ORASI RASA PILKADA

KETIKA DEMOKRASI

ketika kita
menemui kalimat Allah
dalam kemenangan demokrasi

Kemayoran, 27 06 2018
#puisipendekindonesia
------

Meskipun ada pihak yang membedakan antara pribadi seseorang dan kepenyairannya, dengan mengatakan, kepenyairan itu tidak selalu harus seumur hidup, tetapi menurut saya seseorang penyair itu akan mempertanggungjawabkan puisinya seumur hidup. Artinya, selama berargumentasi dia selalu berdiri pada posisi kepenyairannya. Mustahil tidak. Itu seumur hidup.

Ada juga yang berpendapat, seniman, penyair, budayawan hebat itu mesti netral. Di atas semua golongan dan partai. Sampai-sampai ada penyair yang ketakutan menyebut dirinya bagian dari partai tertentu, atau takut terbuka mendukung suatu partai atau koalisi partai tertentu. Ini jelas tidak sehat. Membodohi! Padahal terbuka saja. Mau ngedukung tokoh atau koalisi tertentu atau mau tidak kelihatan, itu sama bolehnya. Sama halalnya. Sama-sama konstitusional.

Bukankah yang penting, biarpun seseorang aktif di suatu partai atau golongan tertentu, atau mendukung suatu koalisi, dia tetap berparadigma humanis-universal, dan di negri ini mesti berparadigma kebangsaan Indonesia. Bercinta kasih pada semua.

Itu sebabnya saya pingin santai-santai saja bikin orasi model berikut ini:

ORASI RASA (PAKE SEMENTARA)

Tidak sia-sia jaga perasaan dalam prinsip dan semangat. Saya kan pendukung Jokowi Presiden Dua Periode. Maka untuk Jawa Barat harus puasa diam di media sosial soal Pilkada Jawa Barat. Meskipun saya memantau dan merasakan, Ridwan Kamil (RINDU) dan Dedi Mizwar (2D), yang bakal dapat dukungan suara terbanyak, versi saya selaku pendukung Jokowi.

Selamat untuk RINDU atas kemenangannya berdasarkan hitung cepat dan sesuai hasil survey di 6 lembaga survey. Dari berbagai debat di TV, RINDU memang lebh jelas, terarah, tenang, santun, dan mudah dipahami. Terdengar dan terlihat se Indonesia. Hatur nuhun Kang Emil.

Sukses untuk 2D juga. Meskipun kalah dalam quick qount. Salam sejahtera selalu. Terkhusus, salam cinta saya buat Kang Dedi Mulyadi. "Semoga kita masih bisa berkesenian bersama, Kang". Maafkan saya karena sangat vokal terhadap pendekatan budaya di Purwakarta, tetutama sejak tahun 2012.

Sebelum pencalonan dulu saya fikir Dedi Mulyadi akan satu kubu dengan PDIP Jawa Barat, ternyata meleset.

Salam cinta juga untuk dua pasangan lain di Jawa Barat yang kalah. Kita tentu tetap bersama membangun Jawa Barat tercinta. Bergotong-royong. Memimpin ataupun tidak.

Untuk Jawa Tengah, sikap saya jauh lebih terbuka karena saya mendukung Ganjar Pranowo dari jauh-jauh hari. Sambil senyum saya mau bilang, "Nitip Semarang, Kendal, Banyumas, dan semua daerah di Jawa Tengah. Bangun semuanya secara merata dengan cinta dan kesungguh-sungguhan. Jangan dibeda-bedain. Salam sejahtera. Matur nuwun sanget".

Untuk Jawa Timur saya agak kecewa karena Gus Iful-Puti Guntur Kalah. Tapi sejak semula saya melihat keduanya sama kuat. Layak memimpin Jawa Timur. Jadi saya mau ngucapin, "Selamat untuk Khofifah Indar Parawansa-Emil Dardak".

Untuk Pilkada serentak se Indonesia, kita tentu punya catatan para pemenang Pilkada, tetapi jauh lebih banyak yang kalah, karena pemenang cuma satu, sedangkan pasangan calon di tiap daerah bisa lebih dari dua. Untuk itu perlu jiwa besar menghadapi setiap ketetapan Allah Swt sebagai wujud kemenangan berdemokrasi ini. Sebab dalam bahasa tradisional, tak ada garis tangan yang salah. Ah, saya jadi teringat pada obrolan FB ketika Koordinator Lumbung Puisi RgBagus Warsono mengaku sedang guyon dengan tanda tangan para penyair Indonesia. Saya komentari, "Tapi kan malaikat gak pernah bohong. Sebab kata mereka, tanda tangan yang kita buat selalu 100% segaris persis dengan perjalanan hidup kita. Jadi malaikat meneropong hidup seseorang secara faktual. Termasuk secara hukum ruhaniah. Itulah tanda tangannya yang asli di atas meja".

Pilkada yang sukses, demokratis dan konstitusional adalah kemenangan kita bersama, kemenangan segenap bangsa, bukan kemenangan sekelompok orang. Salam cinta Indonesia!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

#Pilkada
#PilkadaSerentak
#PilkadaSerentak2018

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG