14. ORANG RADIO INDONESIA 0131-0140

0131
PENYIAR MALAM
(tips untuk orang radio sukses)

Jika penyiar malam yang dimaksud adalah pria, persepsinya dianggap tak terlalu bermasalah. Tahukah? Tahun 90-an kalau ada wanita siaran radio malam hari lebih dari pukul 20:00 pihak radio sudah merasa gak enak kepada masyarakat. Tetapi di era sekarang perubahan sangat drastis, wanita bisa siaran sampai jam 24 atau di bulan Romadon siaran untuk program menemani makan sahur.

Kenapa? Karena di waktu itu keamanan dan kenyamanan wanita yang siaran malam masih sangat rawan. Apalagi di kota-kota kecil. Di kota-kota yang lebih besar yang memiliki fasilitas taksi pun masih dianggap rawan. Selain itu masih ada masyarakat yang menyebut tabu.

Penyiar malam yang sukses tentu bukan cuma yang sanggup menunaikan tugas malam, tetapi dia adalah penyiar yang sanggup menyuguhkan acara malam hari dengan baik dan menarik. Suasana malam hari yang memikat pendengar rumahan, di perjalanan, di pos-pos penjagaan dan di tempat kerja adalah tantangan bagi radio untuk hadir menjadi radio nomor satu dan paling dibutuhkan.

Perlu digarisbawahi, siaran malam tidak harus berkonotasi 'malam' atau berbau 'esek-esek', tetapi memang sering diasumsikan lebih dewasa karena berada pada jam anak-anak tidur.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0132
NASYID
(tips untuk orang radio sukses)

Dalam suatu acara diskusi terbuka di Pesta Buku Bandung awal tahun 2000-an, waktu saya jadi pembicara bersama Kang Salman, dengan moderator Soffie. Ketika itu saya bilang, sebenarnya merujuk dari sejarahnya, nasyid adalah senandung atau lagu. Pelantunan syair (lirik). Tetapi pasti beraksen dakwah (reliji) karena lahir di jazirah Arab.

Maka dalam perkembangannya semua lagu yang berdakwah mengajak hidup di jalan lurus (reliji) adalah nasyid. Saya bilang, termasuk lagu-lagu dakwah Rhoma Irama bergenre dangdut.

Tetapi sudah biasa, eklusifitas yang menguat biasanya menjadikan suatu jenis musik/lagu menempati tempatnya sendiri. Maka lagu Rhoma masuk kategori dangdut reliji. Musik qosidah dengan popularitasnya kita kelompokkan qosidah saja. Qosidah sesungguhnya mirip dangdut (orkes melayu) reliji, tetapi pelantunan kalimatnya banyak bergaya Arabik.  Konon disesuaikan, jika ada sisipan kalimat Alqur'an, hadis atau nasehat berbahasa Arab. Ini lebih karena kebiasaan yang diterima dan disukai. Terutama di lingkungan pesantren. Sedangkan nasyid, adalah lagu Islami yang disenandungkan, diiringi sejenis rebana (perkusi), atau disertai alat musik modern tanpa meninggalkan ciri awalnya.

Acara ini sebaiknya dipelajari oleh semua penyiar pemula. Semacam salahsatu bekal dasar. Sekaligus menguji kemampuan improfisasi bertutur dalam kalimat religius. Untuk pengantar dasar multi acara, multi momen, multi event.

SALAM PROFESIONAL

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0133
PANTAS GAK YA?
(tips untuk orang radio sukses)

Satu di antara sekian banyak bentuk program nasyid di radio adalah nasyid Jumat pada pukul 11:00 - 13:00. Waktu itu jam sholat Jumat. Pendengar pria pergi ke mesjid menunaikan ibadah sholat Jumat. Kecuali muslimah, dan mereka yang disebut non-muslim. Maka pada jam ini biasanya diputar lagu-lagu nasyid diselingi dakwah, catatan khusus atau tips untuk muslimah. Penyiarnya jelas seorang wanita.

Apakah penyiarnya harus muslimah berjilbab? Saya pernah membuat acara serupa itu, dengan seorang penyiar muda, masih mahasiswi, tidak berjilbab.

Apakah usianya harus dewasa karena tips-nya untuk para ibu dan muslimah semua? Tentu tidak harus, karena penyiar yang bersangkutan bisa berkata, "Saya akan sampaikan catatan khusus yang sudah disiapkan oleh tim redaksi tentang prilaku wanita salehah". Begitu misalnya.

Para pendengar akan maklum dan tetap mendengarkan. Asalkan pembawaannya menarik. Bukankah selama ini pun masyarakat bahkan maklum kalau ada anak-anak TK jago dakwah. Padahal statusnya, itu masih 'latian dakwah'. Si anak TK itu belum tahu persis hakekat agama.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0134
PENYIAR NASYID?
(tips untuk orang radio sukses)

Awal tahun 90-an, teman dan senior saya, Anom Tumarima, pernah nekad membawakan acara harian Nuansa Jiwa, acara reliji yang diselingi lagu-lagu dangdut reliji. Saya fikir itu menarik. Dia sangat sibuk membongkar-bongkar ruang musik yang penuh kaset pita, bukan cd atau mp3. Dicari satu-satu. Padahal dangdut reliji jumlahnya tidak banyak. Tetapi cukup untuk variasi siaran setiap hari selama satu bulan tanpa membosankan.

Acara nasyid harian, mulai tahun 1997 mulai marak di radio. Tidak cuma diputar sebagai paket hidangan, bahkan bisa direquest. Maka otomatis mulai muncul sebutan penyiar nasyid. Ada yang bersifat spesial, seseorang yang diflet untuk acara nasyid sampai populer namanya sebagai penyiar nasyid, ada juga yang tiap hari selang-seling berganti penyiar.

Penyiar nasyid harian harus mengusir kejenuhan dalam mengulas nasyid, selain mengatur sirkulasi nasyid agar variatif. Materi katanya yang bernuansa dakwah itu harus humanis, sejuk dan tenang, menyentuh jiwa, tanpa mengingkari kesan trend musik yang mengikuti waktu.

Ketika nasyid yang agak lawas diputar lagi, yang trend adalah improfisasinya, pengantar untuk munculnya lagu itu, bukan pada jenis lagunya. Karena kalau pada jenis musik lain, trend musik biasa diukur dari judul baru atau gaya musik baru. Tetapi ketika produksi nasyid mengalami masa booming, kesan trend nasyid juga mirip musik pada umumnya. Banyak yang menunggu lagu baru. Tapi nasyid tetap saja nasyid, tujuannya menyampaikan isi lagu dakwah, bukan lagu baru.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0135
KOMUNITAS TERBUKA
(tips untuk orang radio sukses)

Satu acara favorit yang tidak bisa diabaikan, biasanya adalah acara mingguan, yaitu dialog nasyid dengan satu grup nasyid tiap minggunya. Masing-masing grup itu biasanya datang dari beragam komunitas. Ada dari ragam komunitas kampus, komunitas SMA, komunitas majlis taklim, komunitas Remaja Mesjid, komunitas pesantren, komunitas sekolah Islam, komunitas Karang Taruna, komunitas seni, organisasi kepemudaan, dll.

Kalaupun ada acara favorit dialog  dengan grup nasyid terkenal yang sudah rekaman album nasyid, pihak radio tidak bisa menjamin frekuensi on airnya. Jarang-jarang. Tetapi dialog dengan komunitas nasyid jauh lebih realistis, membina, melindungi, memberi ruang sekaligus berdakwah. Kerja sosial.

Grup nasyid komunitas rata-rata didirikan bukan untuk tujuan rekaman atau komersil, tetapi untuk tampil dalam panggung dakwah secara sosial. Ini sangat potensial untuk terus lestari. Meskipun setiap waktu akan terus berganti generasi. Lahir, bubar, lalu lahir lagi yang lain. Persis dengan eksistensi qosidah ibu-ibu majlis taklim dan ibu-ibu PKK.

Radio sebagai aset media lokal sangat mampu menampung atau mengakui eksistensi mereka. Saya sendiri selama di radio juga tertarik membina grup nadyid remaja mesjid. Tetapi persyaratan utama penyiar (moderator) dialog dengan komunitas nasyid adalah yang terlebih dahulu mendalami informasi seputar nasyid selama beberapa saat.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0136
QOSIDAH
(tips untuk orang radio sukses)

Qosidah Indonesia sudah kita bicarakan selintas pada catatan sebelumnya. Setidaknya dari tahun 1995 ke belakang, radio-radio masih marak memutar qosidah saat pagi dan sore hari. Konon terutama ditahun 70-an musik qosidah sangat populer di Indonesia. Produksi kasetnya cukup marak setiap tahun. Sampai-sampai kelompok legendaris Koesplus pun membuat album qosidah dan sangat diterima masyarakat, satu lagunya Jaman Wis Ahir yang juga dinyanyikan Emha Ainun Nadjib.

Qosidah Indonesia adalah hasil perpaduan musik Arab bertema dakwah Islam yang bernama qosidah dengan jenis musik Nusantara, musik tradisi, orkes melayu, bahkan dangdut ketika dangdut mulai populer. Jenis musik ini masih laris di panggung terbuka, di kegiatan majlis taklim, meskipun tidak begitu di industri musik.

Radio pun belakangan lebih sering memperdengarkan qosidah melalui siaran langsung, itupun dalam satu paket kegiatan pengajian, tausiah atau tablig akbar. Posisinya seperti dibuang sayang. Selalu harus hadir. Saya sendiri pernah menangis di acara Apresiadi Seni ketika penyelenggaraan MTQ dikabarkan koran mulai anti-qosidah. Padahal, setidaknya ia menjadi pemanis, daya ikat, lipstik, di lapang terbuka.

Catatan ini memberi motivasi kepada para penyiar untuk tidak anti kepada semisal musik qosidah ini. Karena di belakangnya masih ada romantisme yang kuat di benak masyarakat beradab.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
------

0137
REPORTER BOLA
(tips untuk orang radio sukses)

Menjadi reporter siaran langsung sepakbola adalah keahlian khusus yang tidak dimiliki oleh semua penyiar. Silahkan tanya kepada para reporter RRI Nasional dan RRI Regional yang merasa bertanggungjawab atas tim sepakbola nasional atau tim sepakbola daerah. Siaran itu akan dibuat semaksimal mungkin sebagai tanggungjawab kepada masyarakat untuk memberikan siaran langsung yang memuaskan. Akibatnya ada reporter-reporter yang suaranya populer, sering kita dengar di RRI. Terlebih-lebih di masa kejayaan reporter bola, ketika Indonesia baru memiliki satu televisi yaitu TVRI. Juga ketika masyarakat masih menganggap televisi termasuk jenis benda elektronik yang mahal, itupun tidak semua daerah bisa menangkap siaran TVRI.

Radio swasta pun sesekali mengudarakan siaran langsung sepakbola meskipun tidak menyebut diri sebagai radio olahraga, apalagi kalau ada sponsornya.

Terlepas dari ada tidaknya siaran langsung sepakbola di satu radio, tidak ada salahnya kalau para penyiar pemula mempelajari cara menjadi reporter sepak bola. Ini termasuk pengetahuan penting. Setidaknya ada dua model suara reporter sepakbola, ada yang suaranya cepat dan berapi-api, dan ada juga yang suaranya lebih tenang, tegas, tetapi tetap berapi-api. Dua-duanya bisa dipelajari. Yang utama, hindari blank, senyap tanpa suara, karena radio bukan televisi yang masih bisa memperlihatkan gambar saat reporter berhenti bicara.

Manfaat latihan ini adalah bagian dari olah vokal, segala dicoba untuk segala bisa. Kalau sewaktu-waktu radio membutuhkan kemampuan itu, ada yang sudah siap.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
------

0138
SPORTY
(tips untuk orang radio sukses)

Suatu hari seorang penyiar masuk ke ruang kerja saya untuk meminta ijin membawakan acara harian satu jam info olahraga. Katanya, sponsor lokalnya sudah siap. Ini agak aneh memang, biasanya dia bilang ada sponsor siap mendukung acara ini-itu, acara begini-begitu, lalu dia minta pendapat siapa yang pantas membawakan acaranya. Tapi kali itu harus saya anggap wajar, karena dia memang suka olahraga, seminggu beberapa kali bulutangkis. Dia punya semangat. Karena saya tahu karakter vokalnya, saya ijinkan.

Menjadi penyiar info olahraga memang seru. Penuh semangat dan menyemangati. Tetapi mau tidak mau harus dengan ciri khas radio. Tanpa gambar. Kalau di TV bisa dimunculkan penyiar yang atletis, atau didandani selayaknya olahragawan, atau sporty. Tetapi kalau di dunia radio, nampaknya istilah sporty itu yang lebih kena. Sporty apanya? Tentu suaranya!

Penyiar sebagai manusia biasanya dibayangkan atau dilambangkan dengan suara yang terbang, melayang-layang, melompat-lompat di langit atau di ketinggian. Manusianya sedang duduk depan mikrofon tetapi imajinya semisal superman, batman atau spiderman. Bisa terbang dari ruang siaran ke rumah-rumah.  Mestinya sporty ketika on air untuk info olahraga bisa selayaknya super hero itu. Meskipun tubuh penyiarnya sesunguhnya kecil bahkan pendek sekalipun.

Menyampaikan info olahraga sesungguhnya sama saja dengan siaran berita (jurnalistik) pada umumnya. Menjadi spesial karena manual program menuntut penonjolan olahraga sebagai sesuatu yang khas.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
------

0140
DRAMA RADIO
(tips untuk orang radio sukses)

Drama radio, frase yang sangat populer. Sebenarnya sepopuler film atau sinetron. Tetapi belakangan memang Indonesia tidak punya produksi drama radio dan nama-nama aktor drama radio yang populer.

Terlepas dari itu, bagi sebuah radio, drama radio tetap disimpan sebagai potensi radio yang bisa diproduksi kapan saja untuk apa saja. Jika dirasa perlu bahkan dibuat sebagai acara mingguan, atau acara harian dalam waktu terbatas sesuai dukungan sponsor. Bisa berupa cerita bersambung, bisa juga cerita sekali tamat. Di dunia pendidikan, metode sosio drama (dramatisasi) dan pembahasan soal drama juga masih dianggap sangat penting, karena itu bagian dari pengetahuan.

Dalam pengalaman saya melatih dan menyutradatai drama radio bertahun-tahun, setiap aktor tetap saja harus mengetahui dan berlatih dasar-dasar teater. Olah vokal, olah tubuh, olah pernafasan, latihan konsentrasi, olah rasa, dll dilakukan setiap minggu. Porsinya mengikuti keadaan aktor, apakah sudah lama bergabung dengan kelompok  atau masih baru. Apakah sudah mengenal teater atau masih sangat awam.

Selain membuat drama radio, baik yang bersambung atau sekali tamat, kelompok drama radio juga bisa terlibat pembuatan iklan, terutama yang ada unsur dramanya. Bahkan saya juga melatih penyiar-penyiar baru untuk main drama radio. Manfaatnya untuk siaran, mereka bisa bermain suara dengan lebih ekspresif.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
Cannadrama.blogspot.Com
--------------------------------------------


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG