PRIBADI DAN LINGKUNGAN WAYANG

(menghidupkan lagi perlambang wayang para wali)

Kalau di suatu lingkungan RT ada 4 atau 5 tomas yang merepresentasikan kelompok pemikiran yang berbeda, mereka adalah Yudistira, Bima, Arjuna, dan Nakula-Sadewa (Nakula Sadewa secara filosofis menggambarkan dua manusia satu tubuh satu Tuhan, dina kula-kami sahiji Dewa Agung). Maka bagaimana mereka akan saling tikam, sebab satu tubuh. Mereka PANDAWA. Supremasi kemuliaan anti Kurawa (kejahatan).

Tokoh masayarakat representatif itu tdak lepas dari Dewi Kunti (darah pancang  ibu), Pandu (tradisi hukum dan perang), Widura (penegak keadilan), Bisma (pawang penjaga ilmu), Kresna (penasehat Dewa/malaikat), Drupadi (kaum wanita), Gatotkaca (generasi yang kuat), dan Karna. Karna adalah sisi baik dari orang jahat, maka matinya di Kurawa. Bukankah Firaun pun pernah makan semeja dengan Musa, pernah bersedekah? Ketika Firaun mati, sedekahnya ikut mati. Maka Pandwa selalu berlawanan dengan Karna.

Pandawa (lingkungan RT) adalah satu tubuh, termasuk garis sekelilingnya. Daerah kumparan gelombang elektro magnetiknya.  Tidak ada pembunuhan. Kecuali (melalui sistem hukum) menerapkan hukum bunuh kepada manusia yang layak menerimanya, atau membunuh untuk membeladiri dalam perang.

Pandawa itu satu tubuh. Satu orang. Maka diceritakan kelimanya menikahi Dewi Drupadi. Semisal 1 tetapi 5, atau 1 tetapi 7. Membelahdiri. Bukankah Kian Santang pun dikisahkan mampu membelahdiri?

Bahkan Pandawa Kurawa pun sesungguhnya satu tubuh, satu Hastina Pura. Pandawa adalah sisi baik dan Kurawa adalah sisi buruk. Siapa yang harus menang kalau bukan yang dilindungi Yang Maha Mulia? Maka masyarakat satu RT semestinya semisal 'jutaan gagasan baik'. Manusia-manusia adalah gagasan-gagasan baik itu. Sebab setiap bayi lahir ingin hidup baik-baik saja, bukan mau hidip srmaunya. Maka kemanusiaan bertuhan itu membangun manusia dan kehidupannya.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG