CARA BACA RAHASIA KEHIDUPAN

Kau bilang Al-Qur'an cuma buku. Cuma kitab. Disamakan dengan semua buku yang kau sebut karya 'orang pintar'. Disebut kitabullah hanya karena menyebut-nyebut Allah. Padahal tahukah kamu satu hal rahasia, cara baca kelengkapan iman? Cara baca kelengkapan keselamatan (ISLAM)? Ya, itu, cara baca kelengkapan iman-Islam. Sementara kelengkapan iman-Islam itu hanya Allah yang sanggup menulisnya.

Kalau kau alergi dengan sebutan Islam, meskipun kau sendiri bisa saja seorang muslim, itu karena kau samakan nama Islam dengan nama partai atau organisasi. Bahkan 'nilai politis', hikmah dan kebijaksanaan di dalam Islam itu, yang bermuatan strategi memanusiakan manusia secara manusiawi dengan Rido Illahi, malah kau tafsirkan melulu sebagai politik partai atau gerakan kemenangan semu sekelompok partai. Bukan kesadaran kemanusiaan.

Kamu salah ngaji. Atau datang kepada guru ngaji yang salah. Atau sebaliknya kamu dapat kabar dari para-pihak yang tidak tahu iman-Islam sama sekali. Kamu keras kepala. Sudah merasa pinter sebelum pinter. Padahal tahukah kau, cobaan 'orang tahu', yang sebenar-benarnya pinter, adalah menjadi korban fitnah, korban kekerasan yang berasal dari api kebodohan, korban persekongkolan, korban kepentingan sesaat yang sesat. Begitu nasib orang yang sesungguhnya pinter. Lalu bagaimana nasib yang cuma sok pinter? Baca kulit gak tahu isi? Menyebut Muhammad SAW berjuta-juta, tapi tidak bernilai sholawat.

Islam itu hidup! Kau tahu itu? Hidup selamat. Karena kesesatan, kejahatan, ingkar sunah, mengkhianati hukum alam, mengingkari kemanusiaan adalah kematian-kematian.

Allah itu Yang Maha Hidup dan Menghidupkan. Maha berkeadilan. Ini cukup untuk menjadi hujjah besar, universal, ketika kamu cuma sanggup melihat perut besarmu itu lalu berkata, Allah tidak menjamin kebahagiaan. Lembar-lembar Al-Qur'an tidak bisa dirubah menjadi beras untuk dimasak. Karena itu kamu mulai berfoto-foto menginjak-injak Al-Qur'an. Seakan-akan kamu samakan dengan para pengangkut dus-dus berisi Al-Qur'an di dalam truk yang kadang sangat terpaksa menginjak dus itu. Padahal mereka telah cukup 'bismilahnya'. Cukup wudu-nya. Tidak berniat menginjak-injak pesan tinggi Al-Quran yang suci. Kecuali yang khianat. Itu logika iman.

Al-Qur'an itu semacam peta kehidupan. Di titik mana kau berada di dalam peta itu. Coba kau menelusur selengkap lengkap. Setinggi tinggi. Sekomplit komplit. Sejauh sampai.

Al-Qur'an itu tangisanmu. Seperti ketika Musa dikejar-kejar penjahat yang ingin membunuhnya. Atau diburu pihak yang termakan fitnah yang keji. Al-Qur'an itu pintu-pintu keadilan yang terbuka. Tidak ditutup-tutupi. Bacaan bagi siapa saja yang sudi membacanya, karena mencintai diri dan kehidupan di sekelilingnya. Tahukah kau?

Kepada orang seperti saya yang menulis 'wasiat keramat' ini pun cobaan itu sudah datang. Ada yang berkata lantang, "Jangan dekati orang anti yang tidak menghidupi!" Karena saya percaya kebangkitan, bangkit itu anti. Turun ke bumi bersama kalimat langit itu juga, kebangkitan anti. Anti maksiat-jahat. Anti dosa-celaka. Meskipun catatanku selalu terbuka dan terbaca, kau yang berusaha merunduk di setiap pintu cinta, terbata-bata menafsirkan anti dosa itu. Teruslah berjihad di jalan Allah.

Waspadalah. Salah baca dan salah menyampaikan isi kandungan Kitab Suci, itu malah terhukum telah merubah-rubah Kitab Suci. Apapun bentuknya. Meskipun terlihat seperti teguh pada kalimatnya.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.Com


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG