24. ORANG RADIO INDONESIA 0231-0240

0231
AWAS DIPECAT VIRUS JIKA
(Tips Untuk Orang Tadio Sukses)

Indonesia boleh ngaku-ngaku mulai maju, tetapi ada fakta-fakta dunia kerja yang masih terseok-seok di masa terbelakang. Maka wajar saya amanatkan, hati-hati dipecat virus jika!

Contoh. Sebenarnya anda, seperti yang pernah juga saya lakukan, bisa saja siaran di dua atau bahkan tiga radio sekaligus. Apalagi kontennya berbeda. Tetapi analisa pimpinan bisa lain, bagaimana kalau suatu saat di radio ini ada sponsor ini sementara di sana acaranya disponsori produk kompetitor? Padahal peristiwanya masih jauh dari kemungkinannya, tetapi seseorang hisa dipecat dengan dalih itu.

Atau, seseorang pemimpin bisa sensitif dengan program berbau partai. Ia suka dengan penyiar yang loyal dan mau menyiarkan berita apa saja termasuk dalam hal berita politik yang disiapkan oleh editor. Termasuk ketika berita partai tertentu menjadi menonjol karena direkturnya kebetulan pengurus partai itu. Lalu bagaimama jika kita mendua radio? Apalagi kalau direktur tetangganya itu dicurigai berpartai lain yang juga bisa menonjol berita partainya di radio. Kita bisa ditendang virus 'jika' itu. Kesandung 'nyandung' (poligami).

Pendek kata, ada bahasa market, jika satu radio menonjol oleh iklan tertentu, radio lain bisa diseruduk oleh iklan lain yang tidak mau kalah. Padahal logika romantisnya,  persaingan juga bisa dan biasa  terjadi di satu radio, lewat program sponsor yang berbeda. Semisal dua kopi atau dua produk motor berbeda bersaing.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0232
BAB RADIO GILA
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Di status facebook saya gregetan nulis: "Tanya dong ah sama Orang Radio Indonesia (Sejati). Kau ini cuma bisa bilang radio sepi, gara-gara iklan tipis.

Soal iklan memang naik turun. Itu biasa, kebiasaan atau terpaksa dibiasakan dulu. Memang. Belum lagi saya tahu rahasianya. Ada yang salah urus radio, baik pribadi mau pun organisasi. Sombong sih.

Tapi yang jelas radio itu akan tetap  gila dan digilai sebanyak mungkin pendengar, setiap detik, asal bisa bikin-bikinnya. Ekstra kreatif maksudnya". Semoga catatan model begini adalah sumber keyakinan yang kuat untuk tetap menghargai frekuensi dengan bukti kerja radio yang maksimal dan bermanfaat bagi masyarakat. Apa sentuhan kemanusiaanmu di radio sudah tidak ada yang membeli dengan rasa duka bencana?

Salam Profesional!

(Gilang Teguh Pambudi)

#prssni
-----

0233
OM TELOLET DI RADIO OM
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Seseorang muncul sebagai narasumber dengan pesan pariwisata di sebuah stasiun TV. Dengan sombong berkata, kalau melalui TV, pemanfaatan waktu jelang tahun baru 2017 yang tinggal beberapa hari lagi untuk kampanye telolet yang dikaitkan dengan pesan pariwisata akan sangat efektif. Saya menyayangkan komentarnya yang sinis kepada radio yang jumlahnya lebih banyak dan menguasai pelosok-pelosok. Jelas yang semisal itu bikin geram dan dendam!

Dalam catatan terdahulu saya sudah bahas soal program dan penyiar harian, mingguan dan tahunan. Momen jelang tahun baru adalah bagian dari program rutin tahunan yang bisa memunculkan hal berkesan yang baru, memunculkan penyiar baru yang tiba-tiba naik daun bersama program spesialnya, bahkan menunjukkan promo sosial yang tajam untuk hal tertentu.

Pesan saya, radio harus bisa bikin-bikin. Ekstra kreatif. Sambil berfikir kritis, nyegat bis minta telolet di tengah jalan itu gak normal, nyalain telolet melebihi suara lazim juga bermasalah, dst.

Pasword sebelum pesan lagu, audien meniup trompet dulu, tentu sudah biasa. Bagaimana kalau kali ini penelpon cukup bilang, "Om Telolet Om". Lalu penyiar memutar rekaman telolet. Barulah request lagu. Ini satu contoh dari berjuta cara yang bisa dilakukan radio. Percayalah. Salam Orang Radio Indonesia.

Salam Profesional!

(Gilang Teguh Pambudi)

-----

0234
BUKAN RADIO LGBT
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Desember akhir tahun 2016 nonton acara ILC TV-One tema LGBT. Kesimpulannya. Eksistensi Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender (bukan organisasi) memang ada sebagai minoritas di tengah masyarakat kita.  Meskipun dianggap salah, jangan diperlakukan tidak manusiawi, tidak adil. Dalam kacamata berketuhanan (beragama) jadikan ladang dakwah.

Saya sebagai Orang Radio Indonesia, beberapa tahun silam sempat menangis, membaca puisi bela, satu jam membahas tema pembunuhan multilasi atas seorang waria. Bersumber dari pemberitaan koran. Saya katakan, jangan bunuh Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender. Jaga nyawanya. Tapi secara prinsip kita boleh menyalahkan kelakuan orientasi seksualnya.

Menurut hemat saya kuda jantan tidak pernah bersetubuh dengan kuda jantan. Kalaupun ada berita di suatu kandang kuda jantan mengejar-ngejar dengan birahi kuda jantan, itu berkelainan.

Kedua, manusia adalah mahluk beranak. Orang-orang yang sudah menikah, yang  belum ataupun yang tidak ada niat menikah, mesti sama-sama mendukung prinsip: orang yang menikah itu lelaki dan perempuan. Sebab dengan begitu keturunan yang dikandung itu ada. Kalau tidak demikian, kita keterlaluan menolak nubuat kelahiran para Nabi, para Wali, dan hamba-hamba soleh sebagai Anak Kandung kita (anak kandung manusia beriman bertakwa). Kalaupun ada anak yang lahir bukan karena seorang istri bersetubuh dengan suaminya, melainkan karena itu Anak Tuhan, yang lahir dari wanita Suci. Itu pengajian khusus. Tetapi tetap saja 'mengabarkan', para wanita telah melahirkan anak-anak yang dikandungnya. Bagaimana mungkin pada pasangan sejenis?

Pada saat saya siaran itu, media massa belum ramai memberitakan LGBT. Saya belum pernah dengar.

Salam Profesional

(Gilang Teguh Pambudi)
#orangradioindonesia
#prssni
-----

0235
MEGAPHONE
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Kapan anda mengenal megaphone? Pengeras suara yang menggunakan batu batre dan dipegang oleh tangan itu? Anak-anak SD jaman dulu biasa menyebut, alat untuk halo-halo. Saya tentu mengenalnya melalui kegiatan organisasi sekolah. Baik OSIS maupun pramuka. Apalagi saya termasuk aktif pramuka sejak di Penegak SMA (SPG)  hingga keluar SMA.

Dalam dunia sastra, selama saya kerja di radio dan menjadi narasumber acara senibudaya, megaphone adalah benda vital dalam Wisata Sastra di taman Kota. Off air. Bersama teman-teman aktivis. Biasa untuk orasi, diskusi, baca cerpen dan puisi. Selain itu setiap kali ada kepanitiaan tour wisata, megaphone juga jadi kebutuhan pokok.

Dalam pembahasan iklan, saya biasa membahas pada materi wawar. Terutama saat koordinasi penyiar, MC, atau saat pelatihan kepenyiaran. Baik dalam persepsi, untuk promosi di mobil wawar yang pakai speaker itu, maupun wawarnya tukang obat dulu di alun-alun Kota. Pendeknya, megaphone ternyata identik dengan iklan/promosi. Sampai detik ini masih bisa digunakan. Sebagai sahabat dekat Orang Radio Indonesia.

Maka kepada penyiar, apalagi para calon penyiar, selain jadi manusia mikrofon jadilah juga manusia megaphone. Apalagi anda yang akan terlibat promosi/marketing. Cuat-cuitnya juga harus dipelajari.

Salam Profesional!

Gilang Teguh Pambudi
-----

0236
JIWARAGA MERAHPUTIH
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

JIWARAGA MERAH PUTIH

Untung saya punya program Apresiasi Seni di radio sejak tahun 1992. Karena karya seni itu multi tema kreatif. Semua serba bisa dibahas. Ngomong padi atau bendera bebas saja.

Di radio ratusan kali saya bilang, kalaupun Indonesia disebut bangsa merah, no problem. Biarpun statusnya Orang Merah Indonesia. Maksudnya, merah berani karena benar, atau berani membela kebenaran di muka bumi. Kalau dipertanyakan di mana putihnya? Putihnya ya ada di merahnya.

Saya juga merasa gak masalah Indonesia disebut sebagai bangsa dan negara putih. Maksudnya, berorientasi pada kesucian belaka. Kemuliaan saja. Menyembah yang Maha Suci. Kalau ditanya, di kemanakan merahnya? Tidak dikemana-manakan, merahnya ada di putihnya.

Dalam multi seni kreatif, lambang merah putih Indonesia melahirkan daya ekspresi yang total, sikap heroik, kedamaian dan kesejahteraan Nusantara, bahkan bisa menunjukkan kritik sosial yang serius. Bikin bangga. Tetapi kalau oleh ulah tak bertangungjawab sementara pihak lambang negara, bendera merah putih malah mendatangkan pertentangan dan kebencian-kebencian, berarti itu ada masalah. Bagi ummat Islam sendiri, sebagai warga bangsa mayoritas di negri ini, merah putih itu sudah sangat Islami. Relijius. Gak perlu memaksakan diri ditambahi tulisan syahadat, misalnya. Kalau bermasalah. Padahal dalam kondisi tertentu sebuah backdrop panggung merah putih bisa saja bertuliskan syahadat, atau kalimat berbahasa Arab. Jadi kita harus jeli melihatnya.

SALAM PROFESIONAL

(Gilang Teguh Pambudi)
#orangradioindonesia
#prssni
#komisipenyiaranindonesia
#AyoDengarRadio
-----

0237
GERAKAN ANTI WAYANG
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Waktu saya memulai tugas di radio Populer FM Purwakarta, Jawa Barat, tahun 2000 sebagai kepala Studio dan Programmer (Kepal Siaran), satu tantangan dari beberapa tantangannya adalah adanya isu ketidaksukaan masyarakat tertentu kepada siaran wayang golek yang dinilai tidak islami. Dalam rapat, juru dongeng Sunda Emot Padaringan, yang di akhir hayatnya menjadi direktur Radio DSS-FM Subang,  yang menyampaikan itu.

Demi mengatasi itu saya melakukan dua hal. Pertama menjelaskan nilai-nilai Islami pada wayang. Bahwa wayang selama ini bisa dipergunakan untuk menafsir ajaran Islam ke ranah masyarakat. Bukan sebaliknya, wayang yang harus ditafsirkan oleh Islam. Itulah ajaran wali yang sukses. Tanpa para wali itu, kita akan rentan berislam di Indonesia hari ini. Tidak ada pendekatan budaya lokal. Gagal menemui kearifan dan kecerdasan lokal.

Kedua, saya turun dalam Forum Aula dan ke rumah-rumah bicara soal wayang. Didampingi Kang Emot dan operator acara wayang golek, Mas Parto.

Hasilnya, lanjut terus! Acara wayang di pulau Jawa, termasuk di tatar Sunda selama ini sangat Islami. Pesan moralnya humanis-universal. Itu saja. Dan itu aset budaya bangsa. Khas Indonesia. Bahkan PBB pun mengakuinya. Sampai akhirnya selain tiap Minggu on air rekaman wayang, tiap bulan selalu ada pertunjukan off air wayang. Lancar.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)

#orangradioindonesia
#komisipenyiaranindonesia
#prssni
#AyoDengarRadio
-----

0238
DI TENGAH JAGO DEBAT
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Debat pilkada serentak 2017 di televisi, seperti melanjutkan sukses debat calon presiden pada pilpres sebelumnya. Meskipun dikuti kritikan masyarakat, jangan pilih pimpinan cuma dengan alasan dia jago debat, itu tidak rasional dan tidak mendidik.

Saya sebagai Orang Radio Indonesia di awal reformasi Indonesia masuk sebagai Tim Penyiar & Reporter Pemilu PRSSNI Bandung. Tugasnya menjadi moderator  talkshaw harian kampanye seluruh partai politik peserta pemilu yang berpusat di Radio Mara Bandung. Beberapa tahun kemudian saya juga melakukan tugas serupa tetapi di Radio Berita Lemozin Purwakarta. Meskipun bukan debat, aura acara itu penuh 'urat syaraf' selayaknya debat. Tiap perwakilan partai atau calon legislatif ingin tampil terbaik mempengaruhi masyarakat. Semua punya jatah waktu dan rundown acara yang sama. Dibuka dengan memperkenalkan narasumber, lalu pemaparan visi-misi, lalu moderator mewakili masyarakat mengkritisi paparan narasumber, sampai akhirnya membuka line telpon untuk masyarakat, serta kampanye penutup.

Begitulah di televisi, begitulah di radio. Banyak samanya, juga banyak bedanya. Maklum keduanya adalah media massa yang memiliki khas masing-masing.

Meskipun ada radio yang dipimpin oleh direktur yang berpartai tertentu dan memiliki instruksi kepada manajemen radio agar memperbanyak informasi seputar partainya, tetapi netralitas pada jam khusus talkshow multi-partai tetap terjaga sepenuhnya. Di situlah orang radio diuji profesionalitas dan netralitasnya. Meskipun sebagai pribadi penyiar ia pun berpartai tertentu, bisa sama atau berbeda dengan direkturnya.

SALAM PROFESIONAL!

(Gilang Teguh Pambudi)

#orangradioindonesia
#prssni
#komisipenyiaranindonesia
#AyoDengarRadio
-----

0239
JAM MALAM
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Menulis catatan nomor ini pas pukul 01:45 dini hari, habis bangun tidur pula Kenapa? Bukan karena rindu siaran setelah lama gak siaran jam segini. Tapi karena teringat peristiwa radio.

Sebagai orang radio awam yang sempat mengawali siaran malam di awal tahun 90-an, ketika itu saya heran, apa ada yang dengar? Ternyata durasi dua tiga jam terlalu sedikit untuk para penelpon yang request lagu dan sapa-sapa. Siapa mereka?

Mereka adalah para petugas jaga malam. Ada petugas ronda, hansip, satpam, polisi dan tentara. Mereka adalah supir malam dan tukang ojek. Manusia terminal dan orang pasar yang siap jualan subuh dengan persiapan dari tengah malam. Mereka adalah karyawan rumah sakit, rumah makan, warung 24 jam, dan hotel. Dll. Termasuk orang rumah yang lagi susah tidur atau memang nge-fans sama penyiar atau acaranya.

Malam adalah peristiwa radio. Ketika jalan panjang dan rimbun kebun yang gelap jadi bersuara dan bernyanyi. Disebut juga dunia malam radio. Ketika penyiar menawarkan kesahajaan. Hidup harus disyukuri. Meskipun ada yang beraktivitas siang ataupun malam.

Itulah orang radio Indonesia. Disebut juga manusia malam yang berpahala, menurut saya. Tanpa mereka dunia terasa sepi. Ditambah alasan klasik, berbeda dengan TV, karena radio biasa didengar tanpa harus dilihat. Bahkan sambil sibuk atau main catur dan gaple.

SALAM PROFESIONAL

(Gilang Teguh Pambudi)
-----

0240
MELANGGAR ETIK & UNDANG-UNDANG SIARAN
(Tips Untuk Orang Radio Sukses)

Menurut saya, tayangan hiburan TV, KEBIASAAN NGAGETIN ORANG, adalah pelanggaran etik dan undang-undang siaran. Itu termasuk mengganggu keamanan dan ketertiban.

Demikian pula tayangan yang disebut sebagai kisah nyata kalau tidak menyebutkannya sebagai rekayasa. Semisal pemeranan seseorang yang tidak mau menolong tetangganya yang kesulitan. Padahal itu rekayasa. Diperankan oleh seseorang yang diupah. Tapi penonton melihatnya sebagai perilaku sebenarnya seseorang tertentu. Apalagi kalau sungguh-sungguh nyata. Itu mempermalukan. Menjebak gambar aib seseorang. Padahal kalau dia diberi tahu sedang disyut kamera, dia pasti menolong.

Dalam dunia radio kit juga menemui ruang ekspresi yang terbuka tanpa batas. Hiburan apapun yang bersifat auditif. Oleh karena itu mesti hati-hati. Cermat, bijaksana, dan tidak melanggar.

Tidak benar prinsip: yang penting menghibur. Yang penting tertawa. Yang penting menarik untuk ditonton atau didengar.

Salam Profesional!

(Gilang Teguh Pambudi)
Cannadrama.blogspot.Com
#OrangRadioIndonesia
---------------------------------------------


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERLU GAK HARI AYAH? Catatan lalu.

TEU HONCEWANG

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG