Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

DINDING PUISI 131 - 140

Gambar
DINDING PUISI 131 Kalau dari catatan Yayasan Seni Cannadrama (Kisah Bunga Tasbih) yang saya ketuai sejak dari Bandung, ada satu hal penting. Ketika ratusan-ribuan remaja mengitari kesenian, target nomor satu adalah APRESIASI SENI. Memahami dan menghargai eksistensi seni ---yang membangun peradaban manusia--- dengan segenap proses kreatif dan dampak hasil kreatifnya. Persoalan mereka mau jadi seniman atau pekerja seni, itu lebih kepada panggilan bakat dan kerja pada sedikit orang. Dan kita akan terus bersyukur, dengan meratanya Apresiasi Seni Masyarakat, sebab selain akan terjadi transformasi nilai-nilai humanisme-universal melalui seni, juga bisa melahirkan para aktivis sosial yang memilih jalur kesenian. Semisal, dalam satu Panggung Anti Korupsi, bisa terdapat 7 penyair, 100 aktivis pencinta puisi, puluhan panitia, dan ribuan penonton yang suka puisi, atau dibuat suka kepada puisi. Ini yang bisa bikin sukses multi-program. Eksekusi yang optimal. Gerak massa yang efektif. Itu sebabnya

DINDING PUISI 121 - 130

Gambar
DINDING PUISI 121 Kenal panggung puisi sisipan? Dari sejak lama sering saya tonton bahkan saya adakan. Misalnya pada suatu acara hari ulang tahun radio. Di tengah berbagai seni yang naik panggung, saya sediakan space waktu untuk penyair atau seniman pembaca sajak, minimal untuk membacakan 2-3 puisi. Syukur-syukur bisa dijatah dengan waktu, misalnya 30-60 menit. Itu model panggung puisi sisipan pertama. Kedua ketika kita punya acara gelar seni dalam waktu seminggu, lebih, atau cuma beberapa hari saja. Dalam paket acaranya ternyata ada satu hari untuk panggung puisi. Peristiwanya mirip dengan panggung teater sisipan. Ketika sebuah pertunjukan teater bisa mentas 1-2 jam diantara berbagai acara seni atau acara sosial dan keagamaan. Termasuk di panggung Agustusan. Atau dalam satu paket kegiatan dalam sepekan ada jatah satu hari untuk pementasan teater. Dalam panggung puisi sisipan bisa serba praktis pada momen tertentu. Ketika panitia panggung tiba-tiba mengambil inisiatif bikin pangggu

GITU AJA KOK REPOT, Catatan 18 Desember 2018

BUKAN TEBAR PESONA KEBOHONGAN Kadang saya merasa-rasa, ketika sedang nulis status FB atau nulis di Blog, "Dua-tiga tahun lalu saya pernah bilang begini dan begitu di #radio, agar masyarakat peduli dan ada proses pembangunan yang sungguh-sungguh". Atau saya bilang, "Dalam hal apresiasi seni, mestinya begini dan begitu". Rasanya, tiba-tiba selalu ada pihak tertentu yang mau menggugat, "Kami gak pernah dengar!" Suatu cara untuk menyudutkan bahwa saya tidak pernah jujur dan tidak pernah melakukan apapun. Tetapi sesunguhnya dia lupa, bahwa maksud tulisan status dan blog itu untuk membuat yang tidak sempat dengar radio pada saat itu, setidaknya bisa menjadi tahu dari penjelasan saya saat ini. Kalau sampai 10x saya nenceritakannya, berarti 10x pula anda bisa mengetahui dan memahami sesuatu hal. Saya jadi tiba-tiba teringat ketika pernah mementaskan #teater tema ini dan itu, lalu membicarakannya di kemudian hari, tema-tema itu seperti masih terus bekerja dan berp