TIMNAS JUARA, INDONESIA SEPERTI LAHIR KEMBALI

TARIAN KELAHIRAN 

sebuah gong besar
disunggi berpuluh laki-laki
disambut tarian para wanita
menguasai tujuh penjuru
tujuh kilau cahaya
tujuh rupa bunga
lalu memusar di tengah peradaban

ombak berdebur
bumi berguncang
langit senja merendah menemui umurnya
kalimat-kalimat datang

dalam seketika angin landai
gong berbunyi membungkam
menggetarkan
dan tangis bayi pun memecah bumi

diarak dalam gendongan
berpindah dari satu gendongan
menuju gendongan lainnya
sebab seorang bayi telah lahir dari semua
anak raja

lalu dalam satu bait nyanyian
para ibu telah menggendong anak-anaknya
kepada langit diucapkannya,
"Dari keagungan kelahiran ini datang
kepada keagungan ia akan kembali"

Kemayoran, 17 02 2019
Dari Antologi TAGAR - Tarian Gapura
------

Ini laga penting, meskipun bukan target utama. Final AFF-Cup U-22 di Kamboja, 2019. Pasti menyatukan fokus mata kita, bangga sebagai Indonesia.

Pertandingan dibuka dengan percaya diri penuh pasukan merah putih. 10 menit pertama sanggup menguasai bahkan sedikit mengurung Thailand. 

Menit 2 operan Witan Sulaeman tidak bisa dimanfaatkan Marinus Wanewar di dalam kotak finalti. Ini bukti tusukan-tusukan awal timnas. Menit 4 operan witan kembali tidak bisa dimanfaatkan Marinus dan Osvaldo Haay.

Menit 17 Thailand mendapat tendangan bebas di luar kotak finalti pertama, untung tidak masuk karena digagalkan oleh Nur Hidayat. Tetapi momen ini membuat Thailand semakin berani menusuk jantung pertahanan Indonesia. Pertempuran dua kubu sedikit seimbang di daerah tengah lapangan. Terbukti menit 20 langsung terjadi tendangan penjuru untuk Thailand. Beruntung samasekali tidak membahayakan.

Menit 26 Marco Balini pemain jangkung Thailand asal Itali bikin tendangan penjuru untuk Insonesia. Sayang tidak membuahkan peluang, tetapi mampu menghasilkan tendangan penjuru kedua yang ditendang oleh Zola. Kali ini Balini yang mengamankan gawang timnya.

Menit 33 Wiitan gagal memanfaatkan momen emasnya, karena tendangannya di dalam kotak finalti terlampau lemah.

Menit 39 Witan kembali punya peluang. Dia hampir bikin gol jarak jauh. Sayang tendangannya juga masih terlalu lemah dan mudah dijangkau kiper Thailand.

Hingga peluit babak pertama berakhir kedudukan masih 0-0.

Kita berharap semoga aksi Timnas ini terus bisa menyatukan spirit keIndonesiaan kita. Kita terus bangga dengan Pancasila dan Merah Putih. Mengapa? Sebab kalah menang Timnas tetap harum dan gagah di dunia internasional. Tidak bermasalah. Bahkan menunjukkan data pemain yang selalu mewakili seluruh pulau di Indonesia. Juga mewakili klub-klub Liga dari berbagai daerah. Mereka bersatu demi satu supremasi, Indonesia.

Permainan babak kedua berjalan lebih cepat dan keras. Menit 54 Marinus membuang peluang, tendangannya melayang jauh. Selang semenit, menit 55 Thailand justru punya peluang. Untung tendangan pemainnya bisa ditepis oleh kiper Awan seto.

Tak lama setelah itu Thailand mampu memanfaatkan tendangan bebas dari luar kotak finalti yang disambut tendangan kapten timnya. Gol, 1-0 untuk keunggulan Thailand. Sungguh gol yang sangat mengagetkan dan menyesakkan Indonesia yang sesungguhnya menguasai permainan sejak awal. Tetapi selang semenit berikutnya langsung dibalas 1-1 lewat gol Sani Riski yang terlebih dulu bolanya membentur tubuh jangkung Balini.

Menit 63 giliran Osvaldo Haay menerapkan strategi meneruskan tendangan bebas Lutfi Kamal 2-1 untuk Tim Garuda Muda. Sundulan kepalanya dari posisi sulit justru tajam menghunjam ke gawang Thailand.

Sebuah cobaan besar sempat terjadi pada menit 88. Kapten tim Bagas Adi terkena kartu merah sehingga Timnas harus rugi besar karena bermain dengan  10 pemain. Apalagi menit 81 Syarahil digotong keluar lapangan. Tentu bikin degdegan luar biasa para suporter Indonesia.

Sisa 2,5 menit lagi. Indonesia masih unggul 2-1, tetapi Thailand main sangat trenginas.

Namun akhirnya dengan tangkapan istimewa Awan Seto, peluit wasit menentukan INDONESIA MERDEKA juara piala AFF U-22 tahun 2019. Kemenangan membanggakan di Phnompen, Kamboja. Menumbangkan tim kuat ASIA TENGGARA, Thailand di luar negri, bukan di kandang sendiri. Selamat. Selamat. Selamat Ini prestasi gemilang di awal tahun 2019.

Kelahiran para bintang, putra terbaik bangsa ini terasa sekali sebagai kelahiran semangat pantang menyerah yang terus dan terus. Meskipun baru di Asia Tenggara, dan inipun disebut-sebut bukan target utama dalam agenda FIFA.

Subhanallah. Jayalah NKRI.

Kemayoran, 26 02 2019
Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG