2. PUISI PENDEK INDONESIA GILANG TEGUH PAMBUDI

SUDAH BEGITU

memanjakan bunga mata
barongsai orde baru
pecah reformasi wajah internet
menciprat pijar mataku
meneropong tari tradisi dunia
dengan titik air mataku jaipong
dan jaran kepang
yang kujejak
sejak kanak-kanak

-----

HIDUP TIDAK MATI

tanah lahir
tanah air
tanah ahir
bersama

-----

AYO MEMBACA, INDONESIA

cahaya membaca gelap
dari puncak Jakarta

-----

KADO MELATI (ANTI TAWURAN) 

bukan puisi
yang tak mengatakan
melati hanyalah melati

bukan puisi
yang tak membela melati
sebagai melati

bukan puisi
yang tak memanggil
melati dengan nama-nama indah melati 

-----

PUISIKU

puisiku semata
kegelisahan taman
bunga

-----

PUISI IKLAS

Puisiku umur panjang. Alhamdulillah, bisa menjaga hidup. Tinggal nunggu setiap bisikan malaikat. Lalu anakcucu bisa membaca selamat. Lalu aku leluasa ihlas. Lalu puisiku menandai waktu, untuk kalimat-kalimat yang sama.

-----

SEBAB SUTRADARA

sebab kata-kataku
pernah petir
menyelami mendung gunung:
main teater terus!
sampai mampus!
jangan putus!
sebab kita terikat kontrak
dengan malaikat

kalian memang 
harus kerja
sebab aku
gak bisa kasih sejahtera

anggaran percuma
jangan diterima
itu jelas merusak tema

-----

SIAPA MENARI APA?

Para buruh dan pedagang masih menari-nari kecil, Tari Pesta Panen. Atau ada juga yang mengaku tak sanggup lagi menarikannya? Setiap kali menghitung upah dan hasil usahanya 

Para penari Tari Pergaulan selalu berusaha berangkulan. Atau ada yang diam-diam tidak setia?  Atau tidak mengerti pergaulan itu apa?

-----

SUATU KETIKA DI PERJALANAN

dalam perjalanan selamatan
manusia-manusia Rabiul Awal
sempat peramal itu memujiku
bahwa hari kelahiranku sama dengan Isa Almasih Alaihisalam

-----

HAL SPIRITUALITAS

garis miring
tegak

-----

JALAN TOL PEJALAN KAKI

pejalan kaki sejati
adalah pengguna jalan tol
dari kamar mandi ke tempat sholat
ke dapur, ruang keluarga
lalu ke ruang tamu

-----

JADILAH PEJALAN KAKI

maka jadilah pejalan kaki
hanya dengan duduk semedi
pesawat pulang pergi ke arahmu

-----

estetika sawah
eksotika murah

-----------------------------
Catatan:
seorang manajer bertanya kepada saya, apa anda mencintai pekerjaan anda?
saya jawab, dalam falsafah jawa, orang Jawa 'menyembah' tanah sawah

-----

KALIMAT TERTUTUP

selalu telunjuk-telunjuk itu
menudingku si penjual keyakinan
kalimatnya menutup pintu

-----

SELALU

apa yang ingin dikatakan batu
kepada air kali yang tak mau tau

: kebenaran punya waktu

-----

BURUNG-BURUNG

karena laki-laki
aku memelihara burung-burung
sampai para bidadari
menyukai burung-burungku

-----

RASA YANG TERTIPU

apa kau ihlas
demi senja yang malas
aku bilang
selamat mundur Indonesia

-----

AKU SIBUK

teruskan popularitas dan gaduhmu
aku sibuk

-----

DARI BACAANMU

bukankah kau pernah dengar
anak laki-laki yang dibunuh
kecuali yang mau diperempuankan?

-----

SELALU BEGITU DARI DULU

kau selalu bertanya
mengapa kita saksikan
pesta-pesta terakhir
yang memilukan?
tentu,
karena keadilan selalu setia
dengan kemenangannya

-----

IKET ALIF

kitalah tema kesaksian
lukisan-lukisan tumbuh
teori-teori kejatuhan
syair dan lagu kematian

-----

Rendra mengabarkan kesaksian
Chairil bikin perlawanan dan perkawanan
Rumi mengurai ketertutupan fikiran
Iqbal membawa puisi kepada pembangunan
Penghianat menguntit sebagai bayang-bayang

-----

KEMANUSIAAN

Memetik bulan menjadi rindu
Merajut matahari mempersembahkan cinta
Menanam laut sedalam hati
Mengintip kemana pergi malaikat langit

-----

MASIH UNTUK AGUSTUS

Hatta adalah Indonesia
kemerdekaan tanah airnya
meski hidup di negri penjajah
sampai nyiur memanggilnya

-----

CATATAN KECIL DI DALAM LACI

aku Musa
tidak memusuhi Fir'aun
untuk tiga hari

-----

KERJA KERAS PUISI

ini beda zaman Rendra
(puisi manis di halaman koran
sangar di atas mimbar)

ini zaman kesurupan malaikat
sajak-sajak liar
menjala jalar
menjala jalar

-----

PEMBUNUH BAYARAN

bahaya di negrimu
adalah publikasi dan
politik omong kosong

-----

AJIAN KERAMAT ALIAS JIMAT

berhentilah merokok
untuk sekadar membuktikan
jimat kata berhenti

-----

MERUSAK SAJAK
MENGINGKARI PUISI 

bikin perlawanan 
kepada negara
yang merusak sajak
tetapi perkuat permusuhan
kepada diri
yang mengingkari puisi

-----

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG

TEU HONCEWANG