SYETAN JAGO BACA YASIN DAN ATHEIS BERAGAMA KTP
Berbuat baik 24 jam, siang malam, sebagai bukti manusia sholat, tentu untuk disaksikan Allah. Bukan untuk disaksikan syetan. Meskipun sejak kanak-kanak kita biasa ngebayangin kalau mata syetan itu 24 jam juga ngawasin kita di udara. Sebab syetan itu bukan Sang Maha Saksi tetapi mahluk ahli fitnah.
Suatu hari dulu saya melihat tulang-tulang ikan yang kering. Syetan seakan berbisik, "Kusiksik kau!" Disiksik adalah istilah dalam bahasa Sunda, mungkin mirip dengan disisik dalam bahasa Indonesia. Dikuliti lalu diiris-iris seperti membuang sisik, diseset, terus dan terus, sampai dagingnya habis. Tinggal kerangka tulang ikan.
Kita paham, syetan itu selalu mencuri rahasia ketinggian ilmu seseorang. Tetapi semata-mata untuk kebutuhan fitnah dan tipu-menipu. Atau membolak-balikkan hatinya sesuai keadaan dan keinginannya. Sebab syetan senang berkelit dan tak pernah mau kalah. Itu sebabnya, para guru suka mengibaratkan, syetan itu bisa saja pakai peci, bahkan bisa saja melantunkan Al-Qur'an dengan fasih dan menyayat, tetapi untuk menjebak dan menipu. Soal kemampuan baca Qur'an ini, termasuk baca Yasin tentunya, karena dia bisa menyerap kemampuan baca hamba-hamba Allah yang soleh, tetapi tidak untuk berbuat lurus.
Tetapi banyak juga manusia yang menyangka lurus kepada syetan, sampai tertipu, sampai menjadi hamba syetan. Kata orang Jawa, nek ra edan ra kumanan (kalo gak gila gak kebagian).
Bahkan kita mesti ingat. Banyak manusia atheis, tidak percaya Allah sama sekali, meskipun KTP-nya menunjukkan dia beragama, bertuhan. Sebab sesunggunya ia lebih percaya kepada hawa nafsu jahatnya sebagai pengantar kemenangannya, yang dikemas dengan rapih. Pake 7 minyak wangi juga. Padahal Allah menguntitnya dengan segala Maha.
Tapi bagaimana dengan malaikat Allah? Malaikat itu tak berjumlah. Juga waktu kanak-kanak kita bayangkan berjubah cahaya seperti orang suci tetapi tdak menampakkan diri. Bisa menembus tembok seperti syetan tetapi beda niatnya. Ia pake niat suci, bukti sujud 24 jamnya. Ia menyaksikan dan mencatat segala perbuatan baik kita. Tanpa salah sama sekali. Bahkan ia ikut menangis dalam kesedihan dan rasa sakit yang dalam, dalam suara goib yang menembus langit dan bumi ketika ada hamba Allah yang soleh kena fitnah masyarakat, yang terpengaruh propaganda dan profokasi ilmu syetan dari sekelompok orang tertentu. Maratan langit maratan jagad.
Malaikat itu seperti pasukan beribu berjuta sebagai benteng penyelamat, benteng kemenangan, dan para penolong. Bukan pencuri ilmu untuk tipu-menipu. Tetapi menghargai ketinggian ilmu seseorang dengan 7 pintu langit dan 7 pintu sorga.
Suatu waktu di tahun 1990, ada temen saya ngasih tahu. Seseorang sedang sholat di Mesjid PEMDA sendirian, lalu terdengar suara batuk sangat dekat dari belakangnya, padahal tidak ada siapa-siapa, sehingga ia merasa terganggu. Ya, itu adalah syetan. Iblis. Jin kafir. Karena malaikat Allah tidak akan pernah mengganggu sama sekali. Sama sekali. Bahkan sebagai pelayan Allah sejati malaikat itu mampu mengikuti arah rasa bahagia hamba-hamba Allah yang soleh.
Sangat rendah, sehingga mustahil malaikat mengganggu dengan suara yang selintas menyenangkan sekalipun, karena ia adalah pemberi kabar gembira melalui kejadian-kejadian. Peristiwa kuasa Illahi.
GilangTeguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Komentar
Posting Komentar