TERORIS DAN TEORI
Kalau atas nama miskin dan kecewa pada pemerintahan yang sah, yang dianggap pemerintahan kafir, trus melakukan terorisme, meledakkan bom, bisa membunuh orang tak berdosa, menebar ketidak nyamanan, apa itu halal?
Lalu dengan alasan takut kalau dia sampai mengulang lagi, pemerintah akan memberi bantuan lebih kepada teroris yang sudah ketangkap dan pernah dipenjara itu, apa itu alasan yang tepat? Bukankah memberi bantuan dengan alasan, takut berkemungkinan jadi teroris lagi, itu pola fikir yang sadis? Gak cerdas!
Sementara masyarakat yang bukan teroris di rumah-rumah, masih ada yang mati karena sakitnya tak tertolong. Boro-boro ke Rumah Sakit, buat makan sehari-hari aja gak cukup. Bagaimana kalau yang begini gak dapat bantuan, sedangkan mantan teroris yang ditakutkan masih berpeluang mengancam negara malah akan diperlakukan berlebih?
Ada satu teori nantinya. Kalau mau dapat bantuan pemerintah, jadilah preman, tukang bikin kacau, atau teroris yang membuat pemerintah ketakutan. Walah-walah!
Mulut pejabat jangan asal jeplak. Apalagi sekelas Mentri, Gubernur, dan Bupati yang popularitas dan otoritasnya disorot publik. Gaji mereka diberikan rakyat juga untuk menjaga mulutnya, agar mendidik masyarakat.
Bagaimana mungkin seorang Bupati berkata, "Supaya tidak jadi teroris lagi, mereka harus disejahterakan".
Sangat-sangat sadis. Di belakang tembok mereka, para mantan teroris itu berkata, "Awas, kalian gak ngasih, aku bom semua!" Sementara masyarakat miskin yang gak bikin kacau sama sekali selalu dididik dengan kalimat, "Tanyakan, apa yang telah aku berikan kepada negara, bukan apa yang telah diberikan negara padaku".
Tapi memang. Kalo preman dikasih duit, biasanya dia gak akan ngaco kepada yang sedang berkuasa. Bisa membela yang sedang berkuasa bahkan. Itu bentuk ucapan terimakasih dari para preman. Nanti kalau mereka sudah gak dikasih lagi, barulah mulai ngaco lagi.
Terbayang sebuah karikatur, kalo seorang mantan teroris ditanya wartawan, "Mengapa Anda tidak tertarik jadi teroris lagi, bahkan dapat penghargaan tinggi karena menyiarkan anti-terorisme?" Sekali ini ia terbuka menjawab, "Karena saya sudah ditolong pemerintah. Dikasih kerjaan. Dikasih duit". Wartawan itu bertanya lagi, "Kalau tidak?" Ia menjawab, "Mungkin sudah banyak bom yang saya ledakkan!" Sementara para penonton, pendengar atau pembaca berita itu adalah ratusan juta orang yang tak pernah terpikirkan sama sekali untuk jadi teroris. //////
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar