BOLA MUHAROM JALAK HARUPAT

15:00, Kamis, 21 September 2017. 1 Muharom 1439 H. Libur tahun baru Hijriah. Persib Bandung melakukan laga kandang menghadapi klub yang sedang naik daun sebagai tim puncak, Bali United yang dilatih satu legenda bola, Widodo C. Putro.

Dalam Gojek-Traveloka Liga 1, Indonesia ini, Persib Bandung memang belum.beruntung memuncaki Liga, tetapi masih eksis dan konsisten sebagai tim tangguh dan populer di papan tengah. 

Seperti di ketahui masyarakat bola Indonesia, Bandung dengan Tim Pasukan Biru-nya adalah salahsatu kiblat bola tanah air. Sehingga siapapun yang bertemu dalam laga melawan Persib, baik kandang maupun tandang, akan selalu merasa berada di kawah candradimuka yang penuh gengsi. Termasuk Bali United yang melakukan laga tandang kali ini. Apalagi pihaknya juga ingin ngasih lihat sebagai tim kuat, tim atas. Tidak mau dipermalukan atau bernasib sial.

Saya sendiri di Kemayoran, Jakarta Pusat,  menulis ini sambil duduk depan TV-One. Menyaksikan siaran langsung dari Stadiun Jalak Harupat Bandung.

Di menit satu Bobotoh Persib sempat bergemuruh karena ada klaim dari pemain Persib, terjadi hand ball di kotak finalti lawan. Tapi wasit dan penjaga garis tidak menyatakan begitu. Pertandingan pun jalan terus.

Ezechiel, Sohe Matsunaga, Vladimir Bujovic, dan Raphael Maitimo, menjadi pemain asing utama yang memperkuat skuad Mung Bandung dari menit pertama dalam pertandingan ini. Essien absen. Pemain-pemain berkelas yang memberi aroma kelas Asia bahkan kelas dunia di dalam perhelatan klub lokal di Indonesia.

Sementara di kubu Bali United ada si brewok Silvano Comvalius, Marcos F., V.D.Velden, Ahn B.K.

Nama-nama pemain lokal kedua tim ini juga banyak yang cukup populer di pentas bola tanah air, apalagi tidak sedikit yang pernah menonjol ketika memperkuat Tim Nasional. Benar-benar dua tim yang lengkap. Sepintas mirip pertemuan antara Persib vs Persija Jakarta. Artinya, berkelas. Sarat gengsi.

Pertandingan berlangsung sangat menarik. Agresif saling serang. Kedua tim benar-benar ingin menunjukkan kelasnya. Skil individu para pemain pun nampak menonjol. Sehingga penonton pasti merasa terhibur.

Yang sebenarnya mengecewakan saya, sampai memasuki menit 35 skor masih kacamata, 0-0. Bahkan komentator TV menyebut, dengan permainan agresif, terbuka, spartan, tentu sudah mulai ada mur-mur yang kendor. Meskipun permainan terbuka pada babak pertama kali ini juga diwarnai strategi main aman, menjaga kedalaman pertahanan masing-masing. Tentu saja dengan alasan klasik, tidak mau kebobolan gol lebih dulu.

Perseteruan laga ini juga disaksikan pelatih kepala Tim Nasional Indonesia, Louis Mila. Karena dia butuh data pemain klub yang terbaik, yang paling dibutuhkannya.

Apa boleh buat. Hingga menit ke 45+2 skor tetap imbang tanpa gol. Persib agak kecewa karena didukung bobotoh yang antusias dan terus bergemuruh. Sementara Widodo C. Putro merasa lega untuk sementara. Karena harapannya, bisa menahan imbang sebuah laga tandang ke Bandung tetap sebuah prestasi baginya.

Tahukah Anda apa yang paling spesial di laga ini? Ya, Bobotoh yang nonton di stadiun sedang menikmati libur, tanggal merah 1 Muharom. Tak ada satu pun kursi kosong. Bahkan mungkin lumayan berhimpitan. Terlebih-lebih para penonton di rumah yang tidak ngantor. Mereka bisa menikmati dengan cara yang khas, bisa duduk enak sambil minum kopi atau teh hangat depan TV. Jadi kira-kira pesan hijrah apa dari para Bobotoh dan para pemain dari Stadiun ini? Ini unik bin menarik.

Memasuki babak kedua Persib Bandung meningkatkan daya serangnya. Karena mereka nampaknya tidak mau 'dinodai' serangan balik Bali United.

Memasuki menit ke 65 babak kedua, saya merasa kecewa karena Persib nampak masih alot membongkar pertahanan lawan. Maklum, meskipun mengagumi permainan Bali United, secara pribadi yang pernah lama jadi warga Bandung saya mendukung kemenangan Pasukan Biru.

Sempat deg-degan dan tegang ketika menit 68 malah Bali United yang punya peluang mantap, tendangan Fadel Sausu membentur tiang gawang Persib. Serangan yang bagus dan mantap dari Bali United.

Ketegangan agak cair bukan karena manuver serangan. Tapi menit ke 74 bisa ketawa karena Ahmad Juprianto marah-marah, celana kolornya ditarik pemain Bali United. Haha! Celana kolor keramat yang mendatangkan tendangan bebas.

Gila! Gila mantap! Menit 78 bola yang ditendang Ezechiel membentur gawang lawan. Ah, kenapa laju tanding baru sebatas adu tiang gawang? Tapi ini menunjukkan kualitas tim dalam permainan ini memang berimbang. Memuaskan secara permainan, tapi belum memuaskan buat kedua tim. Bagi Persib tetap harus segera unggul dan menang. Sementara buat Bali United minimal berakhir imbang.

Memasuki menit 85-88, ketegangan tentu mulai diwarnai rasa takut. Takut kalah buat kedua tim, terutama buat Tuan Rumah. Ini benar-benar laga Super Big Match Liga 1 yang menegangkan.

90 menit laga normal pun ditambah 3 menit. Pada satu menit terakhir komentator TV menyebut, apakah bisa terjadi keajaiban? Dan jawabannya, pertandingan besar di hari libur keluarga ini berakhir imbang, 0-0. Pesan hijrahnya adalah: terus berjuang untuk menggapai kemenangan, jangan pernah menyerah, jaga sportifitas dalam optimisme. Dari lapangan bola kita terus nikmati hidup damai sehari-hari.

Selamat Tahun Baru Islam, 1 Muharom 1439 H. Selamat menikmati libur akhir pekan. Jayalah sepakbola Indonesia! Saya pun menyucrup secangkir Kuku Bima. Mantap Gila.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG