YUK BELAJAR NYEBUT KAFIR
Nonton acara Melawan Lupa di MetroTV semalam (28022017) saya terpesona. Dua hal. Pertama, hari ini ada yang ribut pejuang muslimah Cut Meutia, kok di sekolah-sekolah dan di lembaran uang negara tidak pakai jilbab? Padahal aslinya emang begitu. Meskipun tidak berkerudung kepala, saya katakan dengan tegas, menurut kemenangan nilai tinggi, DIA BERJILBAB.
Kedua. Di seluruh Nusanara. Termasuk di Tanah Aceh. Kekuatan dan kemenangan rakyat adalah karena semangat Jihad Fi Sabilillah. Perang di jalan Allah. Melawan ORANG KAFIR. Yaitu para penjajah yang menguasai daerah jajahan dan menyengsarakan rakyat lahir dan batin. Banyak korban mati atas nama perlawanan terhadap penjajahan yang memaksa berkuasa saat itu. Berabad-abad.
Dari catatan singkat ini, sudah bisakah kita membaca KAFIR? Dulu pun Nabi SAW berseru lantang, Nasrani Kafir, Yahudi Kafir dll, karena merasa diserang. Banyak yang mati terbunuh karena serangan itu. Rosulullah SAW disebut gila, kafir, membawa ajaran sesat, menolak tradisi nenek moyang, pemberontak, dll. Padahal ajaran Nabi adalah ajaran cinta yang damai. Universal. Yang di belakang hari, SEKALI LAGI, ..... di belakang hari populer disebut Ajaran Islam sebagai ajaran yang lurus.
Kapan nama ISLAM (keselamatan) diperkenalkan Allah? Nubuatnya sejak Nur Muhammad. Sejak sebelum segala sesuatu diciptakan.
Maka kapan atau dalam situasi seperti apa istilah kafir itu mulai halal disebut sebagai ketegasan sikap yang lurus?
Gilang Teguh Pambudi
cannadrama.blogspot.com
cannadrama@gmail.com
Komentar
Posting Komentar