KONTROVERSI DUKUNGAN UNTUK AHOK-DKAROT (Sosial Politik)
Dukunganku kepada pasangan Ahok-Djarot untuk menang PILKADA DKI 2017 sebagai Gubernur-Wagub disebut-sebut sebagai hal yang tidak cuma kontroversial. Bahkan aku dituding komunis, kafir, murtad, munafik, cina, dlsb. Maka aku menulis di media sosial begini:
9 MEMILIH AHOK-DJAROT KARENA:
1. Pasangan yang terbilang ideal itu, progesif dan dewasa.
Ahok-Djarot, yang satu progresif berjiwa muda, yang satu tenang dan dewasa.
2. Ahok, bahkan semua calon yang ideal, bukan hanya seorang pribadi seperti dihembuskan orang, kebaikan dan prestasinya tetap representasi keindonesiaan kita.
3. Belajar dari sejarah Indonesia sejak merdeka, jujur, mereka yang ideal adalah cagub dan cawagub yang sudah pernah dan atau akan menjadi patner yang baik untuk presiden saat ini.
4. Demi Pancasila yang dijiwai "KEMANUSIAAN BERKETUHANAN YME", dan demi hidup dinamis dalam kebhinekaan, serta anti isu negatif masalah SARA.
5. Memahami semangat masyarakat mayoritas di Indonesia yang Islam, yang menginginkan presiden dan kepala daerah di daerah berbasis mayoritas seperti itu haruslah seorang muslim. Sebab secara konstitusional, perwakilan mayoritas itulah yang secara keterwakilan terbanyak sejak pra-kemerdekaan telah menggariskan sistem pemerintahan di Indonesia. Dengan memberi hak keikutsertaan yang sama kepada figur semisal, Ahok. Demikian pula seorang figur muslim punya hak keikutsertaan yang sama dalam Pilkada di daerah berbasis mayoritas non-muslim.
Khusus pasangan Ahok-Djarot, dalam logika dan argumentasi khusus, ummat Islam yang menginginkan pemimpin muslim, terutama jika dikaitkan dengan kebutuhan kehadiran/keikutsertaan langsung dalam kegiatan keagmaan, semisal sholat Jumat berjamaah, safari tarawih, sholat Id atau urusan haji, tentu masih ada Djarot Syaiful Hidayat yang muslim.
6. Selama kepemimpinan Ahok pada periode pertama, ini utama, Para Ulama di DKI tetap menjadi pembina keagamaan bagi masyarakat Jakarta yang mayoritas muslim, bahkan turut menciptakan iklim kondusif ibu kota negara secara menyeluruh.
7. Ahok-Djarot, atau pemimpin yang selama ini diharapkan ideal itu, yang bisa menjadikan Jakarta lebih baik.
8. Anak peristiwa Kebangkitan Indonesia, termasuk di dalamnya Ahok-Djarot, anti korupsi, narkoba, kriminalitas dll. Sebab semangat kita, "KEBANGKITAN ITU ANTI".
9. Karena Jakarta bukan cuma sekadar sebuah daerah, tetapi supremasi kenegaraan, keindonesiaan, terdepan disorot bangsa Indonesia dan masyarakat dunia. Tempat semua, Kembali Ke 'Jakarta' (baca: Kembali Ke Indonesia).
Gilang Teguh Pambudi
Narasumber Senibudaya Cannadrama
#RumahLembang
#PerjuanganBelumSelesai
#KomunitasKembaliKeJakarta
#KebangkitanItuAnti
Komentar
Posting Komentar