BOLATIVI vs APA?
312
terasa sekali kita seindonesia
terasa sekali hidup ini seperti cuma nonton bola
terasa sekali Tuhan punya cinta dan Maha Mesra
terasa sekali ada degdegan paling perwira
Hidup NKRI
Hidup BHINEKA TUNGGAL IKA
Kemayoran, 2016
#puisipendekindonesia
-----
Menurut saya, tontonan televisi terbaik sepanjang satu-dua tahun terakhir adalah siaran langsung sepakbola, Liga1, Liga 2, kompetisi lain, dan semua pertandingan tim nasional untuk berbagai kelompok usia dan piala.
Acara lain yang mengikuti adalah, acara berita, beberapa acara talkshow, musik dan komedi.
Tetapi tetap bagi saya, nomor satu sepakbola lokal. Termasuk tim nasionalnya. Sebab, meskipun liga-liga asing juga menarik, tetapi itu masuk katagori tontonan biasa. Sekadar memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu perkembangan sepakbola dunia. Itu saja. Memang menarik, tetapi kurang menggigit. Ibarat sambal, sama-sama sambal tetapi di warung pinggir jalan sambal tim-tim Indonesia yang paling pedas. Mungkin katagori cabe rawit lokal. Sudah biasa dengan lidah kita.
Itu sebabnya setiap pulang kerja saya biasa bertanya kepada anak laki-laki saya yang pemain futsal dan sepakbola sekolah itu, "Mana lawan mana sekarang?" Atau, kalau ada pertandingan siang yang tidak terpantau, karena masih di tengah sibuk kerja, pertanyaan saya, "Menang siapa tadi?"
Masalahnya akhir tahun ini, November-Desember 2017, Liga 1 dan Liga 2 Indonesia segera akan berakhir. Wualah. Tidak terasa nian. Kita benar-benar akan kehilangan panggung nomor satu itu. Istilahnya, lapangan hijau di meja makan atau lapangan hijau di dalam kamar.
Kodenya sudah jelas. November-Desember ini segera terjadi itung-itungan. Siapa juara dan siapa terdegradasi atau siapa yang naik Liga.
Harapan masyarakat tv Indonesia dan masyarakat bola Indonesia, tahun depan 2018, semoga Liga 1 dan Liga 2 bisa lebih berkualitas, kompetitif, seru, penuh drama yang menarik, sportif, menghibur, mendongkrak segala hal baik, membakar spirit nasionalisme, dan tentu saja melahirkan tim nasional yang handal.
Dengan makin marak kompetisi Liga 1 dan 2 yang ditayangkan televisi tentu menginspirasi banyak hal. Diantaranya 7 hal yang saya catat dalam tulisan singkat ini:
1.
Memopulerkan nama-nama daerah dan khasnya. Karena setiap klub yang main dan tayang di TV bebas dikomentari apa saja oleh presenter dan komentatornya. Termasuk dikomentari ciri khas daerahnya. Minimal adat budaya dan kulinernya.
Persoalannya apakah Liga 1 dan Liga 2 representasi daerah Nusantara semuanya? Setidaknya secara keterwakilan memang sudah sangat menunjukkan itu. Kalaupun tidak semua kabupaten/ kota menyertakan tim sepakbolanya, propinsinya bisa punya wakil satu atau beberapa tim, bahkan kalau saja tidak semua propinsi Punya tim yang maju, setidaknya semua pulau besar di Indonesia punya tim kebanggaannya di Liga 1 dan Liga 2. Atau, ada perwakilan berdasarkan zona waktu, ada tim dari Indonesia Barat, Indonesia Tengah dan Indonesia Timur.
Seperti yang pernah saya bahas di cannadrama.blogspot.com, Indonesia Timur pasti sangat bangga punya PERSIPURA Jayapura, dll.
2.
Mempererat persaudaraan Nasional. Betapa tidak, seperti diurai pada poin 1. ke-Nusantara-an kita terwakili di Liga 1 dan Liga 2. Para pemainnya berasal dari daerah yang terserak dari Sabang sampai Merauke. Bahkan membaur. Di tim sepakbola pulau Jawa ada pemain Sumatra dan Papuanya. Di tim sepakbola Kalimantan ada pemain Papua dan Jawanya. Dst. Itulah masyarakat Indonesia, hidup bertetangga antar pulau antar propinsi, bahkan bergumul dalam banyak tim sepakbola.
3.
Mampu meningkatkan kesadaran masyarakat soal profesionalitas pemain bola. Karena semula sampai kadang semua terbakar emosi, disangkanya kompetisi sepakbola cuma urusan piala. Yang menang berarti daerahnya hebat tanpa batas. Padahal piala adalah bonus dari segala usaha yang serius.
Sedangkan yang terpenting ternyata, seluruh tim tetap bisa bertahan, baik di Liga 1 maupun di Liga 2. Artinya, tidak gulung tikar. Karena kalau sampai mundur dan bubar, pasti akan ada daerah yang rugi karena kehilangan wakilnya atau duta daerahnya.
Selain itu, sepakbola antar klub ternyata adalah tempat kerja bagi para pemain bola itu. Selama masih bermain di klub manapun, setiap pemain akan tetap eksis dan berpenghasilan dari bola. Promosi daerah jalan terus. Sponsor masuk terus.
4.
Ini yang ditinggu-tunggu. Puncak kesadaran bersama. Menambah greget dalam menunggu lahirnya tim nasional yang handal.
Bahkan bagi seluruh pemain klub yang tidak pernah gabung di tim nasional, meskipun dia populer, gak perlu kecil hati. Apa sebab? Sebab pergulatan mereka di klub dan di liga telah terbukti melahirkan perwakilan, para pemain terbaik, untuk tim nasional.
5.
Merasa bagian dari persepakbolaan dunia, bahkan masyarakat dunia.
Tidak cuma karena tim nasional kita biasa tampil di ajang-ajang internasional yang membuat kita merasa bagian dari masyarakat internasional. Tidak cuma karena itu.
Belajangan ini para pemain asing pilihan dari berbagai negara bergumul dalam kancah persepakbolaan Indonesia. Bahkan para wasit internasional. Itu realistis menunjukkan kira bagian persepakbolaan dunia, dan kita bagian dari masyarakat dunia.
6.
Memotivasi olahraga sepakbola kampung dan kompetisi-kompetisi lokal sebagai hiburan.
Bayangkan. Sepakbola adalah olahraga sederhana yang paling merakyat di kampung-kampung. Lapangannya pun bebas di mana saja.
Dengan.maraknya kompetisi Liga 1 dan Liga 2, banyak warga masyarakat yang ingin senang-senang main bola tiap sore atau tiap Sabtu-Minggu.
Bahkan guru-guru SD senang membimbing murid-muridnya main sepakbola di halaman sekolah. Mantap!
Selain sebagai olahraga untuk kesehatan dan refresing, aneka kompetisi hiburan pun biasa terselenggara, antar sekolah, antar kampung, antar klub, antar generasi muda, dll.
Semua semakin tahu, itu ajang yang menyenangkan. Menghibur. Kegiatan super positif. Bagi para pemain atau penonton. Sekali lagi, tidak cuma urusan piala.
7.
Kompetisi antar klub liga yang begitu memukau juga telah merangsang budaya NOBAR, nonton bareng. Ajang silaturahmi orang sekampung untuk mendukung tim kesayangannya. Ini juga hiburan spesial, selain datang menyesaki stadion dan nongkrong depan tv.
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com
Komentar
Posting Komentar