KENANGAN WAYANG?

DEPAN WAYANG TVRI

Kalo lagi nonton wayang kulit, seperti malam ini depan TVRI. Saya pasti teringat almarhum bapak yang sangat suka wayang. Yang lahir di Bogor, tetapi karena berasal dari keluarga besar Wong Jowo (Banyumas), setelah 'pensiun' dari perkebunan berumah dan meninggal di Sukorejo, Kendal. Maklum, dulunya lama jadi mandor besar perkebunan kopi Curug Sewu. Kedua, saya pasti terkenang pengalaman sejak kecil depan tontonan wayang, baik langsung atau depan TV. Kadang saya sangat serius pada jalan ceritanya, kadang lebih fokus pada cara dalang memainkan wayang hingga membuat simbul-simbul melalui piihan gerakan dan penggambaran, tapi kalau sedang sedikit terkantuk-kantuk suara dalang, gamelan dan sinden seperti romantisme langit paling menentramkan. Subhanallah. Apalagi sejak kelas 4 SD bapak saya kalau malam-malam suka ngajak mendengarkan siaran wayang kulit dari radio, RRI Jakarta.

Kalau wayang golek Sunda, sejak SMP saya biasa dengar dari radio swasta lokal. Selain pertunjukkan langsung di tengah masyarakat dan siaran TVRI. Suka saya tiru-tiru, meskipun campuran, memakai bahasa Indonesia dan Sunda. Wayangnyapun model wayang kulit yang saya buat dari kertas karton tebal. Ajaran Babeh. Rasanya jadi pas mantap, 'edan' dan seru. Yang penting bukan gila dan saru.

Kemayoran, 25 Juni 2019
Status Facebook

#WayangKulit
#WayangIndonesia
#WayangTVRI
#TVRI

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG