20. ORANG RADIO INDONESIA 0191-0200

MEMBUAT IKLAN
(tips untuk orang radio sukses)

0191.
Bagus! Kalau anda pernah mengalami bolak-balik mengulang bikin satu iklan karena berbagai alasan, sampai-sampai lagi tiduran di rumah pun masih disusul untuk ke studio karena iklan yang memakai suara anda harus segera dirubah. Itu bukti suara anda yang diandalkan. Itu pengalaman emas. Jangan ditutup dengan menggerutu dan pesimis.

Beberapa hal yang bisa mengakibatkan mengulang-ulang pembuatan iklan itu misalnya karena; 1. Durasi terlalu panjang atau malah terlalu pendek tidak sesuai perjanjian, 2. Backsound terlalu keras, vokal nyaris tertutup. 3. Musik fade ini dan fade out berbeda dengan backsound padahal manajer dan pengiklan ingin yang sama. 4. Banyak suara nois yang brisik. 5. Terdengar suara macam-macam saat rekaman. 6. Suara tunggal padahal dianggap lebih baik kalau duet atau sebaliknya. 7. Ada kesalahan naskah iklan. 8. Ada salah baca teks iklan. 9. Dst.

Oleh karena itu soal mentalitas pengisi suara iklan (penyiar) dan kemampuan membuat iklan perlu dilatihkan sejak awal penerimaan penyiar baru.

Hal-hal yang perlu dilatih adalah membuat naskah iklan dari persiapan, konsep awal, sampai dianggap sudah mantap. Ini bisa bolak-balik sampai 5x. Bahkan di kalangan yang sudah senior sekalipun.  Dalam naskah itu ada keterangan nama iklan, durasi, masa produksi, keterangan mulai siar, pengisi suara, suara fade in dan fade out, backsound, sound efect, naskah monolog, naskah dialog, naskah obrolan, keterangan dramatik misalnya ngomel, ngambek, sedih, menangis, tersenyum, tertawa, marah-marah, dst. Jika kita sudah beberapa kali berhasil membuat iklan dari mulai persiapan naskah, kelak kita bisa jago bikin iklan, dan bisa memproduksinya dalam waktu yang singkat.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

LOMBA MEMBUAT IKLAN
(tips untuk orang radio sykses)

0192.
Kalau jatuh bulan Agustusan, radio rutin punya hajat bikin on air spesial, baik berupa iklan dirgahayu, sisipan acara spesial, acara khusus, atau sekedar bumbu-bumbu. Secara off air, entah melibatkan fans atau cuma crew radio biasanya diadakan lomba balap karung, tarik tambang, memasukkan paku ke dalam botol, lari membawa kelereng atau joget balon. Kalau event besarnya, tentu sampai konser musik, lomba karaoke, gerak jalan santai, rally sepeda bahkan sepeda motor dst.

Selain momen Agustusan momen yang pasti marak adalah ulang tahun radio. Ini momen penting karena bersifat eklusif. Promosi radio. Eksistensi dan aktualisasi.

Di kedua momen ini tidak ada salahnya kalau diadakan lomba antar crew untuk membuat materi siaran. Beberapa yang bisa dilombakan misalnya, lomba membuat rekaman iklan, membuat iklan spontan, lomba reporter bola, lomba siaran dengan tema tertentu,  lomba menulis naskah siaran, dll.

Dari sederet lomba itu ada satu lomba yang penuh tantangan. Kebetulan pernah saya lakukan. Ini kerja kompak seorang penyiar (pengisi suara iklan) dan operator. Waktu itu operator saya adalah Indra Ghozali. Caranya, naskah, sound efeck, backsound sudah serba siap. Tak ada latihan karena spontan. Cukup diskusi 3-5 menit sebelum eksekusi, pembuatan iklan berdurasi 1 menit, langsung jadi. Jika hasilnya prima, dapat dibayangkan, ia akan lancar memproduksi iklan harian di ruang rekaman.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

IKLAN WAWAR
(tips untuk orang radio sukses)

0193.
Iklan wawar biasa juga disebut iklan woro-woro. Pengingatnya, coba kita tengok jaman dulu kalau ada pertunjukan musik atau pemutaran film layar tancap di alun-alun. Pasti siangnya, akan ada sebuah mobil dengan speaker di atasnya, berkeliling kota dengan seorang petugas menyampaikan wawar/woro-woro.

Begitulah sejarahnya. Di radio iklan wawar bisa berupa improfisasi penyiar atau adlibs. Tetapi petugas rekaman mengklasifikasikan iklan wawar adalah iklan yang direkam dengan suara tunggal, one man show, tidak ada pergantian karakter tidak ada dialog. Biasanya tidak sedang bermonolog sebagai tokoh tertentu.

Ini memudahkan seorang programmer memberi intruksi kepada bagian produksi, "Rekam dalam bentuk iklan wawar saja!" Maka semua sudah tahu maksudnya.

Keuntungan iklan wawar adalah proses produksinya bisa lebih cepat. Jika masa penyiaran sudah tiba, sedangkan iklan utama belum diproduksi, sedangkan pihak sponsor tidak menyerahkan iklan jadi, maka kita bisa menawarkan kepada pihak sponsor untuk menutup jam pengudaraan dengan iklan wawar itu. Iklan wawar juga berfungsi sebagai penegas dalam bahasa yang lugas, ketika diperkirakan ada yang kurang jelas tertangkap dalam iklan utama.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

MANUSIA IKLAN
(tips untuk otang radio sukses)

0194.
Ada dua jenis manusia iklan. Pertama, persepsi bisnis radio akan menunjuk kepada orang-orang yang profesional dan terdepan dalam urusan iklan. Siapa lagi kalau bukan bagian ikan di setiap stasiun radio.

Kedua adalah versi life style, gaya hidup orang radio. Kenapa? Terbiasa hidup dengan iklan maka apapun yang keluar di mulut penyiar akan bernilai iklan/promosi. Ketika penyiar menyebut obat batuk, kosmetik, rumah makan, merek motor, tipe rumah, wisata ke mana, makan apa, naik apa, apa enaknya naik kereta api dibandingkan naik bis, gunung apa, laut mana, mesjid mana, kenapa harus kaos oblong hitam?, ada apa dengan sepatu sporty, dst. Semuanya.

Hasilnya, bagi orang radio yang sadar, tidak cuma waktu on air, bahkan ketika ketemu pendengar di aula, semua yang diucapkan dan dikenakan di tubuh penyiar sudah bernilai promosi. Kecuali kalau penyiarnya biasa acak-acakan seperti mayat bangkit dari kubur.

Ini tidak harus bernilai mewah. Saya ambil contoh, tempat penjualan produk bekas secara on line. Marak sekali saat ini. Oleh karena itu seorang penyanyi Iwan Fals sangat gaya ketika di sebuah lagu menyebut, motor butut. Kenapa? Itu promosi romantis. Maka penyiar pun begitu. Sesederhana apapun tetap bernilai promosi.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

SELEBRITAS
(tips untuk orang radio sukses)

0195.
Belakangan ini banyak acara kontes-kontes di televisi. Satu kalimat yang suka muncul entah disengaja atau tidak adalah ungkapan selebrida (selbriti daerah), atau lebih buruk dari itu, "... kalau kita mau populer secara nasional ... tidak menjadi manusia kampung ... bla bla bla". Tentu, tidak enak. Bahkan TV-TV daerah pun dianggap tidak bernilai secara nasional, padahal sebuah bangsa ibarat sebuah jaringan manusia seluruhnya.

Setahu saya yang sejak remaja menjadi aktivis mesjid, tidak ada perbedaan antara KH. Zainudin MZ atau Aa Gym dengan para pemimpin pondok pesantren di daerah-daerah. Kecuali hanya pada masalah, Dai Sejuta Ummat itu lebih populer secara nasional dan punya banyak rekaman dakwah. Itu rezeki namanya.

Bahkan di kalangan seniman yang aktif di daerah (kabupaten/propinsi), di komunitasnya masing-masing, atau yang punya kantong sosial secara nasional tetapi tidak tersorot kamera TV, sering muncul kritikan tajam untuk mereka-mereka yang mengaku-ngaku selebritis nasional tetapi tidak membangun karakter sosial apapun. Yang ada justru merusak.

Itulah sebabnya di kalangan orang radio sukses, mereka lebih sibuk dengan pekerjaan sosialnya, lebih ihlas membangun kehidupan melalui corong radio, on air dan off air, daripada beradu argumentasi soal selebritas. Begitu juga di dunia Kyai. Bahkan ketika ada orang radio bisa muncul di TV nasional, tidak selalu ia bisa mewakili semangat orang radio Indonesia seluruhnya. Sebab TV bukan perjalanan setelah radio.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

BROADCASTER
(tips untuk orang radio sukses)

0196.
Broadcaster adalah nama lain dari penyiar radio yang populer di dunia radio kita. Disebut juga announcer. Sebutan itu merujuk pada pekerjaan pokoknya yaitu siaran. Dalam ranah ini kita dinaungi undang-undang siaran. Begitu juga dengan televisi. Maka ada sebutan juga televesion broadcaster.

Kita bicara titik temu. Penyiar radio dan penyiar televisi pada hakekatnya sama-sama penyiar. Inilah sebabnya banyak penyiar radio merasa bangga ketika siaran di TV, karena dari semula ia juga akan merasa, itu juga dunianya, dunia siaran. Pendek kata, dua dunia yang sama, tetapi berbeda ciri khasnya.

Sebagai insan siaran Indonesia, baik orang radio Indonesia maupun orang televisi Indonesia tentu memiliki tanggungjawab yang sama. Mengoptimalkan siaran radio dan televisi untuk sukses pembangunan nasional di segala bidang. Inilah keindonesiaan kita yang dinaungi undang-undang itu. Sebuah radio yang berjuluk radio dakwah sekalipun.

Tetapi di dalam forum marketing, seorang penyiar radio di depan para sponsor tetap akan berkata, begini dan begitu keunggulan radio untuk iklan-iklan itu daripada di TV dan koran.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

JARINGAN MANUSIA INDONESIA
(tips untuk orang radio sukses)

0197.
Pada tulisan sebelumnya saya punya tiga istilah. Jaringan radio, jaringan mesjid, dan jaringan manusia seluruhnya. Untuk jaringan radio, kita punya 500-an lebih kabupaten/kota se-Indonesia yang di situ hidup radio-radio. Untuk jaringlaba-laba mesjid, saya maksudkan sebagai jaringan penyelamatan sosial dari sisi jasmani dan rohani. Bukan sentimen agama. Justru ini tafsir, apa gunanya ribuan mesjid di setiap daerah?

Ketiga, jaringan manusia seluruhnya. Sesungguhnya bersifat universal, internasionalisme. Tetapi benar kata Bung Karno, semangat internasionalisme (universalitas kemanusiaan yang wajib itu) akan mubazir tanpa maksud untuk kepentingan nasionalisme.

Itu artinya manusia-manusia Indonesia secara menyeluruh, yang tidak tersekat oleh suku, daerah, gender,  jabatan, intansi, pendidikan, derajat sosial dst. Punya tanggungjawab yang sama untuk turut serta membangun karakter bangsa. Menjadi suritauladan yang bermula dari titik pribadi-pribadi. Menjadi sumber daya manusia yang mumpuni. Bukan penyakit sosial.

Para penyiar pun begitu. Apalagi secara kelembagaan, radio punya pengaruh yang besar di seluruh titik se-Indonesia. Yang pada gilirannya akan memunculkan karakter wajah keindonesiaan kita secara nasional. Dalam kondisi ini, siapa berani mengecilkan arti para pejuang di daerah yang konon kurang pouler secara nasional.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)

-----

JAM TANGAN BEKAS DAN SEPATU MURAH
(tips untuk orang radio sukses)

0198.
Siapa bilang jam tangan tidak penting. Bahkan sangat penting. Demikian juga bagi orang radio Indonesia. Apalagi terkenal istilah, kerja di radio adalah permainan durasi. Disebut permainan, karena menunjukkan bahwa itu kerja kreatif, meskipun intruksional.

Tetapi penyiar di ruang rekaman dan di ruang siaran masih tertolong jam dinding dan timer di layar komputer kalaupun jam tangannya mati. Bahkan di panggung pun penyiar/MC masih tertolong oleh jam HP jika jam tangannya mati. Inilah sebabnya suatu waktu saya pernah jadi MC memakai jam tangan mati. Kenapa tetap dipakai? Karena kalau dilepas tidak artistik, akan terlihat bekas jam jangan pada pergelangan tangan. Bahkan saya berseloroh kepada teman-teman, "Ini bukan jam tangan lagi, ini gelang statusnya sekarang. Bahkan kalau ada yang mau jual jam tangan merk mewah dengan harga super murah karena dalam keadaan mati saya mau, lumayan buat gelang". Teman-teman pun ketawa ngakak.

Begitulah dunia radio pun mirip dunia artis pada umumnya. Kadang tampilan sangat penting, meskipun untuk beberapa menit di depan layar. Sule pun bisa pakai kacamata seharga 15 ribu di pinggir jalan. Penyiar radio yang mau ngemsi, bisa tiba-tiba nyari sepatu murah buat naik panggung. Kalau perlu cuma buat sekali pakai.

Saya punya pengalaman juga. Suatu ketika harus jadi komentator audisi bintang di televisi lokal. Difikir-fikir semua kemeja sudah tidak menarik, apalagi sudah sering dipakai ngemsi acara-acara radio dan naik panggung kesenian. Ahirnya, saya minta istri nyari kemeja yang pantas, gak apa-apa murah juga untuk sekali syuting.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)

-----

BISNIS LOKAL
(tips untuk orang radio sukses)

0199.
Radio niaga disebut-sebut sebagai lembaga bisnis lokal berbentuk PT. Meskipun perijinan siarannya bersifat lokal dan nasional. Wajar ijinnya begitu, karena berkaitan dengan pemetaan ranah publik untuk siaran radio selain untuk kepentingan-kepentingan lain. Sebagai ranah publik, frekuensi untuk siaran  radio tentu memiliki kepadatan karena tidak seperti lembar-lembar surat kabar yang bisa ditambah halamannya jika diperlukan.

Sebagai lembaga siaran lokal, maka biasanya satu radio paling-paling akan berhimpitan siaran dengan frekuensi siaran radio lain ketika sudah melintasi batas tiga-empat kota/kabupaten berdekatan. Atau dalam kata lain, hanya sebagian saja masyarakat di kabupaten lain bisa nendengarkan siaran radio kita. Namanya juga bersifat lokal, terbatas.

Meskipun demikian radio adalah lembaga bisnis yang sangat potensial. Iklan lokal dan iklan nasional bisa bermain untuk kepentingan masyarakat lokal itu. Tentu produk kopi atau sabun yang ingin berjualan di sekitar kota Bandung, misalnya, akan mengefektifkan promosi di situ, tidak berfikir soal jangkauannya ke tempat-tempat yang jauh sampai ke Purwakarta, Cirebon dll. Artinya, pengiklan dan radionya sudah TST (tahu sama tahu).

Maka biasanya setiap sponsor akan tahu kondisi ketersediaan produk dan jaringan marketnya di suatu daerah (lokal). Tahu kondisi pergudangan, grosir, pasar tradisional dan pasar modernnya. Bahkan tahu tipikal SPG-SPG yang bisa dikoordinir untuk promosi sewaktu-waktu. Ini juga yang dipantau radio.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)

-----

MARKETING & TEKNISI
(tips untuk orang radio sukses)

0200.
Siapa bilang teknisi gak ikut jualan radio? Bahkan tim marketing harus menempatkan teknisi sebagai sumber info utama untuk informasi frekuensi dan kondisi jangkauan siaran.

Apakah ibukota kabupaten selalu persis di titik tengah lokasi kabupaten tertentu? Apakah tidak mustahil ibu kota kabupaten itu justru terletak di titik utara, selatan, barat atau terlalu ke timur? Belum lagi peta kabupaten tertentu tidak selalu berbentuk serupa lingkaran atau persegi. Bisa sangat tak beraturan. Maka biasanya kita pernah mendapat pertanyaan pendengar dan sponsor, mengapa tidak semua wilayah kabupaten terjangkau siaran?

Dalam hal ini teknisi benar-benar ikut menentukan sukses jualan. Bagian marketing harus mempresentasikan data dari teknisi secara jujur.

Teknisi biasanya akan meneliti apakah pemancar telah memiliki daya pancar yang optimal atau belum. Apakah perlu pemancar di arahkan ke suatu arah tertentu. Atau setidaknya, apakah bisa diakali sampai 90% masyarakat di satu kabupaten bisa dengar, meskipun sebagian siaran malah tembus ke daerah lain, daripada ke suatu titik tersulit di satu kabupaten.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
Cannadrama.blogspot.Com
--------------------------------------------


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG