DINDING PUISI 176

Ok. Saya awali dengan jawaban saya yang sudah saya pertahankan bertahun-tahun atas pertanyaan, "Apa puisi pendek Indonesia itu?" Yang jelas jawabannya gak slenge'an, "Itu nama satu grup Facebook yang dimotori Gilang Teguh Pambudi dkk selain grup Dinding Puisi Indonesia".

Puisi pendek Indonesia adalah puisi pendek berbahasa Indonesia, bukan terjemahan dari bahasa asing ---termasuk di dalamnya yang lazim disebut puisi singkat--- yang bisa dibaca cepat dalam setarik nafas dalam cara baca yang normal. Cara baca yang normal yang dimaksud adalah pembacaan yang sempurna intonasinya sehingga dimengerti dengan jelas maksudnya.

Tentu setarik nafas yang kita maksud, sesuai dengan tarikan nafas manusia pada umumnya saat membaca cepat. Tidak seperti pada aktor teater yang mahir atau penyiar radio handal yang sudah berlatih intensif, teknis baca cepat untuk olah reflek dalam pengucapan dan untuk menghindari salah ucap. 

Kalau dilihat dari jumlah baris atau lariknya, puisi pendek boleh mencapai lebih dari 20 baris, terurama jika tersusun dari 1-2 kata tiap barisnya. Sehingga sering saya ingatkan, pantia lomba cipta puisi semestinya membuat ketegasan, apakah akan menentukan jumlah baris maksimalnya atau tidak? Saya sendiri pernah melakukan pembatasan untuk suatu penerbitan buku puisi. Dalam antologi puisi JALAK (Jakarta Dalam Karung) saya menulis puisi-puisi pendek yang seluruh barisnya berjumlah 12 baris. 

Di dunia siaran #radio memasuki tahun 2000-an, kita juga mengenal puisi-puisi pendek yang dikirim melalui vasilitas SMS di handphone.

Puisi pendek Indonesia terinspirasi oleh beberapa hal, di antaranya:
1. Sastra lisan Nusantara di masa silam yang serba pendek
2. Sastra tulis Nusantara di masa silam yang serba pendek
3. Kebutuhan berekspresi untuk melahirkan puisi pendek Indonesia terbaru
4. Sebuah pilihan untuk menyampaikan pesan secara singkat kepada pembaca atau pendengar meskipun dalam bahasa puisi yang dalam dan multi interpretssi.

Pada tulisan kali ini saya sertakan satu puisi 12 baris dari buku antologi puisi JALAK berjudul, INI BAB AIR MATA:

INI BAB AIR MATA 

pada sebuah buku tebal
yang diamnya selalu gunung 
hijau, biru dan merah 
pada bab-bab panjang
yang menyisir jemari padi
dalam tari-tari tradisi 
ia mencari-cari keharuan 
bagian yang sudah dibukanya
sudah dibacanya berulang kali
tapi tak ada wujudnya 
seperti gaib 
bersama bab yang tak ada

Kemayoran, 13102018
------ 

Adapun teknis pembacaan puisi pendek di atas panggung bisa dilakukan selayaknya baca puisi pada umumnya meskipun dalam durasi singkat, bisa juga diselarasksn dengan olah tubuh atau gerak teaterikal sehingga memakan waktu yang lebih panjang. Tetapi selain itu masih bisa dilakukan dengan membaca beberapa puisi pendek sekaligus. Jeda antara satu puisi ke puisi lain bisa diselingi basa-basi, guyon, interpretasi, kata pengantar, ulasan singkat, atau sisipan lain. 

Majulah selalu puisi pendek Indonesia!

Gilang Teguh Pambudi
Cannadrama.blogspot.com
Cannadrama@gmail.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

TEU HONCEWANG

TONGKAT WALI

Chairil, Sabung Ayam, dan Generasi Berlagak ABG