SILIWANGI, PUISI PENDEK INDONESIA GILANG TEGUH PAMBUDI
SILIWANGI I
bahkan kau tak melihatnya
mungkin belum mengerti
aku mengajak Kian Santang
berlari menyelamatkan diri
-----
SILIWANGI II
aku yang mengambil
pecahan topeng
yang tercecer
bersama Kalijaga
kupakai sempurna
lalu mengaum
sepanjang jalan kotamu
"Sima aing sima maung!"*
*tafsir bebas:
jatiku, gunung jati harimau
-----
SILIWANGI III
umurku 14 tahun ketika itu
mendengar kabar di Jampang
Siliwangi tertidur di dalam gua
dan aku harus merahasiakannya
-----
SILIWANGI IV
termenung depan sajak anak
tentang kentongan muazin
aku teringat Siliwangi ngaji awi*
*awi=bambu
-----
SILIWANGI V
padaku Siliwangi menangis
-----
SILIWANGI VI
sepucuk daun
melayang seperti surat
mengajariku membaca
tentang ia yang beringsut
menuduhku si pangsi hitam
tanpa apal merah hitam
sarungku
-----
SILIWANGI VII
dia yang berkuda (ke Wanayasa)
menemui tujuh pohon pelipur lara
tapi kau melupakannya
-----
SILIWANGI VIII
aku melukis foto ibu
di dalam kitab suci
pada kalimat, mukmin muslim
sedang Dewan Dakwah mengetahuinya
-----
SILIWANGI IX
di depan layar sinetron
ia tak mengenali dirinya
yang disebut Siliwangi
bahkan di gerbang pesantren
seorang santri putih abu
bertanya, "Naik apa, Bah?"
(Sebab tamu penting pasti bermobil)
-----
SILIWANGI X
sekali waktu harimau itu
berkeliling rumah
bahkan memasuki ruang kerjaku
lalu kuajak bicara-bicara
bahkan siaran di radio
sambil kubisikkan,
"Sepakat, Siliwangi itu tidak nakal".
-----
SILIWANGI XI
(detik-detik kemerdekaan)
kuletupkan pekik
kemerdekaan Indonesia
kau sebut itu
aum Siliwangi
-----
SILIWANGI XII
(untuk apa saja)
sekali* aku menjumpai Tardji
kuberi pertanyaan Bandung satu,
"Mengapa harus terperangkap hutan gelapmu
menemui harimau Siliwangi?"
4 radio menyebarkan tanyajawab itu
katanya, "Siapapun bisa menemui apa saja"
*1996
-----
SILIWANGI XIII
bagaimana sengit
tarung-taring?*
karena dari
12 titik genap keadilan
13-mu sungguh-sungguh
angka sial
seperti pada
7 rupa Kian Santang
8-mu mencuri
topeng Kalijaga
*pernah dipakai sebagai nama Teater SPGN Kota Sukabumi oleh Drs. Asep Sastra Djuhanda
-----
SILIWANGI XIV
(nyangakeun/disangakeun*)
karena tanah suci
tumbuh sebagai permadani
tanah Jawa
angka sembilan mewujud
tunduk oleh 99 asmaul husna
maka semua serba sanga**
serba wali
bahkan para kuli wajib mengaji
*sanga = sembilan = para penyembah
**disangakeun = disembilankan = dipersembahkan
-----
SILIWANGI XV
(hyang = alamat yang)
di dalam pertapaan hati
madep hanya kepada
penguasa jagad
Hyang Tunggal
tak berubah kalimat kitab suci
kepada apapun diucapkannya,
"yang ini yang itu"
"aku yang ini bukan yang itu"
"tapi yang ini bukan untukku
bukan pula untukmu"
-----
SILIWANGI XVI
seperti Guru Muhammad
seperti Bapak Ibrahim
ia wariskan bumi Allah
untuk keadilan dan kesejahteraan
-----
SILIWANGI XVII
siapa berani coba-coba
menghibur aku
ketika bumi Siliwangi
belum terbebas dari kehancuran
yang pedih ini?
-----
SILIWANGI XVIII
(sebab cahaya/Nur Muhammad/pelita hidup)
jangan ketuk pintu
aku tidak di situ
jangan membawa dupa
ke dalam gua
kau lupa
di dalam buku
aku halaman pertama
-----
SILIWANGI XIX
(nama setia)
kupanggil setia dalam namamu
Ki Sunda Siliwangi Nusantara
-----
SILIWANGI XX
(rupa ke tujuh)
aku minta pembangunan
kau kirim dangdutan
katanya biar pada hiburan
aku minta jaipongan
biar semangat tradisi terkomunikasikan
kau ramaikan fatwa pengharaman
aku minta semangat berkelanjutan
kau minta foto dan umurmu jadi pujaan
maka habislah masa depan
-----
SILIWANGI XXI
(asmaragama suatu ketika)
istrimu di mana-mana
tujuh rupa setia
mengapa masih berzina
masih melacur?
merusak perempuan belia?
tidak cukupkah satu dan bahagia?
-----
SILIWANGI XXII
(kuda pacu Siliwangi)
ingat waktu kita berlari-lari
kuteriakkan, "Bersamaku Putra Mahkota!"
dan ini aku di gerbang terakhir
sambil mengenangmu lagi
sebab kemenangan tidak akan pernah mundur
semangat tak akan pernah kendur
-----
SILIWANGI XXIII
(tak ada yang meninggalkan)
tak akan ada nyanyian
senjakalaning tanah Pasundan
Siliwangi ngahiang jati
kesetiaan mendenting kecapi
zikir wangi
zikir abadi
-----
SILIWANGI XXIV
(kalimat-kalimat)
kalau tak pernah dengar
keramat kalimat langit
yang menggetarkan jantung ibu
apa kau muntahkan saja
kalimat laknatmu
sampai matahari menahan diri
-----
SEBAB NIKAH
(Siliwangi XXV)
kau kira begini bela membela
menampakkan pada tiap tiang rumah
lewat seluruh hembus angin
siapa merasa beranak Kian Santang, Isa, atau Bung Karno
kalau bukan yang akan melahirkan masa depan
yang mendukung kebenaran perkawinan dengan cinta
sebab tanpa cinta anak-anak dibuang ke tong sampah
-----
SILIWANGI XXVI
kau sibuk memburu kuburnya
aku masuk menemui makamnya
-----
MIMPI ANAK
(Siliwangi XXVII)
anak perempuanku mimpi
kaget ia melihat bapaknya
main-main dengan
harimau warna hijau
aku bilang,
mimpi yang lucu dan bagus
-----
SILIWANGI XXVIII
bagaimana mungkin Siliwangi
memaklumi
siliwangi-siliwangian?
-----
SILIWANGI XXIX
hari gini masih nyangka-nyangka
Kian Santang menyerang bapaknya
memburu Siliwangi sampai hutan-hutan
yang tidak mau menjadi muslim?
padahal nyanyian hutan Pasundan
tidak begitu diplomasi sosialnya
lebih parah lagi
cerita dari mana
Hindu Siliwangi hancur oleh orang-orang Jawa?
-----
Catatan sastra:
Untuk bentuk puisiku yang lugas, atau bahkan terlalu lugas, ada yang menyebut, bukan puisi atau setidaknya bukan puisi yang bagus dan inspiratif. Kujawab, puisiku sedang bekerja. Terlalu keras dan super sibuk. Sastra (tulisan indah) itu artinya sastra peradaban, sebab beradab itu keindahan dan kesejahteraan hidup, bukan sayap-sayap semata.
-----
MAUNG PUNK MEUNGPEUNG
(Siliwangi XXX)
kalau anak punk marah
merebut kebebasan purba
memamah merpati hidup-hidup
darah kemana-mana
lupa daya tahan gigi harimau
dipersiapkan Tuhan lebih dari itu
dan tak takut tanggal giginya
maung punk siliwangimu
bisa membutuhkan gigi palsu
umur 30 tahunan cucu petani
tidak bisa menggigit jagung muda
malu kehilangan desa dan cinta semata.
-----
SILIWANGI XXXI
akulah
Kyai Soedirman
Siliwangi.
----
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar