MEDALI ULANG TAHUN
JURUS KE 13
dalam silat
jurus ke tigabelas
jurus emas
Kemayoran, Musim Asian Gsmes, 27082018
#puisipendekindonesia
-----
Pagi Minggu ini, 2 Seprember 2018, setelah berkeliling Kemayoran-Jakarta Pusat naik sepeda, saya nulis status singkat dan sedikit aneh. Saya berlagak sok pede ngasih laporan. Tapi entah kepada siapa. Tapi ini sangat-sangat beralasan kalau saya urai.
Inilah status saya di akun media sosial facebook itu:
"Lapor.
Hari ini saya ulang tahun. 2 September. Biasanya orang bilang, Penyair dan Penyiar Virgo. Dan tahukah anda kebahagiaan saya hari ini? Salahsatunya saya telah mendapatkan hadiah spesial, 31 medali emas, 24 perak, dan 43 perunggu dalam penutupan Asian Games 2018 di hari Minggu ini. Yang menempatkan Indonesia di peringkat 4 perolehan medali (di bawah Cina, Jepang dan Korea). Subhanallah. Benar-benar sejarah besar.
Laporan selesai".
Ok. Begini uraian singkat saya. Ini serius. Pertama, dari dulu tuh saya kadang rada-rada gak enak kalau masuk momen September meskipun itu bulan ulang tahun saya. Sebab biasanya September di Indonesia itu identik dengan peristiwa G-30-S PKI. Istilahnya, 'ingat September ingat 30 September'. Padahal berulang tahun di bulan September, saya tidak sedang merayakan PKI. Saya justru sedang menghayati nilai-nilai suritauladan dari Maulid Nabi Besar SAW. Dan saya fikir akan selalu begitu buat seluruh muslim di muka bumi.
Untungnya saya punya dua lagu bagus yang populer dan menghibur, yaitu lagu September Ceria dari Vina Panduwinata dan lagu Virgo dari Ade Manuhutu. Itu lumayan menghibur. Coba putar kaset, CD, mp3, atau klik Youtube. Masabodoh di hari ini akan ada yang menyebutnya lagu jadul. Sebab di negara-negara yang maju apresiasi seninya, mereka pantang menyebut 'jadul', pantang sesuka hati melempar ke belakang sejarah proses kreatif negrinya. Selalu diterawang di depan dengan kalimat, "Kami (yang) telah memulai".
Saya bangga dengan September (dengan Virgo-nya), sebab ini lekat dengan prinsip, cara baca bulan dan bintang bagi segenap manusia di muka bumi. Begini. Apalah artinya September bagi orang-orang jahat, bagi penyakit masyarakat yang bikin kecelakaan sosial? Tapi betapa berartinya September bagi orang-orang baik? Tetapi karena teori dan prinsip seputar ini bersifat universal, maka di mana letak salahnya kalau kita menganggap seluruh manusia di muka bumi ini yang soleh-solehah adalah manusia-manusia September, manusia-manusia virgo, tanpa kecuali?
Itu maksud saya. Kebanggaan dan pembelaan terhadap Manusia September, Insan Virgo adalah kebanggaan dan pembelaan kepada seluruh manusia. Selalu begitu. Mencoba hidup di batas normal. Sebab spesial itu cuma milik ciri khas. Pun begitu empatik saya ketika orang bicara hebatnya Libra, Cancer, Leo, Gemini atau bintang Sagitarius. Saya merasa bersyukur sebagai mereka. Dengan begitu saya selalu menikmati ramalan bintang yang positif, yang tidak asal-asalan.
Bolehlah disebut, tulisan ini adalah titimangsa zodiak juga.
Berkaitan dengan tulisan status saya itu, saya sekaligus bermaksud membuat pernyataaan, berproklamasi, "Dengan ini kami bangsa Indonesia sedang berulang tahun (memakai 2 September tanggal kelahiran saya), dan merasa bangga dapat hadiah ulang tahun yang spektakuler, 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu". Apalagi momen besar Asian Games Jakarta-Palembang 2018 dibuka pada bulan kemerdekaan, tanggal 18 Agustus, sehari setelah peringatan detik-detik proklamasi Indonesia, maka semakin tepat kalau disebut seluruh medali dari para atlet berprestasi itu adalah hadiah ulang tahun buat NKRI. Sungguh luarbiasa! Sempurna!
Saya pun bangga (di ulang tahun kita ini) di acara penutupan Asian Games di Gelora Bung Karno Jakarta ada tiga kisah bendera. Pertama, merah putih yang dikibarkan di angkasa dengan sentausa. Kedua, bendera Asian Games yang dikerek turun dan diserahterimakan. Dan ketiga pengibaran bendera Cina yang perkasa di langit Nusantara. Menguatkan pesan, Energy of Asia itu.
Dan jangan lupa. Di ulang tahun kita, gegap gempita prestasi itu juga diselingi kisah duka gempa di NTB. Maka buat saya, pilihan Presiden Jokowi untuk nonton bareng penutupan Asian Games di tengah masyarakat NTB adalah strategi jitu. Bernilai pemantauan penangganan korban gempa di sana secara langsung sekaligus membangkitkan spirit nasionalisme melalui momen penutupan Asian Games di Jakarta. Subhanallah. Itu juga hadiah ulang tahun bagi 55.000 penonton di GBK, seluruh mata rakyat di Indonesia, dan terutama buat masyarakat NTB. Juga buat saya, Manusia September, Manusia Virgonesia.
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
cannadrama@gmail.com
#AsianGames
#AsianGames2018
Komentar
Posting Komentar