MENGGUGAT SYAIR WANGI RANTAI 1

Syair wangi adalah syair yang terinspirasi oleh Tuhan yang maha esa.  Semua karena Allah Swt. Disebut atau tidak namanya. Ia sudah tersebut. Sebab ia menjiwai. Menjadi ruh. Atau sebentuk syair  jalan pulang kepadanya. Sebab tak ada syair wangi tanpa sibgoh Allah.

Bahasanya bisa rumit,  bisa sangat sederhana. Bahkan bisa sebentuk bahasa doa dan bahasa percakapan sehari-hari, atau bahasa buku uraian,  atau mirip teks jurnalistik. Tak ada pantangan. Semua yang berkekuatan sastra.

Tentu,  kerancuan tidak akan pernah terjadi selama penulisnya menyebut atau telah melakukan kesengajaan,  menulis syair wangi. Bukan membuat jenis tulisan lain.

Sampai-sampai saya akan bersyukur kalau ada yang menyebut,  puisi saya jelek atau bahasanya buruk. Disebutlah seperti cuma ceramah yang menjenuhkan atau seperti menulis berita koran dan sebagainya. Sebab hal itu saya yakini hanya sebagai prasangka pada puisi dan pilihan bahasa yang tidak disukainya. Termasuk pada gaya bahasa yang dianggapnya terlalu kering. Tentu karena dia tidak mendalam memahami syair wangi.

Kalau saja dia maklum pada syair wangi. Merinding dan tumpah air matanya hanya karena kalimat,  batu itu tugasnya di situ. Atau pada kalimat,  tiba-tiba aku wajib mendengar suara-suara. Bahkan pada kalimat,  dia menengok ke kiri. Sebab rasa telinganya adalah kesaksian dan pernyataan yang besar.

Dia akan tercengang sekaligus akhirnya sangat menerima,  ketika ada koran atau buku memuat puisi semisal ini:

Allah
Allah
Allah
Allah
Allah
Allah
Allah

Di depan puisi ini dia pantang berucap,  "Melahirkan puisi itu mudah!"
----

Selanjutnya,  ini adalah Syair Wangi saya, dengan judul 99-Nya. Yang diterbitkan Cannadrama,  2009. Berantai dari nomor 1 hingga 33, tiap rantai dibuka dengan 3 asmaul husna, sehingga total 99, tetapi bisa dibaca terpisah permata rantai.  Kali ini saya hidangkan Syair Wangi,  99-Nya, rantai 1.

Sementara yang diberi tanda strip adalah permisalan kalimat yang menggugat. Ini sebenarnya pintu sederhana saja, yang sangat penting untuk mulai menyelam dalam.

Tentu ini berbeda dari puisi-puisi saya yang lain.  Ini khas. Meskipun Syair Wangi menginspirasi semua puisi saya.

---
Bagian pertama,  utuh:

1

Allah yang maha benar 
dan maha mulia 
mengutamakan dan mustahil 
menolak sholat Jumat 
berturut-turut di 40 mesjid agung al-Ihlas.

Apalagi disertai penyelamatan hidup 
40 tetangga di muka,  
belakang,  
kiri dan kanan.

Diterima pula doa anak cucu Adam 
dari hotel,  
restoran,  
vila,  
rumah tahanan,  
rumah sakit,  
balai pengobatan alternatif,  
juga cafe,  
sanggar senam,  
musik dan tari.

Diterima sholat duduk di atas angin,
berjalan di atas air,  
berdiri di atas batu,  
diam di dalam hutan,  
juga menyepi di tengah sawah. 
Sholat mutlak 24 jam penuh.

Ar-Rohman mengokohkan 
singgasana Raja Keadilan dan Kesejahteraan 
sebagai tebusan.

Ar-Rohim menyebut wangi 
adalah wanginya. 
Sehingga kilatan cahaya 
yang keluar dari air zamzam sekalipun
tidak disembah mustahilnya
karena khawatir menyesatkan
cahayanya. 
Mengganggu anakcucu 
dengan berita cahaya gaib 
dan cahaya alam.

Kecuali cahaya zamzam 
yang tumbuh 
dalam kemuliaan mukminin 
yang bertawakal.

Seperti tidaklah 
mencari-cari Lailatul Qodar itu 
dengan merasa melihat kilatan-kilatan 
di ufuk langit.

Tidaklah didatangi malaikat penolong namanya 
karena dilihatnya kilatan-kilatan 
di balik batu.

Penipuan-penipuan itu 
hanya bermuara pada pemurtadan, 
semisal menganggap sholat 
hanya sebuah pilihan,  
teori yang bisa ditinggalkan,  
lalu kemudian diganti 
dengan kemaksiatan 
yang dipersaksikan 
pada hak azasi manusia.

---

Bagian kedua,  diberi tanda strip:

1

Allah yang maha benar 
dan maha mulia 
mengutamakan dan mustahil 
menolak sholat Jumat 
berturut-turut di 40 mesjid agung al-Ihlas.

--- apa maksudnya?  40?

Apalagi disertai penyelamatan hidup 
40 tetangga di muka,  
belakang,  
kiri dan kanan.

--- penyelamatan yang bagaimana?  40 lagi?

Diterima pula doa anak cucu Adam 
dari hotel,  
restoran,  
vila,  
rumah tahanan,  
rumah sakit,  
balai pengobatan alternatif,  
juga cafe,  
sanggar senam,  
musik dan tari.

--- sudah tahu! Kering.

Diterima sholat duduk di atas angin,
berjalan di atas air,  
berdiri di atas batu,  
diam di dalam hutan,  
juga menyepi di tengah sawah. 
Sholat mutlak 24 jam penuh.

--- sholat duduk?

Ar-Rohman mengokohkan 
singgasana Raja Keadilan dan Kesejahteraan 
sebagai tebusan.

--- seperti bahasa kitab suci ya?

Ar-Rohim menyebut wangi 
adalah wanginya. 
Sehingga kilatan cahaya 
yang keluar dari air zamzam sekalipun
tidak disembah mustahilnya
karena khawatir menyesatkan
cahayanya. 
Mengganggu anakcucu 
dengan berita cahaya gaib 
dan cahaya alam.

--- seperti nasehat ke anak kecil.

Kecuali cahaya zamzam 
yang tumbuh 
dalam kemuliaan mukminin 
yang bertawakal.

--- lumayanlah ada majasnya,  cahaya zamzam.

Seperti tidaklah 
mencari-cari Lailatul Qodar itu 
dengan merasa melihat kilatan-kilatan 
di ufuk langit.

--- ya.

Tidaklah didatangi malaikat penolong namanya 
karena dilihatnya kilatan-kilatan 
di balik batu.

--- oo.

Penipuan-penipuan itu 
hanya bermuara pada pemurtadan, 
semisal menganggap sholat 
hanya sebuah pilihan,  
teori yang bisa ditinggalkan,  
lalu kemudian diganti 
dengan kemaksiatan 
yang dipersaksikan 
pada hak azasi manusia.

--- antara terlalu fanatik,  sok agamis,  dan perintah jangan maksiat.  Waduh-waduh!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com 
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG