Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

SIANG DARI MALAM JAKARTA

Gambar
Jelang tengah malam. Dasar era medsos. Menulis status cahaya. Teringat masa kanak-kanak. Para orang tua menyuruh kami jadi orang baik. Pada sesama, bahkan kepada binatang dan tumbuhan. Bahkan di desa ketika purnama bermain di halaman malam. Semua itu disebut sebagai persembahan untuk Allah, untuk menggapai rahmat Allah. Ternyata itulah kekuatan tauhid, percaya kepada Allah Yang Maha Esa. Tak nyana, karena dunia selalu dalam ancaman  bahaya, bergerak kejam. Gilang Teguh Pambudi Cannadrama.blogspot.com

SEPERTI MANUSIA DALAM CERITA RAKYAT

Gambar
MANUSIA MITOS Meskipun dianggap bagian dari Kisah Legenda Aceh/Melayu Kuno, mitos, suku Mante dipercaya oleh sementara pihak di Aceh dan sekitarnya masih ada hingga hari ini dalam jumlah yang sangat sedikit. Hidupnya berpindah-pindah di rimba belantara, karena terdesak oleh dunia modern. Meskipun konon ada di Aceh sejak beberapa ribu tahun sebelum Masehi. Berikut ciri-ciri Suku Mante dari berbagai sumber: 1. Berasal dari keturunan manusia Melayu pendatang di jaman kuno 2. Orangnya kecil, tubuhnya pendek, paling tinggi hanya 1 meter; 3. Kulit sawo matang selayaknya orang Melayu pada umumnya; 4. Rambutnya lurus dan panjang; 5. Larinya cepat; 6. Biasa menghapus jejaknya sehingga tidak mudah diketahui; 7. Hidup berpindah-pindah  8. Untuk jaga diri dari gangguan hanya mengandalkan kayu dan batu; 9. Tidak basa dengan gaya hidup modern  Sementara pihak terkait di Aceh siap-siap mengadakan penelitian, saya punya 'satu' pertanyaan versi lain: Apakah Anda merasa keturunan nenek.moya

JILBAB, AHOK DAN TRADISI KITA

Gambar
Dalam wawancara di KompasTV, Ahok cerita. Ia ketemu ibu-ibu yang menyambutnya saat kampanye Pilgub DKI 2017. Lalu ibu-ibu itu kabur. Lalu balik lagi. Ternyata dia tadi belum pakai jilbab. Ahok pun tersenyum. Di kampung-kampung kita yang padat Majlis Taklim, hampir di tiap RW, memang adat begitu sering terlihat. Ibu-ibu di rumah (keluar masuk rumah) dan di lingkungan kampungnya gak pakai jilbab. Cukup berdaster saja. Tetapi kalau pergi ke majlis taklim, atau agak jauh, atau ke acara-acara undangan, bahkan ke mall pakai jilbab. Tentu salah besar kalau kita main hakim sendiri, atau merasa paling panitia sorga, menyebut mereka yang seperti itu tidak Islami. Allah tentu lebih Maha Tahu. Oleh karena itu waspadalah  dengan tulisan jilbaber yang marak di media sosial yang entah dimulai oleh siapa. Mereka menyebut, jilbab dan AHLAK itu dua hal yang berbeda. Berjilbab itu kewajiban Allah. Sedangkan berakhlak itu kondisi tiap pribadi/seseorang. Oleh karena itu menurut mereka, yang berjilbab bi

MENCARI BENTUK ATAU MENUNJUKKAN CITRA DAERAH?

Gambar
HINDUISASI DAN PURWAKARTA ALA DEDI MULYADI? Yang jelas isu Hinduisasi di Purwakarta yang sempat marak itu tidak enak. Karena orang Islam dan Hindu Bali baik-baik saja. Sentimen negatif bisa muncul di tengah-tengah kata Hinduisasi. Yang jelas, harus ada analisa kritis, "Purwakarta ala Dedi Mulyadi" itu cuma sibuk memcari-cari bentuk, atau sedang mengajak masyarakat menikmati kearifan dalam kekayaan tradisi Sunda? Bahkan eksistensi LEMHANAS semestinya bisa menafsirkan normal kebijakan para kepala daerah yang semestinya putra-putra terbaik bangsa dalam mengarahkan masyarakatnya. Mentri Dalam Negri gak bisa tutup mata atas isu-isu apapun di seluruh daerah, baik tingkat propinsi maupun kabupaten/kota. Kalau analisanya dipercayakan kepada 'Asing', apa pasti beres? Satu ilustrasi. Sejak tahun 2000-an aku sudah membahas seni dan falsafah  barongsai dan topeng Kalijaga di radio-radio di Purwakarta. Bahkan sejak dari Bandung (1994). Kubilang, presiden, mentri, gubernur, b

JAWARA SILAT DAN RACUN

Gambar
Dulu, sudah lama sekali, saya pernah dengar seorang ibu berbisik, "He, tahu gak, suaminya mati dia racun". Tapi tidak heboh karena yang mendengar pasti akan bertanya, apa buktinya? Dan dia mungkin gak punya bukti. Tetapi kalau hari ini ada yang mati diracun lalu dikerumuni orang, media, karena isu itu memanggil banyak pihak untuk mempelajari bagaimana penyelesaian kasus rumit model begitu. Tetapi ada juga yang diam-diam mencuri teori lain, bagaimana racun bisa menghindari jerat hukum? Padahal dalam ilmu beladiri, silat juga kungfu, prinsip racun yang ditebarkan oleh pihak jahat, meskipun dilambangkan dengan serbuk atau cairan, sering ditafsirkan sebagai strategi melemahkan musuh, dibikin mabuk dan lengah dengan cara apapun. Tidak selalu dengan serbuk atau cairan. Bisa dengan perempuan, kesenian, pekerjaan, uang, sandang-pangan-papan, pencitraan dalam pragmatisme politik, dll. Semacam tipuan maut. Yang paling populer disebut, racun ular. Penawar paling terkenal disebut, air k

KALIMAT JAKARTA DAN REALITAS AHOK

Gambar
Kirang kumaha cobi, Lur. Aku teriakin. Dari pra-kemerdekaan. Budi Utomo, BPUPKI dll, mayoritas muslim di situ. Sampai ke hari H Kemerdekaan. Lalu dengan membawa Pancasila (piagam Jakarta) dan UUD-45, kita terus memproduksi undang-undang. Jentre-tre! Mayoritas muslim dengan bismilahnya yang memimpin, menandatangani, dan penentu dengan suara terbanyak. Maka kubilang secara tersirat, Muslim Indonesia itu Mandor Besar. Ayah Besar. Maka saya bilang pantes pisan mun presiden, gubernur, bupatinya saumur-umur muslim. Kecuali di daerah yang mayoritasnya non-muslim. Logis aja. Tapi hak calon tetep sama. Nah, Ahok termasuk mendapati keberuntungan dari hak yang sama itu. Padahal realitas cagub sebelum-sebelumnya, dan prediksi cagub-cagub yad, sungguh sulit non-muslim jadi gubernur DKI. Itu harus dilihat sebagai logika sosial saja. Bukan fanatisme sempit. Oleh karena itu kalau Ahok-Djarot kepilih lagi. Ya biarlah. Itu "kalimat jadi". Masa Sang Mandor Besar kaga tahu? Lalu nitis kemana

HILANG DAN TIDAK PENTINGNYA PKI

Gambar
PKI? Partai Komunis Indonesia? Sebenarnya praktis masyarakat Indonsia masa kini sudah tidak terlalu tahu persis. Tapi mereka masih mencatat kabar, itu trauma politik masa lalu. Maka ketidaktahuan itulah yang meniadi daya dorong, membuat sebagian besar masyarakat malah malas membicarakan PKI yang asing itu, apalagi mengangkatnya. Mereka fikir, lebih baik tutup buku saja. Anggap PKI tidak dikenal sama sekali. Kalaupun ada yang membisikkan pembanding seperti yang di RRC, misalnya, masyarakat malah bilang, "Nah lho, ada urusan apa dengan pengaruh asing? Wong untuk berislam saja (sebagai warga mayoritas di Indonesia) gak mau menjadi Arab (secara tradisi khas mereka). Pendek kata, semua gak peduli PKI atau Partai Komunis. Kecuali pertama, anak nakal yang bikin ulah perlawanan. Iseng yang sering berbahaya. Untuk 'nakal eksis' itu butuh aneh, butuh muncul, butuh berani, butuh beda. Kedua, sedikit pihak yang mungkin mau mencoba memperkenalkan PKI lagi atau yang serupa dengan itu

KETIKA FILM BERIBU PADA TEATER

Gambar
Saya dikabari oleh sejarah perfilman nasional, ditandai oleh produksi film anak bangsa sendiri, bahwa 30 Maret adalah hari perfilman nasional Indonesia. Saya juga dikabari oleh sejarah teater dunia, bahwa 27 Maret adalah hari teater internasional. Kapan hari teater Nasional? Saya Googling, ternyata belum muncul di pemberitaan pertama sebagai kode viral utama tingkat nasional. Tapi meskipun demikian saya coba menarik garis, kalau dunia perfilman setuju bahwa mereka pertama kali lahir dari perjalanan seni peran di atas panggung, maka teater adalah 'bahasa ibu' bagi insan maupun dunia perfilman secara umum. Maka semestinya para penggila produksi film, pada hari teater Nasional (atau internasional) harus sudi turun gunung (atau naik bukit) menyambangi dunia teater. Sementara itu seremoni pertunjukan, atau seremoni apapun berkisar teater memang semestinya marak di hari teater Nasional itu. Atau setidaknya di bulan teater itu. Kalau dibalik. Pada momen hari perfilman, maka insa

LOGIKA TITIK PETA JAKARTA

Gambar
Tidak sedikit pengamat terjebak tidak realistis. Mereka komentar, mestinya dalam pilkada serentak bangsa Indonesia jangan fokus ke Jakarta. Media massa jangan menggiring. Mereka lupa, Jakarta itu Daerah Khusus Ibukota. Sentrum amatan bangsa ini. Bahkan supremasi nasionalisme. Kalau ibukota negara pindah ke Bangka, ya Bangka yang akan jadi fokus media. Bahkan selain sensitif tersorot secara nasional, Jakarta itu sensitif tersorot secara internasional. Itulah. Apalagi ditambah adanya isu-isu pembelajaran secara nasional. Pusat tempat istana negara berada ini pasti rengking satu beritanya. Ulasannya. Normal. Apalagi, dalam kampanye gubernur DKI para pimpinan partai berharap-harap menang strategis di Jakarta. Kalah-menang, itu logika normal juga. Mereka, siapapun, akan tetap merasa memiliki Indonesia secara keseluruhan (jaringan partainya) meskipun kalah di Jakarta. Apalagi partai semodel PKS, misalnya, yang saya tahu punya semangat, "kami ada, kami punya orang, kami siap". Mak

TOBAT MC

Gambar
ANDA MENDUKUNG JADI YANG MANA? Misalnya anda pernah jadi MC panggung hiburan. Pertama, ... lalu anda tobat. Gara-gara selama jadi mc anda berfikiran tidak syar'i, "Aku tahu ini dosa, sepanggung dengan artis seksi, tapi pada saatnya aku harus tobat". Lalu setelah tobat anda mundur dari dunia mc. Kalaupun jadi mc, anda pilih acara dengan busana syar'i. Kedua, ... lalu anda tobat. Gara-gara selama jadi mc anda berfikiran tidak syar'i, "Aku tahu ini dosa, sepanggung dengan artis seksi, tapi pada saatnya aku harus tobat". Lalu setelah beberapa lama tobat anda kembali jadi mc dangdut dengan niat yang berbeda walaupun pertunjukannya tetap sama, "Apa yang kulakukan adalah niat baik. Soal penyanyi seksi itu relatif. Ini bagian dari budaya masyarakat. Tidak mengganggu ibadah kami. Aku sadar benar, aku tidak melakukan dosa. Merasa berdosa adalah perasaanku dulu. Aku sudah tobat dan meluruskannya". Ketiga, ... lalu anda tobat. Gara-gara selama jadi mc

REVOLUSI PESTA PANEN

Gambar
Lanjutkan berjuang, Raja Bos.  Aku kan pernah nulis Pesta Panen juga di Pesta Buku Lapangan Banteng, Jakarta. Kubilang. Dulu, dan yang sekarang di desa, sebagian masih merasakan pesta panen. Meskipun sering panennya dirampas kondisi sulit. Tapi. Pesta panen di pusat-pusat kabupaten, dengan Semarak Pameran dan Pawai Pembangunan itu kan tujuannya syukuran bersama? Pake tari pergaulan rakyat segala. Simbol yang tinggi. Tapi bagaimana para pengangguran harus pesta panen? Bagaimana buruh yang upahnya kecil? Bagaimana pedagang kecil yang bangkrut? Boro-boro bayar angkot buat lihat pawai? Perlu Revolusi Pesta Panen! Gilang Teguh Pambudi  Cannadrama.blogspot.com

HARI GINI KOESPLUS-AN?

Gambar
Saya suka banyak diam saja. Menanggapi sementara pihak yang komentar, kok mau jadi koodinator Koes Fans Club? Apalagi teman-teman biasa nyebut saya seniman, penyair, penyiar, jurnalis atau budayawan. Harus sabar. Jaim. Anak-anak sekarang nyebutnya, itu jadul banget. Musiknya nenek gue, katanya. Sama sekali gak ada identitas Indonesia-nya di situ. Padahal di Inggris, mulut masyarakat basah menyebut kata BEATLE, artinya AKU INGGRIS 100%.  Atau aku Eropa. Atau, aku inspirasi dunia. Gak ada yang bilang, jadul banget. Inggris kuno kuleuheu! Sudah gak keurus. Lalu saya menulis singkat di halaman Facebook:  SALAM PENCINTA LAGU-LAGU KOESPLUS Hai pencinta lagu-lagu Koesplus, indah ya, kalau di tiap kelurahan di seluruh wilayah Indonesia ini ada satu saja penggemar lagu Koesplus yang suka denger atau nyanyiin semisal lagu Kolam Susu atau Kembali Ke Jakarta atau Bunga Di Tepi Jalan atau Manis Dan Sayang. Seluruh Indonesia seperti satu ikatan mesra jadinya. Menikmati tari pergaulan Nusantara ala

SANGGAR GAMBAR ANAK BERWARNA - CANNADRAMA

Gambar
Sebenarnya sanggar gambar ini sudah saya gagas sejak mulai mengajar di SDN Cimanggah II Kota Sukabumi. Meskipun saat itu belum diberi nama, cukup dengan nama umum, belajar menggambar. Baik di jam kesenian, maupun memanfaatkan waktu-waktu yang ada. Tetapi tentu saja cara melatih gambarnya ya ala Gilang Teguh Pambudi. Setidaknya ada khasnya. Selanjutnya melatih juga beberapa anak yang ingin belajar menggambar di studio radio Lita FM Bandung, sambil membuka Kursus Intensif Penyiar Radio (KIPER) yang diadakan atas inisiatif radio Lita FM Bandung untuk anak-anak, remaja dan dewasa. Kemudian saya adakan juga di Purwakarta. Bahkan sempat didiselenggarakan di  Jakarta sebagai variasi kegiatan istri yang rutin mengajar TPA dan BIMBEL.  Tetapi terlepas dari melatih anak-anak melalui latihan di kelas atau di sanggar, saya juga rutin melatih tiga anak saya di rumah, sampai mereka bisa meraih piala dari berbagai lomba.  Dari catatan itu, bisa dibilang mulai serius melakukan aktifitas melatih gam

AKU MONYET HALAL

Gambar
Bermula tahu dari cerita wayang dan cerita film, saya remaja, berkenalan dengan Hanoman dan Sun Go Kong. Dua tokoh beda, meski sama-sama Raja Monyet. Yang satu tokoh legendaris dalam Ramayana, atau dalam kisah Wayang Jawa, sedangkan yang satu lagi adalah tokoh pengawal guru Tong dalam kisah Perjalanan Ke Barat. Mungkin anda senasib dengan saya, setidaknya sudah menyukai mereka meskipun waktu itu cuma tahu hal-hal yang serba bersifat permukaan. Setidaknya sudut pandang universalnya, karena keduanya adalah tokoh-tokoh pengawal yang dipahlawankan, maka kita pun bersukacita saja dengan segala hal tentang keunggulan, ketangguhan, bahkan tingkah lucu keduanya. Namanya juga monyet. Ada titen-ciren gerak gerik aslinya. Bodo tapi pinter. Kadang terlalu berani tetapi kemudian sembunyi, bikin strategi baru sambil garuk-garuk kepala, sambil menyeringai. Kadang kesakitan tetapi tertawa.  Keduanya diceritakan sangat sakti, tetapi memiliki kekurangan-kekurangan sebagai manusia biasa, sehingga suka

GERAKAN BUDAYA ANTI MIRAS DAN NARKOBA

Gambar
Seperti anda, saya 'fokus tegang' kepada anak-anak saya. Kepada yang perempuan dan yang laki-laki sama tegangnya. Takut gagal mengarahkannya. Atau dalam bahasa dewasa, takut gak bisa menemaninya menjalani proses kedewasaannya yang normal dan sejahtera lahir batin. Jujur, saya ayah yang sangat takut. Benar para ulama. Untung ada Tuhan, Allah SWT. Kalau tidak ada Dia, ketegangan saya bisa menjadi-jadi bahkan prustasi. Tetapi dengan adanya Dia, yang Maha Tahu, Maha Sempurna dan Maha Menjaga, hati bisa istikomah bersandar dan berharap. Dalam jalinan sesama mahluk sosial, ketegangan saya tidak cuma kepada anak-anak di rumah. Sebab hidup ini saling bertegur sapa dan saling mempengaruhi. Dalam perumpamaannya, siapa yang tidak takut anaknya disengat lebah, digigit anjing gila, dicakar-cakar harimau, bahkan kesurupan syetan Sampai suatu hari menggunakan dalih besar, KEBANGKITAN ITU ANTI, saya bersepakat dengan teman-teman, Ali Novel, Tholib Mubarok, Rudy Aliruda dkk untuk membuat ger

PRESIDEN CUMA SATU

Gambar
Dalam Puisi Kerawang Bekasi, penyair ChairilAnwar menulis: Teruskan, teruskan jiwa kami Menjaga Bung Karno menjaga Bung Hatta menjaga Bung Sjahrir Bagi yang suuzon, buruk sangka, mereka bisa berpendapat, Chairil bukan aktivis yang kritis dan berani. Dia tipikal pengekor. Chairil berprasangka bahwa umur kepresidenan Soekarno tidak akan pendek. Sehingga bisa diboncengi. Minimal lumayan buat nguatin urat leher di warung kopi. Aman dan nikmat buat berlindung. Tetapi pihak yang selama ini husnuzon berpendapat beda, justru Chairil menempatkan Bung Karno dalam posisi ganda. Pertama, dia proklamator, pejuang kemerdekaan. Ada heroisme yang patut ditradisikan melalui tokoh yang representatif.  Simbul kemenangan bangsa. Kedua, Bung Karno adalah seorang presiden yang secara konstitusional memiliki supremasi yang harus dijunjung tinggi. Kalau tidak demikian, Indonesia akan memiliki sistem dan citra pemerintahan yang rapuh. Soal mengkritisi pemerintahan Soekarno, atau kerja presiden siapa saj

SUARA HATIMU MUDA ATAU TUA?

Gambar
ADA SENSASI INGIN MEMBALIK-BALIK Siapa bilang pemerkosaan dan kejahatan lainnya diharamkan oleh ulama? Semua itu diharamkan oleh rasa sakit hati korbannya, rasa sakit manusia, rasa sakit parasoleh, rasa sakit Allah-nya. Siapa yang mengharamkan siapa-siapa yang meninggalkan sholat? Tentu, keberadaban manusia sebagai hamba Allah, dan eksistensi Allah sebagai Yang Maha Mulia. Setiap kali aku bicara hal yang bersifat pengajian budaya atau relijiusitas, aku seperti dianggap tua, ditinggal yang mengaku berjiwa muda. Sampai ingin kubilang, "Mana karya rasa mudamu yang menyelamatkan, ketika kenakalan, kejahatan, dan kesemrawutan menjadi ekspresi tak terkendali. Lalu mati kalahmu sembunyi sebagai diri sendiri. Masabodoh. Bukan menjadi  keselamatan masyarakat manusia, atau keselamatan bangsa?" Ketika progresifitas jiwa mudaku membongkar semua ruang ekspresi halal. Menarik. Mencerahkan. Menggerakkan. Kalian malah meninggalkanku dengan sibuk sok tua. Menyembunyikan rahasia kelakuan ya

PENYAIR MUSLIM, ONTA ARAB, DAN DUKUNG-MENDUKUNG

Gambar
Sebagai muslim, seperti halnya guru terbesar saya, Nabi SAW yang menerima wahyu, saya tidak sedang  bicara angka. Begitulah kelahiran saya sejak bayi hingga mati. Tapi bicara kemenangan. Kemenangan ini-itu. Kemenangan prinsip. Hakekat hidup. Seperti saya bilang, kepenyairan sejati tak akan runtuh gara-gara berbahasa partai. Bahkan bisa lebih netral-universal, daripada yang mengaku-ngaku tidak merapat ke bahasa partai agar mengayomi semuanya. Meskipun ada juga yang non-partai pendekatannya, berhasil spiritualitas kemanusiaannya. Termasuk ketika saya mendukung Ahok-Djarot di Pilkada DKI 2017. Meskipun untuk perjalanan itu saya kena damprat juga, terutama melaui media sosial, dituding PKI, komunis, Cina, anjing, antek, kafir, cuma 'nyari makan', dlsb. Semua yang serba tidak mencerahkan. Gelap. Meskipun saya termasuk orang yang tegas mengatakan, PKI sebagai sebuah partai sudah resmi bubar. Generasi lama negri ini mengakui atau dikabarkan sejarah, trauma pada perjalanannya. Genera

BANGKIT ITU ANTI

Gambar
DARI AYO Dari Mei Ayo Mei Puisi pendek Indonesia karya Gilang Teguh Pambudi yang selengkapnya bisa dilihat di grup Facebook, Puisi Pendek Indonesia. #PuisiPendekIndonesia. Gilang Teguh Pambudi Cannadrama.blogspot.com 

POLITIK BODOH ALA GILANG, KATAMU

Gambar
Kampungku banyak. Termasuk Kota Sukabumi. Pernah waktu aku pulang kampung ke Kota Sukabumi, teman di Karang Taruna dulu nanya, "Sudah jadi anggota DPR, Kang?" Mungkin karena dia tahu, waktu umur 18-an aku sudah riwa-riwi pake kaos partai. Tapi aneh kataku, kenapa semua cenderung nanya begitu. Padahal berpartai itu bisa sebentuk kegiatan sosial saja. Kontribusi untuk demokrasi. Paling-paling bisa muncul dianggap sebagai tokoh dari partai itu di kampung, meskipun sebatas anggota dan penggembira. Tapi begitulah tokoh masyarakat (TOMAS) itu. Bahkan tokoh agama (TOGA) juga. Bisa begini, bisa begitu. Bisa ada logo partainya. Mau apa lagi? Lagipula pada saat ditanya begitu, bagiku secara pribadi jadi anggota DPRD tidak lebih membanggakan jika dibandingkan jadi Kepala Studio Radio atau jadi Programmer. Apalagi kadang-kadang, jadi anggota DPRD pun cuma 5 tahun doang. T ahukah kalian. Ini malah lebih menarik daripada nanya peluangku ke DPR. Aku tuh gak pernah menang lho dalam teori

HIDUP DARI PERTANYAAN

Gambar
Aku mau berhikmah dengan pertanyaan. Apakah yang menari janger di Bali adalah gubernur Bali? Tentu, ya! Apakah yang azan tiap tiba waktu sholat adalah pak RW setempat? Tentu, ya! Apakah semua presiden kita suka menyanyi pake rok mini? Mhmm, ya juga kan? Apakah Mentri Senibudaya dan Pariwisata dan penyair Gilang Teguh Pambudi  berjilbab dan bahkan bercadar? Ya, harus begitu! Apakah ustad pesantren bisa jadi MC dangdut? Ya ya! Walaupun untuk yang salah-salah, berlebih-lebihan, ustad gak ikut. Karena mustahil segala-gala cara itu halal. Apakah yang mengasah keramik Plered adalah bupati Purwakarta? Kalau bukan, lalu apa kerjaan Bupati? Apakah ketika seorang polisi pria terpaksa menembak penjahat, Ibu Aisah boleh mengaku sebagai sang penembak? Ya, setidaknya Bu Aisah sudah setuju sebuah undang-undang ditegakkan. Siapakah yang menanam pohon menyelamatkan tanah tandus? Siapa pula yang menanam ganja menyemai maksiat lewat gambar ganja pada topi dan ikat pinggang? (!) Apakah Bung Karn

KARENA KEPENTINGAN ORANG BANYAK

Gambar
Kadang aku cemburu sama Andy F Noya. Meskipun aku 'gak terlalu minat' diwawancarai di acaranya, tetap aku memuji acaranya, Kick Andy di MetroTV. Memang unggul. Aku tahu. Sampai akhirnya dapat penghargaan di Hari Pers Nasional sebagai acara paling inspiratif. Aku jadi ingat acara spesial yang selama 20 tahunan kubawakan di Radio, Apresiasi Senibudaya. Dari radio ke radio. Sebuah misi tentu saja. Acara rutin, mingguan, yang sangat jarang di radio-radio karena tidak terlalu komersil. Kalaupun sesekali ada yang mengadakan acara serupa, rata-rata umurnya pendek saja, atau pembawanya yang tidak konsisten untuk mengadakannya dalam kurun waktu yang panjang. Padahal menurutku masyarakat butuh tahu. Bahkan untuk hal tertentu sampai ke titik, harus dipaksa tahu. Dalam kurun panjang itu, di acara Apresiasi Seni itu aku sudah wawancara banyak orang, misalnya: - Para seniman di kampus STSI Bandung - Para seniman di UPI Bandung - Para seniman di kampus-kampus lain - Para aktivis di be

SEPEDA PRESIDEN

Gambar
Kalo anda gak kebagian sepeda langsung dari Presiden Jokowi. Anggap saja sepeda yang ada di rumah anda itu dari Pak Presiden. Atau merasalah  'Sepeda Presiden'. Istilah 'sepeda' nampaknya lebih genit, asyik dan merakyat. Apalagi dia berkata, sepeda yang dia bagikan sebenarnya sepeda biasa-biasa saja, tapi merk 'dari presiden' itu yang banyak disukai orang. Lha iya, presiden kan brand image keindonesiaan. Saya dan anak saya juga suka bersepeda. Maka di era Jokowi ini saya anggap itu sepeda dari presiden saja. Sambil 'gembelengan' saya naiki ke sana ke mari. Dari taman ke taman, dari toko burung ke toko burung, ke tempat kerja sekali-kali, kegiatan sosial juga. Meskipun dalam hati, sama dengan anda, kalo presiden kasih langsung, saya suka. Beberapa tahun lalu saya pernah dapat uang tunai jadi juri lomba baca puisi Piala Bupati Purwakarta. Itu satu dari banyak lomba yang melibatkan saya di mana-mana, baik dari instansi pemerintah maupun swasta. Gak sebera

KHILAFAH DI NEGRI PANCASILA?

Gambar
Sebenarnya kita puya tafsir lurus soal khilafah. Tidak harus dalam pengertian adanya pemimpin tunggal hari ini di tingkat internasional. Tetapi menyelamatkan seluruh muka bumi Allah ini agar dipimpin oleh hamba-hamba yang soleh. Setidaknya, perjuangan untuk itu akhirnya berbentuk ajakan-ajakan (dakwah) ke arah berbangsa-bangsa secara mulia. Kalaupun diinterpretasikan kepemimpinan tunggal, ya itu dia, yang muncul adalah para soleh di pucuk pimpinan tiap negara, itulah yang wajib bersenyawa, seluruh pemimpin, merasa satu tubuh saja. Merasa seorang diri saja. Padahal banyak tubuh. Hakekatnya, Rosulullah SAW sajalah yang satu. Menyatukan itu. Ini pun butuh kaca mata orang pintar untuk mengakui universalitasnya. Yang gak mau sampai selalu sensitif. Kasihan juga. Maunya dangkal terus. Tapi ..... nyatanya kita juga berhadapan dengan teori khilafah yang salah kaprah dan memaksakan diri. Inilah kacaunya. Sehingga kadang kita jadi anti teori khilafah yang model begitu itu. Padahal prinsip khi

VALENTINAN? (Sosial Budaya)

Gambar
Jujur, waktu saya Programmer (kepala siaran) Radio LitaFM Bandung, saya pernah nempel pengumuman dan nasehatin crew siar. Gak usah ngucap-ngucap valentin, kalo kita gak ngerti maksudnya dan malah mendukung praktek valentinan yang salah kaprah. Bahkan saya tempel di dinding, kelakuan para muda yang sok valentinan tapi merusak. Padahal waktu saya SMA (SPG), untuk nambah uang jajan kerja sama orang Cina. Bikin hiasan dari potongan-potongan triplek halus untuk dikirim ke super market. Dari semua itu ada yang bertuliskan Marry Crismas dan Valentine Day. Mengapa? Apa salahnya nyorot sisi buruk dari kelakuan manusia? Maka kalau ada demo anti-valentin saya diam saja. Itu maksudnya. Padahal, anak saya kalau ke Bandung di bulan Februari nemuin Uwa-nya. Kakak dari ibunya. Dia akan mendapati ucapan, pembicaraan dan segala pernik beraroma valentin setiap hari. Sehingga dari awal saya sudah kasih tahu, "Maksud baik dari valentin adalah berkasih sayang sesama manusia dalam kemuliaan". I

NGAJI KARNA

Gambar
KEBAIKAN ITU KEBAIKAN KEBENARAN ITU KEBENARAN Bagian yang baik, ya baik. Yang bermanfaat, ya bermanfaat. Kalau ada yang memusuhi sisi baik, lha apa mau sisi buruk? Untung ini bukan soal membela Kurawa. Ah, aku jadi ingat kisah Adipati Karna. Banyak yang bingung dengan kisah satu ini. Padahal, anggap saja Kurawa itu sebuah tubuh. Seseorang tokoh yang jahat. Kalaupun dia punya sedikt kebaikan, maka kebaikan di situ akan mati bersama robohnya di medan pertempuran. Kurawa bubar-runtuh membawa Karna. Lalu Pandawa bijak berkata, "Sisi baiknya adalah aku! Karna adalah kami!" Tapi perang melawan Kurawa wajib menang. Gilang Teguh Pambudi  Cannadrama.blogspot.com

MONSTER, RAKSASA DAN REMAJA MESJID (Sosial Budaya)

Gambar
Moga mencerahkan. Analogi saja. Salahsatu monster yang sangat besar misalnya, sindikat peredaran dan pemakaian narkoba. Itu monster. Besar sekali. Matanya besar menonjol ke depan, kadang melibatkan mata oknum aparat. Jari-jarinya berkuku tajam mematikan. Bagaimana tidak? Yang dipakai berkelahi celurit dan senjata api. Kalau diumpamakan monster animasi, sangat bengis, bungkuk, kuat tapi jelek mukanya. Maka kalau ada remaja mesjid memusuhinya, dia akan jadi raksasa yang lebih besar dari monster itu. Kenapa tidak? Dia bersatu tubuh dengan pemerintah, polisi, lembaga pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat dll. Kalau diumpamakan dalam animasi, mirip Krishna. Untuk menghadapi ular syetan yang besar ia bisa berubah jadi raksasa besar atau setidaknya mengeluarkan tenaga raksasa. Bagaimana kalau di daerah (daratan) yang cenderung bar-bar dan preman? Si remaja mesjid seperti pejuang terkucil di situ? Ia tentu tetap raksasa, bersama dengan para pencari dan penegak kebenaran. Para Satria pini

REZA MENCIUM BUNGA, HABIBIE MENCIUM AINUN?

Gambar
Malam ini (14 Pebruari 2017) Trans7 memutar film Habibie & Ainun. Saya yang 'nakal' cuma membayangkan, ketika ada adegan Habibie mencium Ainun, itu kan cuma diperankan oleh aktor. Mereka bukan suami istri. Apa komentar ratusan juta penonton berjilbab dan berpeci tentang film yang mereka sukai ini ya? Selama ini hampir semua berkata, "Film yang bagus, film yang bagus!" Mungkin termasuk saya dan Pak Habibie, cendekiawan muslim Indonesia itu. Bahkan kalau kisah Gus Dur atau Aa Gym atau Kyai lain difilmkan, tidak mustahil sepasang aktor yang bukan suami istri akan berpelukan dan berciuman lagi. Begitulah film. Begitulah teater. Cung! Gilang Teguh Pambudi Cannadrama.blogspot.com

MOTIVASI: HANYA ALLAH YANG MAHA TAHU

Gambar
D ARI PENGALAMAN ANEH, BUKAN SIAPA-SIAPA TIDAK PERNAH BERBUAT APA-APA Suatu hari aku bilang, "Ketika itu aku pimpinan di Radio Populer FM". Seseorang dengan serius  berkata, "Emang pernah menjadi kepala radio Populer?" Aneh, padahal dia termasuk pendengar yang aktif, yang sangat tau. Pada waktu yang lain, aku bilang, "Waktu itu aku masih siaran di radio Trend FM". Seseorang menyahut sinis, "Kapan siaran di radio Trend?" Kali ini orangnya tidak terlalu saya kenal memang. Tetapi teman di sampingnya menyikutnya dan berbisik, jangan begitu. Aku berfikir, pantesan ada orang yang bisa berkata, kamu siapa? Kamu tidak pernah berbuat apa-apa.  Jangan-jangan negara pun bisa berkata begitu juga tentang saya atau siapapun, "Tak ada yang melakukan apa-apa. Negara tidak pernah melihat". Mungkin negara cuma bisa melihat Presiden, Gubernur, Bupati dan orang-orang tertentu. Jangan-jangan juga ada yang mengaku ulama mengatakan, "Diamlah, kamu t