REKOMENDASI 312 (GERAKAN NASIONAL PENDUKUNG SEPAKBOLA INDONESIA-GNPSI)
BOLA LIAR
sejak kapan bola
liar di luar
lapangan bola?
Kemayoran, 02 08 2018
#puisipendekindonesia
-----
Ingat kisah 312 (3-12-2016)? Ya, tentu banyak yang ingat. Ketika itu Presiden Joko Widodo hadir di Stadiun Pakansari, Cibinong, Bogor pada momen semi final leg pertama Piala AFF. Dan yang lebih tepat disebut MOMEN ketika itu adalah, laga itu menjadi momen kebangkitan kesadaran CINTA TANAH AIR yang memanfaatkan peristiwa besar dan dramatik di tengah lapangan bola. Mampu meredam suasana yang tengah memanas. Warganet pun sibuk ngomen bhineka tunggal ika, Pancasila, NKRI, merah putih dll. Yang tidak pernah terjadi sejak Indonesia merdeka. Sampai saya menyebut, Jokowi presiden bola Indonesia! Karena mengerti sepakbola, sebagai olahraga, hobi, hiburan rakyat, prestasi, profesi, geliat ekonomi, dan sentrum strategis untuk ngaji nasionalisme. Semua bermula dari fokus mata kita pada supremasi Timnas sepanjang masa. Tidak peduli kalah ataau menang di lapangan. Sebab yang terpenting kedaulatan NKRI yang nomor satu dan wajib menang sebagai kebanggaan hidup sebuah bangsa.
Apalagi pada momen 312 itu situasi di Indonesia memang sedang diwarnai perbedaan-perbedaan pendapat dan sikap yang terus kian memanas. Belum lagi aksi terorisme masih menjadi pemberitaan yang memprihatinkan. Ini situasi khusus.
Itu sebabnya sangat masuk akal leg pertama semifinal vs Vietnam saat itu ditongkrongi orang nomor satu Indonesia. Sebab kehadirannya di stadiun bisa diamati serius oleh seluruh rakyat Indonesia, yang disebut-sebut memiliki banyak maksud positif. Padahal seorang mentri atau ketua cabang olahraga sekalipun biasanya hanya akan datang pada momen pembukaan atau puncak final saja.
Apakah masih ada yang menutup mata dari ini?
Momen sepakbola tim nasional melawan tim-tim asing adalah pusat perhatian nasional, bahkan internasional. Representasi kesukacitaan bangsa Indonesia seluruhnya, karena ada Merah Putih berkibar dan lagu Indonesia Raya dikumandangkan di situ. Melalui even itu, wacana Pancasila, bhineka tunggal ika dan kenusantaraan kita pun mudah disorot dunia.
Di media sosial pun kita mulai mengenal istilah, Semangat 312 (Aksi Bela Timnas Jilid 1). Maksudnya berkesadaran dan bersaksi, ada nasionalisme yang terus bergelora, tidak akan pernah padam, dari lapangan bola. Dari tim nasional. Dari even-even internasional. Meskipun sambil terus prihatin pada prestasi tim nasional senior. Karena itu yang sesungguhnya paling ditunggu. Suatu hal yang wajar.
Kalau sebagai pengingat dan penggembira Spirit 312, saya ditanya soal rekomendasi apa yang akan diberikan oleh Spirit 312 (Gerakan Nasional Pendukung Sepakbola Indonesia-GNPSI), untuk syukuran dan pesta Agustusan, dan juga untuk Jelang Pilpres 2019, maka saya ajukan,
"Bangsa Indonesia yang nasionalis relijius, nasionalis beragama, mesti bersatu padu:
1. Menjaga dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila
2. Melestarikan semangat Bhineka Tunggal Ika
3. Memahami jiwaraga Indonesia Raya
4. Menggelorakan semangat Merah Putih, yang berani karena benar dalam kesucian, serta
5. Membela NKRI!
Maka saya (kita) setuju dan mendukung Semarak Zikir dan Doa di depan Istana Presiden yang dihadiri oleh Presiden Jokowi di awal Agustus ini. Sangat inspiratif. Wujud rasa syukur sebuah bangsa yang besar. Sekaligus membangun kesejukan di tahun politik.
Selanjutnya kita akan menengok perseteruan Vietnam-Indonesia yang telah disebut-sebut oleh pengamat dan pencinta timnas Indonesia sebagai momen awal kebangkitan di even AFF Cup U-16 kali ini. Sebab pada dua laga sebelumnya melawan Philipina dan Myanmar meskipun menang, tetapi masih jauh untuk disebut sebagai momen kebangkitan. Dan semakin seru lagi, momen kebangkitan laga ke tiga kali ini jatuh pada awal Aguatus, awal Bulan Kemerdekaan Indonesia.
Jika dikait-kaitkan dengan semangat 312 itu, laga ini seperti ulangan Indonesia vs Vietnam. Bedanya saat itu bukan katagori U-16. Dan pada saat itu kita menyaksiksn laga semi final, sedangkan ini laga penyisihan grup A.
Oke. Sebagai tuan rumah yang pingin menang. Secara proses, ingin menggenapkan kemenangan ke tiga di grup A, setelah sebelumnya menang atas Philipina dan Myanmar. Secara semangat, ingin jadi yang terbaik di depan tim Vietnam yang diunggulkan. Dan secara kompetisi ingin jadi juara grup atau lolos ke putaran selanjutnya di Piala AFF U-16. Itu semua adalah hal wajar. Tetapi akankah terwujud? Ini persoalannya. Maka laga ini pasti menjadi laga krusial bagi para pencinta sepakbola Indonesia.
Begini drama Vietnam vs Indonesia, Kamis, 02 08 2018 kali ini. Padahal menit ke dua, Indonesia hampir membuat gol ketika Kapten David Maulana dijegal lawan dan melahirkan tendangan bebas. Sayangnya tendangan lurus keras dari jarak jauh itu dapat dibelokkan oleh ujung jari kiper. Tetapi setelah itu Vietnam malah berhasil melakukan serangan balik dan mencetak gol pada menit ke 6, 1-0. Tmnas Indonesia tertinggal.
Sutan Ziko menit ke 27 berhasil melakukan tendangan bebas on target dari luar kotak finalti. Sayang, lagi-lagi bola berhasil ditepis kiper Vietnam ke luar lapangan. Ini menunjukkan serangan agresif timnas U-16.
Dan strategi 'ketepatan di atas kebetulan' pun terjadi di menit 28. Pelatih Fahri Husaini merasa sangat perlu memasukkan pemain pengganti, Muhammad Supriadi. Dan apa yang terjadi? Dia bermain eksplosif sehingga mampu merangsek ke dalam kotak finalti, berhadapan langsung dengan penjaga gawang, dan menyamakan skor, 1-1. Mantap gilaaaaa!
Partai ke tiga babak pertama pun berakhir imbang 1-1. Okelah kalau begitu, Indonesiaku. Merdeka! Merdeka! Merdeka! Ini laga internasional Timnas kita di awal Agustus, 2018. Bulan kemerdekaan. Kita harus merasakan aura keindonesiaan kita. Ini momen besar.
Kedudukan imbang di babak pertama ini bisa kita bungkus rapi sebagai pesta sementara di awal Agustus kita. Setidaknya 'imbang sementara' bukanlah kekalahan buat Indonesia.
Menit ke 44, kapten David Maulana dijegal di dalam kotak finalti. Tak ayal lagi wasitpun menunjuk titik putih. Tendangan finalti pun diambil dengan perkasa oleh Bagus Kahfi nomor 20. Dan gooooooool. 1-2 untuk timnas Indonesia. Lagi-lagi, Indonesia berhasil mencetak gol dari strategi pemain pengganti.
Indonesiapun patut berbangga ketika menit 59 duet beesaudara, Bagas dan Bagus bekerjasama sangat cantik, memberi asis dan mencetak gol dari dalam kotak finalti. Luarbiasa. 1-3. Lagi-lagi ini keunggulan dari strategi pemain pengganti.
Sayang laga yang sangat seru ini sempat ternodai kartu merah untuk dua pemain sekaligus, dari Indonesia dan Vietnam, di menit 86. Tentu sangat disayangkan kedua tim main dengan 10 pemain. Tetapi untungnya bola sportif tetap terus bergulir.
Drama perseteruan belum berakhir. Menit 72 Vietnam dapat hadiah tendangan finalti. Bikin ketegangan semakin memuncak karena jarak skor semakn tipis, 2-3. Tentu Timnas Garuda
trus mendulang doa-doa dari seluruh penjuru negri agar main sportif, main terbaik, berstrategi jitu, dan mampu mempertahankan keunggulan sementara.
Mestinya kita sudah unggul 2-3 kalo menit-menit yang berjalan itu berakhir di penghujung waktu normal. Tapi timnas masih harus menghadapi 4 menit waktu tambahan. Waktu yang bakal terasa lama. Inilah keseruan sepakbola. Selalu ada saja momen begitu dalam sebuah kompetisi. Dan ...... alhamdulillah dua menit menjelang waktu berakhir giliran Andre Oktaviansyah yang melesakkan gol pamungkas, 2-4. Mantap gilaaaaaaaaaa!
Pertandingan pun usai. Laga krusial ini memang sejak awal disebut-sebut oleh para pengamat dan suporter timnas sebagai titik awal kemenangan yang sangat diharapkan, ya baru titik awal. Sebab pada dua laga pertama, meskipun menang masih terlalu jauh disebut sebagai awal kebangkitan yang meyakinkan.
Semoga kemenangan laga ini benar-benar menjadi awal yang sempurna! Meskipun tanpa harus menunggu, kemenangan di tiga laga ini sudah menjadi hiburan sempurna di awal Agustus yang tak terbantahkan. Hiburan untuk semarakbulan kemerdekaan RI.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Salam Spirit 312!
Berkumandanglah terus Indonesia Raya!
Berkibarlah merah putih selamanya!
Hidup Pancasila!
Hidup bhineka tunggal ika!
Jayalah NKRI!
----
Biar lengkap, selanjutnya yuk kita tengok dua catatan singkat saya di media sosial facebook untuk dua laga sebelumnya sbb.:
1
INDONESIA PESTA GOL
Asyik nonton Timnas U-16 Piala AFF di Indosiar. Masuk babak kedua vs Philipina, menit 50 sudah, 4-0.
Timnas Indonesia yang diasuh Fahri Husaini tergabung di grup A bersama Philipina, Vietnam, Myanmar, Kamboja dan Timur Leste.
Bertindak sebagai kapten vs Philipina, David Maulana. Sampai menit 70 skor, 7-0 untuk keunggulan Timnas Indonesia.
Dan pada peluit akhir injury time babak kedua, laga pun berakhir dengan score 8-0 untuk kemenangan Indonesia. Selamat! Selamat! Selamat!
2
PIALA AFF U-16 2018
MYANMAR vs INDONESIA
Piala AFF U-16 2018. Selasa, 31 07 2018. Laga kedua buat Timnas Indonesia. Menit ke tujuh, 0-1. Gol dicetak oleh Bagus Kahfi.
Menit ke duapuluhlima skor 0-2. Bagus Kahfi kembali bisa bikin gol jitu. Padahal sebelumnya dua kali tendangan pemain Myanmar membentur tiang gawang, bikin degdegan suporter Merah Putih.
Dalam laga kali ini, babak pertama Indonesia main sangat bagus. Myanmar main ngotot. Ernando Ari Sutaryadi bertindak sebagai kiper Timnas U-16 yang super sibuk karena harus menghadapi gempuran lawan yang bertubi-tubi.
Menit 71 Ernando yamg sudah berhasil menangkap bola dianggap melakukan pelanggaran, menyikut pemain Myanmar, akibatnya diganjar kartu kuning dan tendangan finalti. Myanmar pun mampu memperkecil kedudukan, 1-2. Tentu bikin susana tambah tegang lagi.
Untungnya, skor 1-2 bertahan sampai peluit terakhir. Selamat! Selamat! Selamat!
#PialaAFF
#pialaAff2018
#PialaAFF_U16
#AffCup2018
#Indosiar
#GNPSIndonesia
#GNPSI_312
Komentar
Posting Komentar