16. ORANG RADIO INDONESIA 0151-0160
0151
POSISI KEPALA STUDIO
(tips untuk orang radio sukses)
Posisi kepala studio menurut struktur organisasi memang di atas programmer, dalam pengertian, ia bisa menjadi seperti General Manajer. Tergantung kondisi radionya.
Tetapi saya merasa suka menjelaskan dalam bahasa yang simpel, sekadar membuat ilustrasi kebijakan itu bukan milik programmer. Misalnya saya bilang begini, "Bolehkah garasi mobil untuk parkir motor? Kapan tahun ini crew radio berwisata? Apakah akan segera ada kenaikan gaji bulan depan?" Dengan penjelasan ini nampaknya banyak crew yang memahami.
Saya pernah menjadi Kepala Studio yang unik. Konon modal radio itu awalnya milik dua orang. Sehingga masing-masing menyimpan pekerja andalan. Pertama-tama saya diangkat jadi wakil Kepala Studio. Alasannya, masih ada kepala studio yang lama dari pemilik sebelah. Namun dikabarkan, perusahaan telah beralih kepemilikan kepada direktur saya, maka saya tinggal menunggu waktu. Setelah dia melakukan serah tetima tugas, mulailah saya total jadi Kepala Studio.
Seorang kepala studio harus bisa menciptakan kenyamanan radio termasuk stabilitas operasionalnya. Juga memperhatikan sisi kesejahteraan karyawan.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
------
0152
TETAP SEMANGAT
(tips untuk orang radio sukses)
Anda mungkin akan menyangka ini bukan sukses, padahal tetap sukses. Suatu ketika ada seorang broadcaster mendatangi seorang direktur, membawa proposal atau tidak. Ia mengajukan kerjasama untuk posisi programmer atau kepala studio.
Tahukah anda, ternyata sang direktur bisa mengambil tiga keputusan. Pertama, menolak dengan hormat. Kedua, membuat kesepakatan (kontrak) selama minimal 1 tahun atau tanpa batas waktu. Ketiga, dia menerima untuk menempatkan programmer atau kepala studio baru, tetapi dengan masa adaptasi 3 bulan. Jika tidak diteruskan, maka kerjasama cukup berjalan 3 bulan saja.
Itulah maksudnya. Jika kita diterima, dan hanya bisa mempraktekkan proposal kita selama 3 bulan, itu bukan berarti kita tidak profesional. Tetapi sang direktur memang punya pilihan lain. Ini hanya masalah argumentasi, atau selera yang beda. Untuk itu, tetap semangat!
Sambil senyum kita paling-paling menghibur diri, semoga gaji 3 bulan itu ada manfaatnya.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
-----
0153
BANGGA MENJADI ASISTEN
(tips orang radio sukses)
Posisi asisten programmer sangat vital dalam kondisi tertentu. Misalnya ketika sang programmer ikut aktif dalam program marketing dan kegiatan off air. Ditambah lagi kalau selalu ada pertemuan organisasi rutin tiap bulan, dan pertemuan-pertemuan untuk kegiatan lain yang bisa meninggalkan radio sampai lebih dari 3 hari.
Dari pengalaman menjadi asisten programmer di satu radio seseorang bisa bernasib baik di radio lain. Saya sebut asisten saya, pendongeng terkenal di Purwakarta, Subang, Karawang yaitu Emot Padaringan. Setelah tidak aktif di radio saya, ia menjadi direktur di radio Subang.
Kegiatan utama seorang asisten programmer adalah menerima pendelegasian tugas serta memantau kegiatan produksi dan siaran rutin.
Satu lagi keuntungan radio yang memiliki asisten programmer, ia akan mengetahui detil proses siaran, sekaligus menjadi penyampai pesan programmer kepada seluruh crew yang tugas siang atau malam.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
-----
0154
MD
(tips untuk orang radio sukses)
Music director, penata musik, atau biasa disebut juga Bagian Diskotik, adalah posisi yang luarbiasa.
Ia mengetahui koleksi seluruh lagu di radionya. Bahkan dari berbagai jenis musik. Ia mengetahui mana album baru, mana album lawas. Daya ingat dan rasa musiknya tajam. Meskipun tidak selalu seorang pemusik atau penyanyi. Seorang teman saya, MD Radio, Negus Budiono bahkan Bisa menyebut lagu yang tidak terlalu sering diputar, tidak terlalu populer, di kaset nomor sekian, side A atau B, ada di urutan ke berapa, siapa penciptanya, dst. Padahal jumlah kasetnya ribuan, dari berbagai klasifikasi musik.
Penata musik juga tahu koleksi musik dan instrumen lagu, serta sound efeck yang dimiliki, sehingga ia mudah berkoordinasi dengan bagian produksi. Ini lebih utama daripada sekadar ngurus pengadaan lagu yang tak ubahnya cuma urusan beli cd.
Sirkulasi lagu yang diputar secara on air berikut respon pendengarnya akan sangat terpantau oleh MD. Oleh sebab itu, kerja detil ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kusus.
SALSM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
-----
0155
BAGIAN PRODUKSI
(tips untuk orang radio sukses)
Ada perbedaan dengan bagian rekaman meskipun tugas produksi sering dirangkap bagian rekaman. Bagian rekaman bisa merekam apapun atas nama tugas dari radio. Sedangkan bagian produksi srperti koki, hanya memasak yang diprogram atau di pesan.
Kalau ada kelompok drama SMA minta bantuan radio untuk merekam materi kabaretnya, maka pekerjaan itu tidak harus di bawah tanggungjawab bagian produksi radio, karena gak ada kaitannya dengan siaran, melainkan bagian rekaman.
Saya termasuk programmer yang pernah menunjuk bagian produksi merangkap asisten programmer, karena saya anggap proporsional. Apalagi pada saat itu radio saya juga memiliki seorang petugas bagian rekaman. Maka otomatis bagian produksi tidak harus membuat segala bentuk rekaman. Tidak akan ditarik-tarik. Bahkan selama ini bagian produksi justru sering menjadi instruktur bagi petugas rekaman.
Intinya, kita mesti menikmati posisi, tugas dan keahlian kita.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
-----
0156
KOORDINATOR LIPUTAN & KOORDINATOR SIARAN
(tips untuk orang radio sukses)
Posisi yang penuh tantangan di radio yang lain adalah Koordinator Liputan dan Koordinator Siaran.
Koordinator Liputan sudah pasti memimpin para reporter untuk tujuan reportase berita. Dia punya jadwal dan peta liputan untuk kebutuhan siaran program-program khusus. Sekaligus juga punya strategi untuk liputan harian.
Koordinator siaran tentu urusannya dengan siaran. Baginya siaran harus lancar dan efektif. Satu saratnya harus ada penyiarnya dan narasumbernya. Jika bermasalah dengan para penyiar ia harus cepat dan tepat mengambil keputusan. Bahkan ia juga harus mengkoordinatori operator untuk acara paket rekaman tanpa penyiar.
Begitulah. Dunia radio yang 'hidup', tidak seperti pabrik keramik, dan progresif, tentu membutuhkan koordinasi yang dinamis.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
-----
0157
LIPUTAN
(tips untuk orang radio sukses)
Ada liputan harian dan ada pula liputan khusus yang sudah terjadwal. Kita sudah singgung dalam catatan sebelumnya.
Kalau programmer telah menetapkan program: rekaman wawancara mingguan dengan pengusaha, rekaman wawancara mingguan seputar dunia pendidikan, rekaman wawancara tentang kegiatan komunitas seni dll, maka mau tidak mau Koordinar Liputan wajib mengeksekusi program itu. Reporternya harus mencukupkan ketersediaan materi siran itu.
Demikian pula untuk program harian. Misalnya, ada jam berita khusus pagi dan siang hari. Belum lagi ada juga berita pendek setiap pergantian jam. Itu semua harus bisa dipenuhi oleh para reporter.
Untuk kebutuhan liputan ini, koordinator liputan bisa menugaskan reporter berdasarkan daerah tugasnya, misalnya di satu-dua kecamatan. Tetapi bisa juga berdasarkan konten beritanya. Misalnya si A khusus peliput dunia olahraga si B peliput berita ekonomi dan keuangan, dan si C peliput kriminal dan lalulintas.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
-----
0158
PENYIAR TAMU
(tips untuk orang radio sukses)
Siapa bilang radio di daerah tidak bisa mendatangkan artis terkenal untuk jadi penyiar tamu? Padahal itu bisa membuat radio itu tambah diminati penggemarnya. Tentu saja bisa, setidaknya dengan cara direkam.
Saya buat contoh. Kalau setiap minggu atau setiap bulan ada crew radio yang bisa mendatangi Ike Nurjanah, penyanyi dangdut yang sangat populer itu, lalu merekam suaranya sesuai naskah yang sudah disiapkan, maka dijamin radio itu akan punya acara musik mingguan spesial yang dibawakan oleh penyiar tamu, seorang Ike Nurjanah.
Model perjanjiannya tentu harus dibuat untuk memungkinkah hal itu terjadi. Setiap artis tentu punya kesiapan yang beda-beda.
Ada contoh baik dari kepala studio Lita FM di Bandung, Iwan Puratama. Tepatnya di tahun-tahun populer film Fatahillah. Dia mengontek Igo Ilham, sang aktor utama, untuk bisa direkam suaranya, untuk disiarkan seminggu sekali. Tetapi kebutuhan saat itu, Igo harus membacakan kisah hikmah.
SALAM PROFESIONAL!
( Gilang Teguh Pambudi)
-----
0159
PENYIAR MINGGUAN
(tips untuk orang radio sukses)
Selain penyiar harian kita mengenal penyiar mingguan. Tidak cuma narasumber saja yang lazim siaran mingguan misalnya seorang dokter yang diflet setiap malam Jumat, malam keramat. Apalagi dialognya berkaitan juga dengan masalah seks sehat.
Setidaknya ada 4 jenis penyiar mingguan yang kita kenal. Pertama, seoramg penyiar harian yang sesuai tahun pemrograman mendapat jatah siaran seminggu sekali. Selain itu tentu ada juga yang siaran seminggu dua, tiga, atau empat kali. Apalagi kalau acaranya khusus, misalnya penyiar wayang golek, kacapi kawih, wisata Indonesia, dunia anak, karaokean, jumat nasheed, dst. Kedua, penyiar khusus yang didatangkan untuk siaran seminggu sekali karena kebutuhan acara khusus itu. Termasuk penyiar Bintang Tamu dari kalangan artis populer.
Ketiga, sponsor yang membuat blocking time sekali seminggu tetapi sekaligus membawa penyiar sendiri karena dianggap sudah paham produknya. Pihak radio hanya pasif sebagai operator. Ini sebenarnya lapangan pekerjaan buat penyiar yang sudah tidak kerja di radio. Ia bisa kerjasama dengan Rumah Pengobatan misalnya. Lalu mengambil jam siar radio. Atau bekerjasama dengan yayasan tertentu.
Keempat, penyiar yang sempat mendua pekerjaan. Saking sibuknya harus meninggalkan radio. Tapi ia meminta kepada pimpinan radio untuk bisa siaran seminggu sekali. Saya sendiri pernah memberi saran kepada mantan kepala studio Pro-89fm, Gilang Jaja, Ajeng, dll yang pada awalnya siaran di radio daerah tetapi dipindahtugaskan selaku pegawai negri ke intansi lain yang berbeda. Maka merekapun tetap mengambil siaran seminggu sekali. Jam malam dan jam sabtu-minggu adalah waktu paling tepat.
SALAM PROFESIONAL.
(Gilang Teguh Pambudi)
------
0160
CAMPURSARI-AN DI TATAR SUNDA?
(tips untuk orang radio sukses)
Lagi soal penyiar mingguan. Suatu ketika ada penggemar lagu-lagu campursari, Romo Agung, datang kepada saya, memberi saran seharusnya ada acara campursari di radio. Saya bilang, saya sedang mempersiapkan acara keroncong, mungkin campursari bisa dipersiapkan juga. Dan akhirnya dua acara itu dia yang membawakan.
Kenapa saya tertarik dengan dua acara itu akhirnya? Pertama, keroncong telah membangun karakter apresian (pendengar yang menyukainya). Membuat acaranya berarti menjaga tradisi. Sedangkan untuk campursari saya harus membuat beberapa catatan khusus. Ada berapa pabrik di wilayah tiga kabupaten sekitar siaran radio? Berapa persen wong Jowo-nya? Ada berapa banyak supermarket? Berapa persen wong Jowo yang berbelanja setiap harinya? Berapa banyak perumahan, berapa persen rumah wong Jowo? Dst. Soalnya ini kan Jawa Barat. Dan jawabannya signifikan untuk meluluskan acara itu.
Sebenarnya argumentasi campursari tidak harus begitu. Bisa pake cara lain. Misalnya untuk membuat program mingguan lagu-lagu Manado. Ada pembawa acaranya yang tahu bahasa Manado atau tidak? Tercukupi atau tidak koleksi lagu-lagunya? Adakah komunitas atau yayasan yang pro-aktif? Berapa banyak anggota komunitas yang terkoordinir? Bisakah mereka aktif request sehingga acara semarak? Ini bagian dari pengenalan lagu-lagu daerah Nusantara di Tatar Sunda. Kalau ada yang menginginkan. Kenapa tidak?
Apapun alasannya, saya sudah siapkan argumentasi untuk menjual kepada pendengar, dan juga menjual secara pencitraan kepada semua sponsor radio. Sebab setahu saya, sponsor butuh radio yang terbuka.
SALAM PROFESIONAL!
(Gilang Teguh Pambudi)
Cannadrama.blogspot.Com
--------------------------------------------
Komentar
Posting Komentar