MASYARAKAT memalukan                                       Kemayoran, 20082017 #puisipendekindonesia ----- Saya memang menyebut suatu era baru perpuisian Indonesia dalam beberapa tulisan di cannadrama.blogspot.com karena alasan yang kuat. Yaitu era panggung puisi, buku puisi, ditambah internet puisi. Mengapa? Pertama, sudah lama koran dan majalah terbit tanpa ruang puisi, atau menghilangkan ruang puisi. Padahal ketika masih marak ruang puisi di situ, itupun masih merupakan ruang yang sangat sempit bagi jumlah penyair se Indonesia. Meskipun saat itu adalah era keemasannya. Saya bisa membuka satu rahasia redaksi dan marketing, di luar alasan kesadaran memberi ruang publik di halaman koran dan majalah. Rahasia itu adalah, kalaupun tidak ada rubrik atau ruang khusus puisi, bukan berarti puisi tidak bisa naik. Masih ada ruang opin

TEU HONCEWANG

Gambar
PAGI lalu  siapa Isa-mu? ----- AKHIR ZAMAN akulah Muhammad dan akulah Isa yang membenarkan Kemayoran, 2011-2017 #puisipendekindonesia  ----- Hari ini Sabtu Desember. Sabtu akhir tahun. Atau, ya akhir minggu, ya akhir tahun. Orang Sunda biasa nyebutnya, poe Sabtu (untuk bahasa pergaulan dengan sesama) atau dinten Sabtu (untuk sopan santun kepada pihak yang dihormati yang sedang diajak bicara). Menurut Sunda Wiwitan dan Kejawen, Sabtu itu punya kode, ngaruwat diri (aku). Kalau Aku-nya pakai A besar, maka itu artinya ngaruwat kehidupan manusia dan alam kehidupannya di hadapan Allah. Buang sial. Mengambil pahala. Manusia yang paling besar pahalanya disebut pahlawan (pahala-wan). Terutama karena besar jasanya untuk kehidupan para manusia. Habluminanas untuk habluminallah. Kemanusiaan untuk Tuhan. Terkadang sampai terlupakan hak-hak pribadinya. Semua demi kewajiban kemanusiaan. Fardu ain ditunaikan, fardu kifayah dilaksanakannya. Meskipun secara pribadi tentu tidak mungkin mengg

JUMATNYA PUISI INTERNASIONAL

Gambar
INDONESIA  bulat bola dunia  ----- SELALU CERITA hangat gurun  anak-anak cinta  dan Muhammad ----- PAGI lalu  siapa Isa-mu? ----- TUBUH SEDUNIA tulang baik aku sekali ------ DAUN BESI kegaduhan di kamar daun merindingkan kuncup hijau padaku menjadi tumbuh yang risau meletup kata-kata matahari Kemayoran, 2011-2017 #puisipendekindonesia ------ Baguslah kalau di akun sosial Facebook, Jum'at, 15122017 saya sempat nulis status yang menginspirasi kerukunan hidup internasional di muka bumi Allah. Begini tulisannya: "ORANG LOKAL KOK DUNIA Walaupun kita yang ada di kota-kota atau di kabupaten-kabupaten se Indonesia disebut penyair Indonesia atau Penyair Nasional, tetap saja kita ini penyair lokal Indonesia. Sama dengan penyair Inggris, Jerman, Itali, Perancis dll. Kalau disebut nama negaranya, mereka juga para penyair lokal juga. Kecuali jika diluaskan posisi strategisnya, dilihat dari manfaat puisinya untuk dunia, meskipun tanpa melepas bahasa nasionalnya, -

PENYAIR MENYANYI

Gambar
SETELAH KALIMATNYA lalu aku datang ----- LANGIT MANUSIA langit kemanusiaanmu  cinta mengapa bumi tubuhmu lupa ----- TAHUN RANDU sebelah mana randu kampungmu? benarkah di lembar daun sebelah dalam tertulis pergantian tahun? sehingga kita tak bisa melupakan satu sakit pun ----- WISATA anak-anak kemari ada api unggun di dalam puisi kita wisata ke dunia nyata Kemayoran, 2011-2017 #puisipendekindonesia  ----- Apa komentar Anda kalau di suatu daerah atau kota, ada seseorang yang ngaku biduan, penyanyi dangdut, tetapi dia punya cukup alasan: 1. Suka musik dangdut. 2. Bisa nyanyi dangdut. 3. Sering menerima panggilan naik panggung. 4. Goyangannya disukai penonton. 5. Punya penampilan menarik walaupun tidak terlalu cantik kata penonton. 6. Seksi menurut ukuran wanita Indonesia pada umumnya. 7. Atraktif dan komunikatif pembawaannya di panggung dengan penonton. Ya, terlepas dari penting gak penting disebut penyanyi lokal, dia memang seorang penyanyi. Sah. Bisa diakui dan

PENYAIR DANGDUT, PENYAIR OMES

Gambar
MEMPESONA bahkan tarian  punggung burung hitam selamanya mempesona Kemayoran, 2011-2017 ----- KAU PUISI maka jadilah kau puisi dan biarkan aku membacanya  Kemayoran, 2011-2017 ----- ALLAH TIDAK BERSALAH keindahan api, kelembutan besi, dan melodi bising, masih menemui hati yang terpilih. Kemayoran, 2011-2017 ----- Kalau Anda ngikutin acara Apresiasi Seni yang saya bawakan sejak tahun 1991 di radio-radio, pasti ada pihak yang akan menyimpulkan, dari suatu sudut pandang tertentu, saya ni Werkudoro Doyan Wedo'an (Werkudara Doyan Perempuan). Alias, isi otaknya raksasa yang suka pada yang serba wangi perempuan. Sensitif dan mudah terangsang. Kuku Bimanya bisa dipakai ngomong macam-macam.  Entahlah. Di kalangan teman-teman Radio pun ada yang guyon, saya ini Gilang Omes (otak mesum). Dan saya biasa membiarkannya. Itu gara-gara saya terbuka kalau bicara perempuan dan seks. Tapi saya yakin pada orang yang tahu, 'orang pintar', mereka biasa menyebut saya relijius. Tida

HINDUISASI DI PURWAKARTA?

Gambar
----- SEBAB SUTRADARA sebab kata-kataku  pernah petir menyelami mendung gunung: main teater terus! sampai mampus! jangan putus! sebab kita terikat kontrak  dengan malaikat tapi kalian harus kerja sebab aku gak bisa kasih sejahtera anggaran percuma jangan diterima itu jelas merusak tema Kemayoran, 2012-2017 #puisipendekindonesia ----- Ini tulisan saya di media sosial Facebook pada 11 Desember 2015. Lalu saya bagikan ke grup, 7 Meter Dari Dedi Mulyadi. Kali ini saya muat di cannadrama.blogspot.com dengan menambahi puisi pendek. Sebagai kritik sosial, kesetiakawanan, konsistensi proses kreatif, dan pencerahan hidup. Yang jelas isu Hinduisasi tidak enak. Karena orang Islam dan Hindu Bali baik-baik saja. Sentimen negatif bisa muncul di tengah-tengah kata Hinduisasi. Yang jelas, harus ada analisa kritis, "Purwakarta ala Dedi Mulyadi" sibuk memcari-cari bentuk, atau sedang mengajak masyarakat menikmati kearifan dalam kekayaan tradisi Sunda? Ini sikap normal. B

MATA BATHIN DANCE

Gambar
TRADISI kematian siapa kembang tujuh rupa Kemayoran, 2011-2017 ----- DUA PENARI ada yang memilih tragedi-tragedi Ve, kau lihat penari-penari yang setia menulis puisi? Kemayoran, 2011-2017 ----- ..... ketika jempol sudah pergi Kemayoran, 7 Romadon 2012 ----- mata membeliak senja gapura  menari bersama lampu-lampu tumbuh aku menyambangi selendangmu gamelan gemeretak pada kuncup sedap malam atau  wangi soto dalam mangkuk kota kecilmu Purwakarta, 2009 ------ Minggu sore Kemayoran di sebuah Desember. Tiba-tiba saya teringat peristiwa 7 Romadon, lima tahun lalu. Sudah lama sekali. Buat yang melahirkan di hari itu, saat ini anaknya tentu sudah masuk PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) atau TK. Saat itu saya bangun tidur. Langsung buka laptop. Menelusur musik dan beberapa video di situ. Tentu enak menemui beberapa alunan nasyid di suasana Romadon. Tetapi entah kenapa jemari saya tiba-tiba terhenti begitu layar sampai di video jaipong. Saya terkenang. Dulu