PRESIDEN CUMA SATU

Dalam Puisi Kerawang Bekasi, penyair ChairilAnwar menulis:

Teruskan, teruskan jiwa kami
Menjaga Bung Karno
menjaga Bung Hatta
menjaga Bung Sjahrir

Bagi yang suuzon, buruk sangka, mereka bisa berpendapat, Chairil bukan aktivis yang kritis dan berani. Dia tipikal pengekor. Chairil berprasangka bahwa umur kepresidenan Soekarno tidak akan pendek. Sehingga bisa diboncengi. Minimal lumayan buat nguatin urat leher di warung kopi. Aman dan nikmat buat berlindung.

Tetapi pihak yang selama ini husnuzon berpendapat beda, justru Chairil menempatkan Bung Karno dalam posisi ganda. Pertama, dia proklamator, pejuang kemerdekaan. Ada heroisme yang patut ditradisikan melalui tokoh yang representatif.  Simbul kemenangan bangsa.

Kedua, Bung Karno adalah seorang presiden yang secara konstitusional memiliki supremasi yang harus dijunjung tinggi. Kalau tidak demikian, Indonesia akan memiliki sistem dan citra pemerintahan yang rapuh. Soal mengkritisi pemerintahan Soekarno, atau kerja presiden siapa saja, sepanjang massa, itu kalimat lain.

Melihat dua hal tersebut, kita bisa bikin sebagai titik tumpu berfikir yang cerdas dan tepat. Pendapat pertama, bisa dipakai untuk menolak agar pragmatisme demikian tidak terjadi. Pendapat kedua, bisa dipakai untuk menguatkan eksistensi dan nilai kebangsaan kita yang dirahmati Allah SWT. Yang tentu saja salahsatu kodenya di era mutahir, jangan remehkan presiden Indonesia yang berprestasi, meskipun hanya berkuasa tidak sampai lima tahun. Karena seorang presiden di belahan bumi manapun yang berkuasa lebih dari lima tahun belum tentu yang terbaik.

Salam cinta INDONESIA.

Tetapi belakangan ini ada yang lucu. Ketika ada seorang presiden berharap agar kepala daerah yang terpilih akan loyal kepadanya, hal itu disalahkan oleh sementara pihak. Padahal presiden yang berharap seperti itu sangatlah konstitusional. Itu netralnya konstitusi. Coba telisik. Presiden tahu, calonnya berapa, dan semua punya peluang. Dia tahu. Kecuali orang dungu. Yang haram itu kalau melanggar hukum.

Satu lagi. Saya mau berbisik. Sesungguhnya presiden NKRI itu seumur-umur cuma satu saja, ia bergelar, PRESIDEN INDONESIA. Sehingga mantan presiden yang sudah lengser, siapapun, harus legowo, presiden sejatinya ya yang sedang memimpin saat ini. Kan katanya kita biasa NANGGAP WAYANG.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG