INDONESIA BUTUH PAHLAWAN BUKAN PKI

Ini tulisan spontan di media massa Facebook yang pernah saya buat dalam suasana September 2017:

Saya cuma bisa bilang, hari ini negara tidak mungkin meresmikan lahirnya Partai Komunis Indonesia (PKI), yang pernah dibubarkan itu, untuk sejajar dengan PDI-P, GOLKAR, PAN, PKB, PPP, PKS, DEMOKRAT,  NASDEM, HANURA, GERINDRA dll.

Coba cari tahu alasannya. Ini logika.

Kalau tiba-tiba PKI resmi datang lagi. Dipanggil dari kubur masa silam. Gimana cara manggil dan meresmikannya? Trus gimana bisa lolos PEMILU?  Trus siapa yang sudah siap-siap nyoblos?

Apakah masyarakat pemilih yang selama ini sudah biasa nyoblos partai yang ada, yang bakal berduyun-duyun pindah ke PKI? Atau dari kelompok golput?

Siapa sih yang malah milih  melamun, dalam pembangunan Indonesia di segala bidang yang butuh pahlawan ini?

Kalau masalahnya ada pembelaan dalam forum sejarah ini, bahwa di dalam PKI dulu ada orang baik-baik, karena pada waktu itu bisa siapa saja yang milih PKI, orang begini atau orang begitu, muslim ada juga di situ, bukankah mereka sekarang, setidaknya anak cucunya, sudah sibuk dengan urusan hari ini. Bahkan males nyebut PKI. Kecuali sekadar butuh pengakuan, dulu posisi mereka (setidaknya sebagai anggota partai di situ, bukan sebagai lembaga partai politik, PKI) tidak bersalah. Itu saja.

Hal lain soal pelurusan sejarah pada bagian yang dianggap salah dalam berbagai informasi sejarah, itu butuh kajian serius, pemerintah 100% bertanggungjawab. Bahkan ketika Presiden bilang, butuh film seputar peristiwa G 30 S PKI produksi terbaru, itu soal film sejarah. Sekali lagi soal film sejarah. Perlu diapresiasi dan dikritisi. Tapi belum sampai ke titik, PKI telah diluruskan, dianggap benar pada peristiwa G 30 S PKI itu, dan boleh bangkit lagi, dan pemerintah bertanggungjawab atas kebangkitannya.

Belakangan ini di tengah maraknya pemutaran film G 30 S PKI. --- Di Kemayoran pun saudara saya ngabarin untuk nobar.--- Marak  ekspos di berbagai media, terutama yang terdekat bagi masyarakat adalah melalui TV, bahwa ideologi politik komunisme di muka bumi ini sudah tidak laku. Apalagi di Indonesia. Tinggal cerita dan sebutan-sebutan kecil di berbagai titik di dunia ini. Mengapa di Indonesia malah ada trauma berlebihan akan bangkitnya sebuah organisasi politik, PKI yang pernah memberontak itu?

Padahal di kalangan remaja-remaja nakal, gambar palu-arit dan lambamg PKI lainnya banyak dijadikan kode eksistensi berani beda, berani nakal, berani preman, urakan tetapi menonjol. Berani melawan kenyamanan masyarakat. Tetapi tidak bisa dipastikan sebagai kebangkitan PKI.

Pertanyaannya, siapa juga yang mau bunuh diri dengan sudi memimpin para remaja dan pemuda yang demikian itu sebagai tulang punggung kebangkitan PKI?

Menarik juga mencermati, tidak cuma pemerintah pasca peristiwa G 30 S PKI yang menyebut PKI telah melakukan pemberontakan. Organisasi besar seperti NU dan Muhammadiyah juga menyebut fakta itu. Meyakinkan masyarakat.

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG