SEPAKBOLA DARI PROPINSI-PROPINSI?

Saya sudah komen banyak melalui #GNPSIndonesia tentang semangat nasionalisme melalui dunia sepakbola. Tidak hanya pada predikat tim nasional saja, bahkan untuk semua tim lokal di Liga Indonesia atau di berbagai even lain. Sebab tim-tim lokal itulah yang menyuplai pemain unggul untuk tim nasional.

Kalaupun dari suatu tim kadang tidak menyuplai pemain untuk timnas, tetapi tim ini masih memiliki banyak fungsi vital, diantaranya, terus membina dan memberi jalan kepada potensi lokal, konsisten mempromosikan daerah, serta menjadi ladang uang buat para pemain dan para penggerak ekonomi di seputar sepakbola.

Kalaupun disebut promosi daerah, kadang kita melihat dari satu propinsi hanya muncul satu-dua tim unggulan saja di Liga Utama.

Sebenarnya itu tidak masalah. Karena 34 propinsi se-Indonesia sudah cukup banyak, ---- meskipun ada juga propinsi yang tidak punya tim unggulan. Lalu bagaimana mungkin Liga Utama itu harus mewakili seluruh  kabupaten?

Setidaknya meskipun demikian, demi semangat kegotong-royongan, keterwakilan oleh satu-dua tim di suatu propinsi bisa menjadi kebanggaan bersama di situ. Apalagi kalau para pemainnya juga berasal dari berbagai kabupaten yang ada. Meskipun tidak mungkin membuat kuota untuk tiap kabupaten, karena sangat tergantung kebutuhan dan potensi yang tersedia.

Bahkan selain semua kabupaten sudah cukup terwakili oleh satu-dua tim dari provinsinya, kadang ada juga yang sudah sangat bangga ketika ada keterwakilan yang menonjol dari Indonesia Barat, Indonesia Tengah atau Indonesia Timur. Sebut saja satu contoh, masyarakat Maluku tentu senang dengan eksistensi dan prestasi tim sepakbola dari Papua, karena sama-sama dari Indonesia Timur.

Sekali lagi, spirit nasionalisme sepakbolk itu adalah kegotong-royongan dalam kebhinekaan Indonesia.

Maju terus sepakbola Indonesia. Dan kita semua merasa selalu berada di dalam suatu Gerakan Nasional Pendukung Sepakbola Indonesia!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG

TEU HONCEWANG