Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2018

TENTANG PUISI AKHIR BULAN ITU

Gambar
PUISI BESI  puisi ini semakin besi  Kemayoran, 31012018 #puisipendekindonesia  ------ Berbagi cerita itu bisa bermacam cara. Seperti model tulisan saya di bawah bulan kali ini. Coba anda saja yang menduga. Meskipun lebih dari 20 tahun saya mencoba konsisten membawakan acara Apresiasi Senibudaya dan Apresiasi Sastra di radio, ditambah sering naik panggung puisi, tetapi belum pernah satu kalipun ada surat undangan, telpon, atau SMS untuk menghadiri TEMU PENYAIR NASIONAL. Belum pernah ada sama sekali. Dalam hal seremoni penyair nasional, saya kalah oleh para penyair yang baru wisuda atau baru tamat SMA kemarin sore.  Dan kalau saya dapat informasi bahwa seseorang baru pulang dari Temu Penyair Nasional, saya cuma bisa bilang, "Syukurlah". Tentu selama saya masih siaran di radio, saya bisa menyampaikannya melalui siaran radio, bahwa Si Fulan baru mengikuti acara para penyair itu. Bahkan bisa mewawancarainya. Sebenarnya seberapa perlu kita mengikuti semacam acara Temu Pen

OLLOH, TUHAN, DAN GUSTI ALLAH

Gambar
INI MESJID mesjid damaiku memetik hening 24 jam wangi nabi ----- MINGGU ALLAH Ngerti Al-Qur'an Ngamalin Sunah Nabi SAW Percaya kalimat ulama yang lurus ----- SPIRITUALITAS LINGLUNG Memahami agama yang lurus saja sulit Sampai harus putus asa Memahami Allah saja payah Sampai harus ditinggalkan ----- HAL SPIRITUALITAS garis miring tegak ----- RAHMAT hadir sebagai manfaat sebagai penyelamat ----- TAREKAT CINTA sudah jam tiga ----- MATACADAR sudut pandang ujung pandang Kemayoran, 2011-2018 #puisipendekindonesia ------ Sabtu sore, 27012018 ini, sekitar pukul 14:00, pulang kerja ngasih makan-minum dan menjemur burung, langsumg siap-siap depan TV. Ketemunya pertandingan bola Piala Presiden, Mitra Kukar vs Barito Putra.  Yang menarik ada iklan yang bikin senyum. Tepatnya iklan minuman energi, Kuku Bima dengan bintang iklannya pemain bola asing asal Mali, Makan Konate.  Iklan ini sudah sering saya lihat. Memang mendatangkan senyum, tanpa mengurangi nilai

SYS, RADIO, DAN KERESAHAN GILANG TEGUH PAMBUDI

Gambar
FREKUENSI radio memutar lagu aku memutar rindu kau pasti menunggu Kemayoran, 2011-2018 ----- Sys NS. Disebut TV belakangan ini, sebagai orang radio yang telah pergi. Pulang keharibaan Tuhan untuk selama-lamanya. Saya bilang, "Selamat jalan, Teman". Saya sendiri selama ini cuma pernah sekali bertemu, itupun dalam forum MUNAS PRSSNI, tanpa tegur sapa pribadi. Mungkin dia juga dengar waktu saya teriak di momen itu, "Sebelum saya mati semoga PRSSNI jauh lebih maju dari saat ini!" Ya, sebab PRSSNI saya lihat cuma sebuah organisasi yang 'dingin' tanpa dikenal geliatnya oleh masyarakat, bahkan oleh kaum jurnalis dan komunitas-komunitas senibudaya se Indonesia. PRSSNI. Terobosan, pengaruh, dan stateman jurnalistiknya tidak terasa sama sekali. Dalam hal senibudaya cuma dikenal tak ubahnya sebagai media hiburan belaka, beda tipis dengan 'diskotik yang sehat'. Tak punya tanggunghawab besar pada eksistensi dan tumbuh-kembang senibudaya Indonesia. Sebaga

DONGKOL BOLA

Gambar
KERAMAT BOLA menggelinding menemui putarannya sendiri pada 24 jam perbuatan baik kita sehari-hari Kemayoran, 25012018 ----- Sedongkol apapun kita di depan tontonan bola, semisal ketika saya kecewa di depan pertandingan-pertandingan PERSIB BANDUNG dan PSIS SEMARANG di ajang piala presiden 2018, ternyata tidak harus menjadi dongkol berkepanjangan. Sikap ini bisa jadi bagian dari kedewasaan kita selaku orang b ola di tengah masyarakat Nusantara. Siapapun pada suatu ketika bisa bernasib punya tim bola kesayangan yang bikin dongkol. Bayangkan kalau dongkol bola itu menguasai hidup kita satu hari saja. Ah, betapa rusak hari kita itu. Bukan lagi milik kita dan keluarga, tetapi sudah jadi milik dunia gelap. Milik hantu. Maka aneh juga kalau kadang ada ribut-ribut dan tawuran antar suporter. Benar-benar aneh. Sefanatik apapun kita pada kesebelasan itu. Semisal ketika saya KO mendukung PERSIB dan PSIS ini. Keduanya jeblok.  Apalagai di jaman now. Sehabis dongkol depan tim sepakbola ya

LGBT, SENI, HINGGA ISTRI YANG DISUGUHKAN

Gambar
QOSIDAHAN boleh goyang tapi malaikat seksi berisi kuterima sebagai hadiah pesantren Kemayoran, 11082017 ------ Di  cannadrama.blogspot.com  saya bebas menulis apa saja, meskipun dimulai dari garis tebal senibudaya. Sebab multi tema itu apa? Oleh karena itu pembahasan tentang sepakbola, poligami, LGBT, Pilkada dll menjadi khas di blog ini. Di blog ini saya juga memuat puisi-puisi yang ditulis beberapa teman. Juga menaikkan materi diskusi dan perdebatan dari media sosial yang menarik. Saya teringat waktu KH. Abdullah Gymnastiar seperti 'dihakimi massa' melalui polemik berkepanjangan lantaran berpoligami. Seakan-akan Aa Gym telah melalukan pelecehan terhadap istri, terhadap wanita, dan telah menyalahgunakan uang sumbangan masyarakat dan bantuan pemerintah. Sampai saya bilang, kok sadis juga ya? Lalu setelah itu saya baca koran, Putu Widjaya pun menulis cerpen bertema poligami. Saya sendiri membahas tema poligami di acara Apresiasi Sastra di radio. Mulai saat itu pun sa

HAIKU, PUISI ESAI, SONIAN, HAIKU INDONESIA, PUISI PENDEK, SAMPAI NALIKAN

Gambar
Gusjur Mahesa, kemarin di akun facebooknya berbasa-basi menanyakan kedudukan puisi Haiku, puisi Esai, dan puisi Sonian yang katanya jenre baru. Menurut saya, dia pantas menanyakan kadar 'katanya' itu. Lalu Diro Aritonang, penyair yang punya fokus besar pada haiku berkomentar: ".... Wah salah kalau haiku digolongkan sebagai puisi genre baru, salah besar statemen seperti itu pendapat yang paling GOBLOK, haiku adalah puisi KUNO (KLASIK) yang masuk dalam heritage dunia, Haiku mulai muncul dalam kesusasteraan Jepang pada tahun 1662. Mulai dikembangkan oleh Matsuo Basho (1644-1694) yang diikuti oleh haijin lain Onitsura (1661–1738), Yosa Buson (1716–1783), Kobayashi Issa (1763–1827). Haiku menjadi besar setelah Masaoka Shiki melakukan revisi di akhir abad ke-19 dari jenis puisi hokku (発句) yang lebih tua yang dirintis Matsuo Basho menjadi haiku.  Namun puisi mikro ini sudah menjadi milik dunia, usaha untuk memperkenalkan haiku di luar Jepang telah dimulai pada awal abad ke-20

TEMPAT DUDUK PENYAIR

Gambar
SEBUAH KERAJAAN jalan kopi jalan karet sana sini semak hati-hati jangan kaget menemui kerajaan di dalam sajak Kemayoran, 2011-2018 ----- Di Indonesia, negri kata-kata, heboh puisi dan kepenyairan itu ada-ada saja. Kadang saya pun ingin lebur dalam debat. Tapi sering juga milih menghindar ketika melihat seperti yang muter-muter gak jelas. Padahal sudah jelas, sejarah dan peradaban bisa memilih anaknya. Maka kadang saya lebih asyik bicara hal lain di tengah kehebohan itu, yang sesungguhnya sebuah sikap juga. Termasuk memilih 'menyidangkan' pengalaman proses kreatif saya di tengah publik. Minimal melalui media sosial atau Blog. Yang hasilnya, seringkali tulisan saya cukup diamini saja karena gak ada bagian yang bikin galau. Kali ini saya bicara posisi penyair. Posisinya jelas. Penyair tidak akan terlalu dimengerti oleh para pihak yang tidak mengerti karena takdir eklusifitasnya, seinklusif apapun kenyataan kehadirannya. Jauh beda dengan seorang penyanyi, yang oleh awam d

CERITA KAMPUNG PUISI KITA

Gambar
MASIH PUISI 2 januari masih puisi cinta yang istimewa  Kemayoran, 20012018 ----- Pagi ini, 20 Januari Jakarta hujan. Saya sebenarnya masih sibuk dengan pengawasan pekerjaan di luar gedung sesuai jadwal. Tetapi karena hujan, semua karyawan saya alihkan untuk pekerjaan di dalam ruangan. Sambil menunggui mereka bekerja, saya teringat kalimat saya semalam kepada seorang teman teater sekolah waktu SMA yang sudah lama saya dengar kabarnya jadi pengajar di Thailand. IIwan Gunawan. Saya bilang kepada dia, "Kapan nih ngundang saya baca puisi di Thailand, haha?" Dia jawab, "Hayu atuh, hehe". Kebetulan saya dan dia waktu SMA-SPGN Kota Sukabumi sama-sama anggota teater Tarung-Taring yang dibina guru alm. Asep Sastra Djuhanda.  Sebenarnya kalimat saya itu pengulangan kalimat yamg sama sejak usia SMA. Sebab kepada teman atau kepanitiaan apapun saya biasa bilang, "Kalau ada momen bagus buat saya baca puisi kabarin ya?" Kalimat lain yang juga biasa saya titipkan

ASIAN GAMES BUNG KARNO, BOLA PERTAMA, DAN ASIAN GAMES PRESIDEN JOKOWI

Gambar
DARI TUJUH MATA CINTA pada tiang gawang dan rumput lapangan percintaan adalah cerita asmara yang membara Kemayoran, 012018 #puisipendekindonesia  ----- Stadiun Modern Gelora Bung Karno baru diresmikan beberapa menit oleh Presiden Jokowi, Minggu, 14012018. Para tamu, tim pelatif, pemain dan penonton pun masih senyum-senyum menikmati kursi-kursi baru yang eklusif. Langsung disambut gol pertama Timnas Indonesia untuk Asian Games 2018 dalam partai ujicoba di hari peresmian itu, melawan tim nasional Islandia untuk Piala Dunia. Itu jelas bukan sekedar gol hiburan. Sebab biasanya gol hiburan itu hanya pantas ditujukan untuk satu-satunya gol balasan ketika kita diberondong gol lawan lebih dari tiga gol. Sedangkan yang dicetak Irham Udin Armain di Gelora Bung Karno kali ini menunjukkan, Timnas Asian Games Indonesia itu jangan dianggap remeh, meskipun akhirnya kalah 1-4. Kalah kelas sejak awal. Sebelum pertandingan ini, 'hiburan' profesional, yang sesungguhnya bukan sekadar hi

YON, TAHUN POLITIK, DAN ERA MASA DEPAN

Gambar
NUSANTARA KOLAMSUSU 1 Yon pergi membawa Jum'at Kemayoran, 05012018 #puisipendekindonesia ----- Seniman (termasuk musisi dan penyanyi) kritis itu biasa. Bahkan sikap tidak sengajanya, seorang yang cerdas dan kritis akan menampakkan ketajaman dan ketepatan daya kritiknya itu.  Maka ketika saya tanyakan kepada Yon di Bandung dulu, bagaimana soal musisi idealis dalam perspektif Koesplus, dia menyebut, lagu-lagunya itulah idealis Koesplus. Sengaja saya tanyakan sebab banyak yang gagap di hadapan dua pihak yamg disebut musisi, yang satu disebut musisi idealis, yang lain musisi lagu-lagu cinta. Padahal maksudnya, musisi idealis yang disebut-sebut itu adalah mereka yang teguh mempertahankan prinsipnya, bahkan cenderung tajam dan agresif, terutama dalam melakukan kritik sosial. Artinya, sebutan atau label itu memang tidak salah. Tetapi pelabelan itu tidak bisa dijeneralisasikan, bahwa musisi lagu percintaan menjadi pihak yang dituding tidak melahirkan karya idealis. Itu keliru analis

TERJEBAK BAK

Gambar
NALIKO / NALIKA kulempar sauh dari dunia tumbuh Kalau mengikuti debat orang soal puisi Chairil atau Rendra. Mereka bisa sampai pada angka-angka. Matematis. Berapa banyak buku yang diterbitkan Chairil atau Rendra? Berapa banyak puisinya? Sampai mengupas apakah yang ini dan yang itu juga karya Chairil dan Rendra? Apa rekayasa? Palsu! Saya menyikapimya sederhana dan romantis saja. Biar saja. Selagi masih ada yang suka begitu-begituan. Minimal menghibur dan bikin rame. Tapi jujur, kadang terfikir juga oleh saya. Apa puisi-puisi saya yang ada di media sosial, terutama facebook, dan di blog, kelak setelah saya mati akan memperumit anak kandung saya untuk menghitung jumlah puisi, jumlah buku saya serta mendebatkan apakah yang ini dan itu karya saya? Menjadi semacam keperluan suatu ketika sebelum ziarah kubur. Ah, tapi kan saya sudah tenang bilang ke anak saya, "Kalau Papa mati, 'simpan' Al-Qur'an di atas makam (bolehlah sertakan wangi bunga) dan bawa pulang. Hidupkan

VERITAS 125448, INDONESIAN IDOL

Gambar
AYO MEMBACA, INDONESIA cahaya membaca gelap dari puncak Jakarta ----- DI BALIK KERUDUNG sudah kuhanyutkan bunga yang kugenggam di kali belakang rumahmu yang sepi Kemayoran, 2011-2017 #puisipendekindonesia   ----- Bertahun-tahun ngenal Indonesian Idol di RCTI, meskipun gak konsisten ngikutin, saya suka acara ini. Tapi uniknya, saya tuh paling suka kalau mengikuti momen-momen awal, audisi, yang nunjukin kondisi mencolok antara peserta paling buruk, amburadul, sampai yang paling berkualitas. Dan satu lagi, yang kharismatik. Punya daya tarik. Saya suka Delon dan Judika, dll. Di momen tahun baru 1 Januari 2018, saya sebagai pemirsa depan TV seperti dapat hadiah iatimewa dari Indonesian Idol. Yaitu ketika mendengar suara dan melihat penampilan Veritas yang berhadil dapat Golden Ticket. Si Kribo ---entah dari mana--- ini juga yang telah membuat Juri Maya naik dan tiduran di meja. Menarik. Tidak tau dia dari mana, menunjukkan saya fokus di 'acara keluarga' itu tapi tidak